Keren! Pembagian Pasukan Militer Pangeran Diponegoro Mencontoh Kerajaan Turki Ustmani

Rabu, 12 Februari 2025 - 08:56 WIB
Ribuan orang berhasil dihimpun Pangeran Diponegoro untuk masuk ke pasukannya. Pasukan tersebut dikader khusus untuk mengerahkan serangan militer kepada Belanda dan beberapa daerah di Pulau Jawa yang memihak kompeni. Foto: Ist
RIBUAN orang berhasil dihimpun Pangeran Diponegoro untuk masuk ke pasukannya. Pasukan tersebut dikader khusus untuk mengerahkan serangan militer kepada Belanda dan beberapa daerah di Pulau Jawa yang memihak kompeni.

Total 1.000 prajurit yang terkumpul awal. Jumlah itu terbagi menjadi tujuh kelompok dengan masing-masing beranggotakan 150 orang yang sebagian besar sudah bersenjata api. Jumlah itu masih terus bertambah karena merupakan awal dari pengumpulan pasukan di markas Selarong.



Strategi pun sudah dirancang Pangeran Diponegoro dan petinggi pasukan. Tapi, pada perkembangannya Pangeran Diponegoro mengubah susunan daerah perang setelah memperbaiki struktur organisasi militernya dalam bentuk korps yang meniru organisasi tentara kerajaan Turki Ustmani pada abad ke 16-18.



Pasukan elite kerajaan Turki Usmani terdiri atas tiga divisi yaitu Boluck, Cemaat, dan Segmen. Pasukan infantrinya disebut Bashiboloek. Nama-nama Turki tersebut diadopsi Pangeran Diponegoro dengan lafal Jawa. Boluk menjadi Bulkiyo, Bashiboloek menjadi Borjumuah, dan Turki menjadi Turkiyo.

Demikian pula pangkat komandan dan prajurit sebagaimana dikutip dari buku "Sejarah Nasional Indonesia IV: Kemunculan Penjajahan di Indonesia". Pangkat untuk pemimpin dan tertinggi adalah Alibasah. Hanya beberapa orang saja yang berpangkat Alibasah yakni Alibasah Sentot Prawirodirjo, Alibasah Kerto Pengalasan atau Tumenggung Wiryodirejo, dan Alibasah Mohammad Ngusman.

Kemudian, pangkat Basah yakni Basah Gondokusumo, Basah Mertonegoro, dan Basah Ngabdul Latip. Selanjutnya, pangkat Dulah atau Agadulah Reksosentono.

Pada tentara Turki Ustmani Aga sama dengan Panglima Divisi. Agadulah dalam pasukan Diponegoro adalah komandan pasukan setingkat detasemen yang membawahi 400 prajurit.

Pangkat perwira yang terendah Seh membawahi prajurit satu kompi. Masing-masing pembesar militer diangkat melalui surat keputusan resmi yang disebut Piagem dari Sultan Abdul Kamid Herucokro Kabirul Mu'minin Sayidin Panotogomo Khalifah Rasullullah Alaihi Wassalam.

Pangeran Diponegoro juga tidak membubarkan struktur organisasi militer Jawa seperti pasukan Harkio, Pinilih, Suropadah, Surogomo, Suratandang, Naseran, Sipuding, dan Yagir dengan baju seragam yang berbeda.
(jon)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content