Kebengisan Pasukan Khusus Marsose Belanda, Bunuh Pejuang Kemerdekaan dengan Senyap
Senin, 12 Agustus 2024 - 07:56 WIB
Kapten Scheepens mengembangkan gagasannya untuk membentuk Pasukan Khusus (Speciale Troepens) sehingga pimpinan KNIL menyetujuinya dengan mendirikan Depot Speciale Troepens (DST) pada 15 Juli 1946.
Pasukan DST yang berciri khas berbaret hijau ini dikomandoi oleh Kapten WJ Scheepens personelnya juga direkrut dari berbagai suku dan bangsa.
Pasukan ini diberi pelatihan strategi dan taktik pasukan komando di berbagai tempat mulai dari Polonia, Kalibata hingga akhirnya di Batujajar, Bandung. Lalu pada 20 Juli 1946 Komandan DST diserahterimakan kepada Westerling.
Sekarang tempat latihan pasukan DST di Batujajar digunakan untuk melatih anggota Kopassus, pasukan elite TNI AD. Batujajar, Jawa Barat digunakan untuk mengambil spesialisasi Para dan Komando bagi para anggota Kopassus.
Selain DST terdapat juga pasukan payung Belanda yang bertugas di Indonesia.
Pasukan ini memiliki ciri khas berbaret merah yang mengadopsi pasukan khusus dari Inggris. Kemudian Kepala Staf KNIL di Indonesia Jenderal Simon Spoor mengabungkan DST dengan pasukan payung berbaret merah Belanda.
Spoor menggabungkan konsep komando dan para bagi pasukan ini dengan nama Korps Speciale Troepen (KST).
Pada 1 Mei 1947 Jenderal Spoor melantik pasukan gabungan ini. Salah satu anggotanya adalah Rokus Bernadus Visser atau Muhammad Idjon Janbi yang kemudian menjadi pelatih sekaligus komandan pasukan khusus TNI AD yang merupakan cikal bakal Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Sumber: Pasukan Komando, Petrik Matanasi 2008; wikipedia dan diolah dari berbagai sumber
Pasukan DST yang berciri khas berbaret hijau ini dikomandoi oleh Kapten WJ Scheepens personelnya juga direkrut dari berbagai suku dan bangsa.
Pasukan ini diberi pelatihan strategi dan taktik pasukan komando di berbagai tempat mulai dari Polonia, Kalibata hingga akhirnya di Batujajar, Bandung. Lalu pada 20 Juli 1946 Komandan DST diserahterimakan kepada Westerling.
Sekarang tempat latihan pasukan DST di Batujajar digunakan untuk melatih anggota Kopassus, pasukan elite TNI AD. Batujajar, Jawa Barat digunakan untuk mengambil spesialisasi Para dan Komando bagi para anggota Kopassus.
Selain DST terdapat juga pasukan payung Belanda yang bertugas di Indonesia.
Pasukan ini memiliki ciri khas berbaret merah yang mengadopsi pasukan khusus dari Inggris. Kemudian Kepala Staf KNIL di Indonesia Jenderal Simon Spoor mengabungkan DST dengan pasukan payung berbaret merah Belanda.
Spoor menggabungkan konsep komando dan para bagi pasukan ini dengan nama Korps Speciale Troepen (KST).
Pada 1 Mei 1947 Jenderal Spoor melantik pasukan gabungan ini. Salah satu anggotanya adalah Rokus Bernadus Visser atau Muhammad Idjon Janbi yang kemudian menjadi pelatih sekaligus komandan pasukan khusus TNI AD yang merupakan cikal bakal Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Sumber: Pasukan Komando, Petrik Matanasi 2008; wikipedia dan diolah dari berbagai sumber
(shf)
tulis komentar anda