Bullying Marak, Pelajar SMA Surabaya Dikeroyok Senior hingga Gegar Otak
Kamis, 12 September 2024 - 21:29 WIB
Seorang pelajar SMA di Surabaya, Jawa Timur berinisial ALF babak belur dan alami gegar otak ringan akibat dikeroyok 3 orang senior gara-gara candaan antar perguruan silat. Kini korban trauma dan enggan untuk bersekolah.
Korban yang duduk di kelas 2 SMA swasta di kawasan Siwalankerto Surabaya menjadi korban pengeroyokan 3 orang seniornya. Korban mengalami luka serius di bagian muka dan didiagnosa dokter mengalami gegar otak.
Yulianah Hutabarat, ibu korban saat ditemui di rumahnya pada Kamis sore (12/9/2024) menyatakan bahwa kasus bullying ini terjadi pada Kamis (5/9/2024).
Kasus ini dipicu candaan antar perguruan silat dengan teman sekelas berinisial NV hingga candaan tersebut terdengar oleh senior korban.
"Awalnya kesalah pahaman lah, jadi canda candaan gitu," ujar Yulianah.
Setelah pulang sekolah, korban dijemput dua orang temanya NV dan ADT di rumahnya dengan alasan untuk mengambil pesanan cash on delivery (cod) knalpot.
"Namun ternyata korban justru dibawa ke rumah senior korban berinisial PS, hingga selanjutnya terjadi pengeroyokan terhadap korban yang melibatkan senior lain berinisal WABI dan RCH," sambungnya.
Tak cukup di satu lokasi, korban kemudian dibawa 3 orang senior ke kawasan kampus di daerah Waru, Sidoarjo. Di tempat kedua ini korban kembali dikeroyok dan dihajar oleh seniornya dan diminta untuk menandatangani surat agar tidak mengulangi perbuatanya melakukan candaan terhadap perguruan silat.
Tak terima anaknya dikeroyok hingga gegar otak, ibu korban langsung melakukan laporan ke Polsek Wonocolo, Surabaya untuk diproses hukum.
Sementara pascapengeroyokan, hingga saat ini korban masih mengalami trauma berat dan belum bisa masuk sekolah karena masih mengeluh kepalanya pusing.
Korban yang duduk di kelas 2 SMA swasta di kawasan Siwalankerto Surabaya menjadi korban pengeroyokan 3 orang seniornya. Korban mengalami luka serius di bagian muka dan didiagnosa dokter mengalami gegar otak.
Baca Juga
Yulianah Hutabarat, ibu korban saat ditemui di rumahnya pada Kamis sore (12/9/2024) menyatakan bahwa kasus bullying ini terjadi pada Kamis (5/9/2024).
Kasus ini dipicu candaan antar perguruan silat dengan teman sekelas berinisial NV hingga candaan tersebut terdengar oleh senior korban.
"Awalnya kesalah pahaman lah, jadi canda candaan gitu," ujar Yulianah.
Setelah pulang sekolah, korban dijemput dua orang temanya NV dan ADT di rumahnya dengan alasan untuk mengambil pesanan cash on delivery (cod) knalpot.
"Namun ternyata korban justru dibawa ke rumah senior korban berinisial PS, hingga selanjutnya terjadi pengeroyokan terhadap korban yang melibatkan senior lain berinisal WABI dan RCH," sambungnya.
Tak cukup di satu lokasi, korban kemudian dibawa 3 orang senior ke kawasan kampus di daerah Waru, Sidoarjo. Di tempat kedua ini korban kembali dikeroyok dan dihajar oleh seniornya dan diminta untuk menandatangani surat agar tidak mengulangi perbuatanya melakukan candaan terhadap perguruan silat.
Tak terima anaknya dikeroyok hingga gegar otak, ibu korban langsung melakukan laporan ke Polsek Wonocolo, Surabaya untuk diproses hukum.
Sementara pascapengeroyokan, hingga saat ini korban masih mengalami trauma berat dan belum bisa masuk sekolah karena masih mengeluh kepalanya pusing.
(shf)
tulis komentar anda