KAMI Bantah Usir Kelompok Tandingan di Gedung Sate, Ini Penjelasannya
Rabu, 09 September 2020 - 18:49 WIB
Dia menduga, kelompok tandingan yang lari tunggang langgang itu ketakutan karena ada seorang pemuda yang mengaku mahasiswa tertangkap tangan dan mengakui bahwa dirinya dibayar untuk hadir dalam aksi menolak Deklarasi KAMI Jabar saat itu.
"Jadi, bukan diusir, mereka itu sepertinya ketakutan karena sebelumnya ada ribut-ribut bahwa ada penyusup yang tertangkap. Mereka kan berkomplot, lalu ada orasi, dan menyelinap lah penyusup sampai ribut-ribut si anu tertangkap," paparnya.
Sugeng juga membenarkan soal menyebarnya video seorang pemuda yang mengaku mahasiswa dan menerima uang Rp100.000 untuk mengikuti aksi menolak Deklarasi KAMI Jabar. "Jadi video itu betul, memang benar di Gedung Sate," tegasnya.
Lebih lanjut Sugeng menyesalkan gagalnya pelaksanaan Deklarasi KAMI yang sebelumnya telah direncanakan digelar di Balai Sartika dan Hotel Grand Pasundan hingga deklarasi akhirnya digelar di sebuah rumah di kawasan Pasteur, Kota Bandung. "Intinya kami dipersulit oleh aparat hingga akhirnya deklarasi terpaksa digelar di rumah di kawasan Pasteur," tandasnya.
Sementara itu, Aliansi Mahasiswa Kota Bandung untuk NKRI menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (9/9/2020). Mereka menilai, aksi moral yang diduga diwarnai insiden pengerusakan, bahkan pemukulan oleh oknum aktivis KAMI terhadap ICC dan AMP saat itu mencederai demokrasi dan kebebasan berpendapat di muka umum yang dilindungi oleh undang-undang.
"Seharusnya, sebagai sesama elemen bangsa, terlebih telah mengklaim sebagai gerakan moral yang santun, elemen KAMI dapat menjaga marwah tokoh-tokohnya dengan dapat menghargai perbedaan dan terlebih tidak melakukan tindakan anarkis," tegas koordinator aksi, Budi Antono.
Sekjen Ikatan Mahasiswa Angkatan Muda Siliwangi (IMA AMS) itu juga mengutuk tindakan kekerasan, pemukulan, pengerusakan, hinaan, cacian, makian, bullying, persekusi, dan tindakan anarkisme lain yang dilakukan oleh siapapun, termasuk oleh elemen KAMI Jabar. "Kami juga mendesak Polrestabes Bandung dan Polda Jabar memproses hukum pelaku pelaku kekerasan terhadap elemen mahasiswa oleh oknum massa KAMI Jabar," katanya.
(shf)
tulis komentar anda