Kisah Jenderal Kopassus Soegito Perintahkan Luhut Pandjaitan Cari Makanan saat Peristiwa Malari
Kamis, 22 Agustus 2024 - 08:42 WIB
"Waduh, bagaimana ini, anggota kan sudah pada pulang semua dan sebagian besar anggota kan tinggal di luar asrama," gumam Perwira Pertama RPKAD ini saat meninggalkan ruangan Danjen. Tapi ia harus bergerak cepat.
Soegito segera memanggil seluruh perwira untuk segera mengumpulkan Kapten Inf Adrian Sitorus, Kapten Inf Bambang Mulyanto, Kapten Inf Lubis, Lettu Inf Luhut Pandjaitan, dan Lettu Inf Istarto.
Selanjutnya mereka berhasil mengumpulkan sekitar 100 anggota. Setelah melakukan persiapan dan menyiapkan senjata, mereka sudah bersiap berangkat.
Soegito masih sempat pulang untuk makan siang dan mengambil radio 4 band kebanggaannya. Sekitar pukul 4 sore, iring-iringan truk meninggalkan markas Kopassandha di Cijantung.
Tidak langsung ke Senen, sesuai perintah Danjen, pasukan bergerak ke Merdeka Barat untuk menemui Pangdam Jaya Mayjen Gustaf Henrik Mantik.
Seperti halnya Danjen, perintah yang diterima Soegito dari Pangdam juga masih kabur.
"Cepat atasi di Senen, jangan sampai bakar-bakar," perintah Pangdam. Soegito mencoba meminta kejelasan, apa yang harus dilakukannya. "Terserah Jullie lah," katanya dengan gaya Belanda.
Pasukan pun langsung bergerak ke arah Senen. Ternyata di sana massa sudah berkumpul sangat banyak, berbaur antara mahasiswa dan rakyat.
Melihat dinamika di lapangan ini, Soegito segera membagi kekuatannya yang tidak seberapa itu. Ada yang tetap di Senen, sementara yang lain disebar ke arah Salemba dan Patung Tani.
Memang penumpukan massa terjadi di tiga titik itu. Dengan mengonsentrasikan pasukannya di tiga titik itu, Soegito berharap bisa melokalisir kerusuhan sehingga tidak merembet ke tempat yang lain. Soegito dengan beberapa anggota dan carakanya mengambil posisi di tengah-tengah, di pertigaan Senen.
Soegito segera memanggil seluruh perwira untuk segera mengumpulkan Kapten Inf Adrian Sitorus, Kapten Inf Bambang Mulyanto, Kapten Inf Lubis, Lettu Inf Luhut Pandjaitan, dan Lettu Inf Istarto.
Selanjutnya mereka berhasil mengumpulkan sekitar 100 anggota. Setelah melakukan persiapan dan menyiapkan senjata, mereka sudah bersiap berangkat.
Soegito masih sempat pulang untuk makan siang dan mengambil radio 4 band kebanggaannya. Sekitar pukul 4 sore, iring-iringan truk meninggalkan markas Kopassandha di Cijantung.
Tidak langsung ke Senen, sesuai perintah Danjen, pasukan bergerak ke Merdeka Barat untuk menemui Pangdam Jaya Mayjen Gustaf Henrik Mantik.
Seperti halnya Danjen, perintah yang diterima Soegito dari Pangdam juga masih kabur.
"Cepat atasi di Senen, jangan sampai bakar-bakar," perintah Pangdam. Soegito mencoba meminta kejelasan, apa yang harus dilakukannya. "Terserah Jullie lah," katanya dengan gaya Belanda.
Pasukan pun langsung bergerak ke arah Senen. Ternyata di sana massa sudah berkumpul sangat banyak, berbaur antara mahasiswa dan rakyat.
Melihat dinamika di lapangan ini, Soegito segera membagi kekuatannya yang tidak seberapa itu. Ada yang tetap di Senen, sementara yang lain disebar ke arah Salemba dan Patung Tani.
Memang penumpukan massa terjadi di tiga titik itu. Dengan mengonsentrasikan pasukannya di tiga titik itu, Soegito berharap bisa melokalisir kerusuhan sehingga tidak merembet ke tempat yang lain. Soegito dengan beberapa anggota dan carakanya mengambil posisi di tengah-tengah, di pertigaan Senen.
tulis komentar anda