Tuah Sumpah Palapa Gajah Mada Bungkam Keangkuhan Pembesar Kerajaan Majapahit
Kamis, 12 September 2024 - 06:08 WIB
Mantan patih Arya Tadah yang semula mendukung Gajah Mada menggantikan dirinya sebagai Amangkubumi tak memercayai sumpah Gajah Mada dan memperoloknya.
Alhasil, perang tanding Gajah Mada dan Ra Kembar menjadi penentu, di mana Ra Kembar akhirnya tewas di tangan sang Mahapatih. Hal ini diikuti dengan kekalahan Lembu Peteng dan Jabung Tarewes, yang membungkam suara-suara sumbang di kalangan petinggi kerajaan.
Sumpah Palapa Gajah Mada bukanlah sekadar janji kosong. Melalui tekad kuatnya, ia merencanakan penaklukan 10 wilayah penting yang dianggap mewakili Nusantara: Gurun (Lombok), Seram, Tanjung Pura (Kalimantan).
Haru (Sumatera Timur), Pahang (Semenanjung Melayu), Dompu (Sumbawa), Bali, Sunda (Jawa Barat), Palembang, dan Tumasik (Singapura). Misi ini memakan waktu 21 tahun dan menjadi jalan bagi Gajah Mada untuk mewujudkan cita-citanya mempersatukan Nusantara.
Salah satu tantangan terbesarnya adalah Kerajaan Samudra Pasai, sebuah kerajaan Islam yang kuat di Sumatera. Gajah Mada awalnya mengirim utusan untuk meminta Samudra Pasai tunduk kepada Majapahit, tetapi Raja Malikuddhahir II menolak dengan tegas.
“Samudra Pasai adalah negeri berdaulat,” ujarnya.
Penolakan ini memicu serangan dari Majapahit, yang mengerahkan 50 kapal laut untuk menggempur Samudra Pasai. Namun, serangan pertama gagal, dengan pasukan Samudra Pasai berhasil memukul mundur tentara Majapahit.
Tak hanya Samudra Pasai, Bali juga menjadi sasaran ekspansi Gajah Mada. Kerajaan Bali, di bawah pimpinan Sri Ratna Bumi Banten, menentang kekuasaan Majapahit. Di Bali, Patih Kebo Iwa dikenal sebagai sosok sakti yang membuat Gajah Mada gentar.
Meski begitu, Gajah Mada tak berhenti. Dengan tipu muslihat, Gajah Mada meminta Kebo Iwa menggali sumur sebagai persembahan bagi Majapahit. Namun, ketika Kebo Iwa berada di dalam sumur, Gajah Mada memerintahkan pasukannya untuk menimbun Kebo Iwa dengan batu.
Alhasil, perang tanding Gajah Mada dan Ra Kembar menjadi penentu, di mana Ra Kembar akhirnya tewas di tangan sang Mahapatih. Hal ini diikuti dengan kekalahan Lembu Peteng dan Jabung Tarewes, yang membungkam suara-suara sumbang di kalangan petinggi kerajaan.
Sumpah Palapa Gajah Mada bukanlah sekadar janji kosong. Melalui tekad kuatnya, ia merencanakan penaklukan 10 wilayah penting yang dianggap mewakili Nusantara: Gurun (Lombok), Seram, Tanjung Pura (Kalimantan).
Haru (Sumatera Timur), Pahang (Semenanjung Melayu), Dompu (Sumbawa), Bali, Sunda (Jawa Barat), Palembang, dan Tumasik (Singapura). Misi ini memakan waktu 21 tahun dan menjadi jalan bagi Gajah Mada untuk mewujudkan cita-citanya mempersatukan Nusantara.
Baca Juga
Salah satu tantangan terbesarnya adalah Kerajaan Samudra Pasai, sebuah kerajaan Islam yang kuat di Sumatera. Gajah Mada awalnya mengirim utusan untuk meminta Samudra Pasai tunduk kepada Majapahit, tetapi Raja Malikuddhahir II menolak dengan tegas.
“Samudra Pasai adalah negeri berdaulat,” ujarnya.
Penolakan ini memicu serangan dari Majapahit, yang mengerahkan 50 kapal laut untuk menggempur Samudra Pasai. Namun, serangan pertama gagal, dengan pasukan Samudra Pasai berhasil memukul mundur tentara Majapahit.
Tak hanya Samudra Pasai, Bali juga menjadi sasaran ekspansi Gajah Mada. Kerajaan Bali, di bawah pimpinan Sri Ratna Bumi Banten, menentang kekuasaan Majapahit. Di Bali, Patih Kebo Iwa dikenal sebagai sosok sakti yang membuat Gajah Mada gentar.
Meski begitu, Gajah Mada tak berhenti. Dengan tipu muslihat, Gajah Mada meminta Kebo Iwa menggali sumur sebagai persembahan bagi Majapahit. Namun, ketika Kebo Iwa berada di dalam sumur, Gajah Mada memerintahkan pasukannya untuk menimbun Kebo Iwa dengan batu.
Lihat Juga :
tulis komentar anda