Kebengisan Pasukan Khusus Marsose Belanda, Bunuh Pejuang Kemerdekaan dengan Senyap

Senin, 12 Agustus 2024 - 07:56 WIB
Unit marsose juga dinilai berperan dalam memadamkan perlawanan Pasukan Sultan Muhammad Seman saat Perang Banjar. Pasukan marsose di bawah pimpinan Hans Christoffel ini bisa menduduki Benteng Manawing pada Januari 1905.

Dalam pertempuran yang tidak seimbang ini Sultan Muhammad Seman tidak dapat bertahan. Sultan Banjar tertembak dan gugur dalam pertempurab.

Salah satu marsose pribumi yang cukup diakui adalah WC Ferdinandus dari Haruku, Saparua yang berhasil mengalahkan pasukan Maria Langa pimpinan pejuang di NTB pada awal tahun 1900 an.

Selain itu ada nama Robert Talumewo, Simon Leiwakabessy, Stephanus Melfibossert Anthony dan Redjakrama yang berdarah Jawa.

Atas keberanian marsose pribumi ini pemerintah Kolonial Hindia Belanda memberikan Bintang Jasa Militair Willemsorde kelas IV.

Pada 1930 pasukan Marsose di Indonesia resmi dibubarkan. Setelah bubar tak diketahui jelas kemana saja para pasukan ini menyebar.

Tapi, yang pasti mereka benar-benar telah memberikan sejarah kelam dalam dunia militer di Nusantara. Cerita mengenai marsose juga mulai redup sejak kedatangan tentara Dai Nippon di Indonesia.

Pembentukan DST



Tradisi pasukan khusus Belanda di Indonesia dihidupkan kembali oleh putra Letkol WBJA Scheepens, yakni Kapten WJ Scheepens ketika tentara Belanda mendarat pada tahun 1945.

Kapten Scheepens mengembangkan gagasannya untuk membentuk Pasukan Khusus (Speciale Troepens) sehingga pimpinan KNIL menyetujuinya dengan mendirikan Depot Speciale Troepens (DST) pada 15 Juli 1946.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content