Ajaib! Letkol Hanandjoeddin Lepas dari Kepungan Pasukan Gaib Jawa Kuno usai Kumandangkan Istighfar
Jum'at, 04 Oktober 2024 - 07:22 WIB
Hutan Watulimo terkenal di kalangan penduduk setempat sebagai tempat yang dipenuhi oleh energi mistis, makhluk gaib, dan berbagai cerita horor yang turun-temurun diceritakan.
Ketika malam semakin larut, suasana semakin mencekam.
Semilir angin yang berhembus perlahan, suara-suara misterius yang muncul dari kegelapan hutan, dan aroma mistis yang menebar di udara membuat beberapa prajurit mulai merasa tak nyaman. Mereka merasa seperti diawasi, namun tidak tahu oleh siapa atau apa.
Salah seorang prajurit, M. Yahya, yang tampak paling gelisah akhirnya memberanikan diri berbicara, “Maaf, ndan. Sebaiknya kita urungkan rencana malam ini.” Namun Hanandjoeddin, yang memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat, tidak gentar sedikit pun.
Ia memandang prajuritnya dengan tatapan tegas dan berkata, “Kalau kalian takut, kembali saja ke markas. Biar saya sendiri yang pergi ke jembatan.”
Mendengar amarah komandannya, para prajurit akhirnya memilih untuk tetap mengikuti dari belakang, walau rasa takut menggelayut di hati mereka. Ketakutan itu segera berubah menjadi kengerian luar biasa ketika mereka tiba di lokasi jembatan.
Di hadapan mereka, muncul sosok-sosok gaib: ratusan hingga ribuan tentara berseragam Jawa kuno, lengkap dengan senjata bedil tradisional, berbaris dengan rapi seakan siap berperang.
Pemandangan itu membuat para prajurit tak sanggup lagi bertahan.
Ketika malam semakin larut, suasana semakin mencekam.
Semilir angin yang berhembus perlahan, suara-suara misterius yang muncul dari kegelapan hutan, dan aroma mistis yang menebar di udara membuat beberapa prajurit mulai merasa tak nyaman. Mereka merasa seperti diawasi, namun tidak tahu oleh siapa atau apa.
Salah seorang prajurit, M. Yahya, yang tampak paling gelisah akhirnya memberanikan diri berbicara, “Maaf, ndan. Sebaiknya kita urungkan rencana malam ini.” Namun Hanandjoeddin, yang memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat, tidak gentar sedikit pun.
Ia memandang prajuritnya dengan tatapan tegas dan berkata, “Kalau kalian takut, kembali saja ke markas. Biar saya sendiri yang pergi ke jembatan.”
Mendengar amarah komandannya, para prajurit akhirnya memilih untuk tetap mengikuti dari belakang, walau rasa takut menggelayut di hati mereka. Ketakutan itu segera berubah menjadi kengerian luar biasa ketika mereka tiba di lokasi jembatan.
Baca Juga
Di hadapan mereka, muncul sosok-sosok gaib: ratusan hingga ribuan tentara berseragam Jawa kuno, lengkap dengan senjata bedil tradisional, berbaris dengan rapi seakan siap berperang.
Pemandangan itu membuat para prajurit tak sanggup lagi bertahan.
tulis komentar anda