Kasus COVID-19 Melonjak di Jabar, Hampir Separuh Ruang Isolasi Penuh
Kamis, 03 September 2020 - 17:07 WIB
Dia menjelaskan, sebuah wilayah dikategorikan terkendali manakala jumlah kawasan risiko rendah dan sedang lebih banyak dibandingkan yang berisiko tinggi. Sebaliknya, disebut tidak terkendali jika kawasan berisiko tinggi atau zona merah menjadi mayoritas di seluruh wilayah. "Namun kan mayoritas (Jabar) kan hampir 80 persen zona rendah dan sedang. Artinya, saya boleh mengklaim relatif terkendali," katanya.
Lebih lanjut Kang Emil mengatakan, pihaknya pun terus berupaya menekan potensi penularan COVID-19 dengan terus melaksanakan tes COVID-19 secara masif di seluruh kabupaten/kota di Jabar.
Bahkan, dia mengaku bersyukur karena pelaksanaan pengetesan mengalami kemajuan. Pekan lalu, jumlah tes COVID-19 dengan metode polymerase chain reaction (PCR) sudah mencapai 223.000 tes dari target yang ditetapkan WHO, yakni 1% dari total populasi Jabar atau sekitar 500.000 orang.
"Nah, Minggu ini yang sudah dilaporkan, tapi belum ter-update secara online pecah rekor kita di 54.000 per minggu ya," katanya.
Dengan 54.000 tes per minggu, Kang Emil yakin, pihaknya hanya membutuhkan waktu sekitar lima pekan untuk mengejar target WHO tersebut. Oleh karena itu, telah diinstruksikan agar kabupaten/kota di Jabar meningkatkan kapasitas tes, agar target WHO dapat segera tercapai.
Kang Emil pun berencana berkunjung ke Kabupaten Bekasi, Jumat (4/9/2020) besok untuk memetakan pola pencegahan penularan COVID-19, khususnya di kawasan industri. Menurutnya, pola pencegahan itu penting dirumuskan karena berdasarkan hasil investigasi di lapangan, penerapan protokol pencegahan COVID-19 di kawasan industri sangat ketat.
"Maka saya akan mengonfirmasi, jangan-jangan di tempat bermukimnya, sepulang dari kerja yang memang kontrolnya ada di lingkungan perumahan yang tidak seketat di tempat kerjanya. Itu yang akan menjadi atensi kita," tegasnya.
Kang Emil juga mengatakan bahwa pihaknya tetap fokus menangani COVID-19 di kawasan Bogor, Depok, dan Bekasi (Bodebek) menyusul masih tingginya kasus penularan COVID-19 di kawasan tersebut. Salah satu upayanya, yakni memperpanjang penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) proporsional Bodebek.
"Zona merah (di Bodebek) bertambah, tidak hanya di Kota Bogor, tapi juga Kota Bekasi, Kota Depok dan Kabupaten Bekasi. Jadi, dari Bodebek hanya Kabupaten Bogor yang tidak zona merah. Mudah-mudahan seperti halnya Minggu lalu, dengan koordinasi yang baik, kita bisa kembalikan ke risiko sedang dan rendah," katanya.
Lebih lanjut Kang Emil mengatakan, pihaknya pun terus berupaya menekan potensi penularan COVID-19 dengan terus melaksanakan tes COVID-19 secara masif di seluruh kabupaten/kota di Jabar.
Bahkan, dia mengaku bersyukur karena pelaksanaan pengetesan mengalami kemajuan. Pekan lalu, jumlah tes COVID-19 dengan metode polymerase chain reaction (PCR) sudah mencapai 223.000 tes dari target yang ditetapkan WHO, yakni 1% dari total populasi Jabar atau sekitar 500.000 orang.
"Nah, Minggu ini yang sudah dilaporkan, tapi belum ter-update secara online pecah rekor kita di 54.000 per minggu ya," katanya.
Dengan 54.000 tes per minggu, Kang Emil yakin, pihaknya hanya membutuhkan waktu sekitar lima pekan untuk mengejar target WHO tersebut. Oleh karena itu, telah diinstruksikan agar kabupaten/kota di Jabar meningkatkan kapasitas tes, agar target WHO dapat segera tercapai.
Kang Emil pun berencana berkunjung ke Kabupaten Bekasi, Jumat (4/9/2020) besok untuk memetakan pola pencegahan penularan COVID-19, khususnya di kawasan industri. Menurutnya, pola pencegahan itu penting dirumuskan karena berdasarkan hasil investigasi di lapangan, penerapan protokol pencegahan COVID-19 di kawasan industri sangat ketat.
"Maka saya akan mengonfirmasi, jangan-jangan di tempat bermukimnya, sepulang dari kerja yang memang kontrolnya ada di lingkungan perumahan yang tidak seketat di tempat kerjanya. Itu yang akan menjadi atensi kita," tegasnya.
Kang Emil juga mengatakan bahwa pihaknya tetap fokus menangani COVID-19 di kawasan Bogor, Depok, dan Bekasi (Bodebek) menyusul masih tingginya kasus penularan COVID-19 di kawasan tersebut. Salah satu upayanya, yakni memperpanjang penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) proporsional Bodebek.
"Zona merah (di Bodebek) bertambah, tidak hanya di Kota Bogor, tapi juga Kota Bekasi, Kota Depok dan Kabupaten Bekasi. Jadi, dari Bodebek hanya Kabupaten Bogor yang tidak zona merah. Mudah-mudahan seperti halnya Minggu lalu, dengan koordinasi yang baik, kita bisa kembalikan ke risiko sedang dan rendah," katanya.
(shf)
tulis komentar anda