Kisah Prabu Sanna, Raja Ketiga Kerajaan Galuh Terkenal Bijaksana Cikal Bakal Mataram Kuno
Jum'at, 04 Oktober 2024 - 08:00 WIB
KERAJAAN Galuh dan Mataram kuno memiliki tingkat keamanan dan kebahagiaan tinggi. Sebab sang raja menjamin keamanan setiap warganya, dan memerintah dengan adil serta bijaksana. Gambaran itu dideskripsikan Prasasti Canggal yang memotret bagaimana Nusantara kala itu.
Prasasti yang ditemukan di Gunung Wukir, Dusun Canggal, Desa Kadiluwih, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, ini memperlihatkan kerajaan ini memiliki tanah luas yang sangat subur, juga kaya akan sumber daya alamnya seperti emas dan padi melimpah.
Raja Sanna begitu bijaksana dan adil dalam bertindak. Ia juga memiliki keahlian berperang, tapi memiliki kemurahan hati ke rakyatnya. Ketika raja Sanna wafat, negara berkabung, sedih karena kehilangan pelindungnya. Sebagai gantinya Sanjaya, putra Sanna naik tahta.
Dikutip dari buku “Sriwijaya” dari sejarawan Prof. Slamet Muljana, Sanjaya dikiaskan dengan matahari. Beliau menerima kekuasaan tidak langsung dari raja Sanna. Di sana dijelaskan bahwa kesejahteraan, keamanan, dan ketenteraman negara begitu terjaga secara betul-betul.
Sifatnya pun dinilai 11 : 12 tak beda jauh dengan sang ayah Raja Sanna yang wafat. Rakyat dapat tidur di tengah jalan, tidak perlu takut akan pencuri dan penyamun atau kejahatan lainnya. Konon saat itu Slamet Muljana menggambarkan rakyat hidup serba senang dan tenang.
Sanjaya semasa naik tahta jadi raja memeluk agama Siwa dan berkiblat ke India Selatan.Boleh dipastikan nenek moyang Sanjaya berasal dari India Selatan, dengan tempat yang dinamakan Kunjaradari.
Nama Sanjaya memang kedapatan pada Prasasti Canggal. Sanjaya dianggap juga sebagai raja pertama di Mataram dan disebut Rakai Mataram.
Prasasti yang ditemukan di Gunung Wukir, Dusun Canggal, Desa Kadiluwih, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, ini memperlihatkan kerajaan ini memiliki tanah luas yang sangat subur, juga kaya akan sumber daya alamnya seperti emas dan padi melimpah.
Raja Sanna begitu bijaksana dan adil dalam bertindak. Ia juga memiliki keahlian berperang, tapi memiliki kemurahan hati ke rakyatnya. Ketika raja Sanna wafat, negara berkabung, sedih karena kehilangan pelindungnya. Sebagai gantinya Sanjaya, putra Sanna naik tahta.
Baca Juga
Dikutip dari buku “Sriwijaya” dari sejarawan Prof. Slamet Muljana, Sanjaya dikiaskan dengan matahari. Beliau menerima kekuasaan tidak langsung dari raja Sanna. Di sana dijelaskan bahwa kesejahteraan, keamanan, dan ketenteraman negara begitu terjaga secara betul-betul.
Sifatnya pun dinilai 11 : 12 tak beda jauh dengan sang ayah Raja Sanna yang wafat. Rakyat dapat tidur di tengah jalan, tidak perlu takut akan pencuri dan penyamun atau kejahatan lainnya. Konon saat itu Slamet Muljana menggambarkan rakyat hidup serba senang dan tenang.
Sanjaya semasa naik tahta jadi raja memeluk agama Siwa dan berkiblat ke India Selatan.Boleh dipastikan nenek moyang Sanjaya berasal dari India Selatan, dengan tempat yang dinamakan Kunjaradari.
Nama Sanjaya memang kedapatan pada Prasasti Canggal. Sanjaya dianggap juga sebagai raja pertama di Mataram dan disebut Rakai Mataram.
tulis komentar anda