Aria Bima Mencium Aroma Intrik Tendensius di KAMI
Sabtu, 22 Agustus 2020 - 01:19 WIB
SOLO - Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Aria Bima menilai Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) merupakan kelompok kritis yang diharapkan memberikan sesuatu yang produktif bagi bangsa ke depan. KAMI diharapkan memberikan masukan-masukan argumentatif, solutif, khususnya terkait persoalan pandemi COVID-19.
“Di situ (KAMI) banyak orang orang yang saya anggap sebagai begawan-begawan, seperti Prof Edi Swasono, Mutia Hatta. Itu adalah person-person yang kami akui integritas intelektual dan integritas moralnya,” kata Aria Bima seusai acara sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Kota Solo, Jumat (21/8/2020) malam. (BACA JUGA: Sepeda Motor Berhenti saat Lampu Merah Malah Ditabrak Mobil, 1 Tewas )
Sehingga harapannya, KAMI menjadi sesuatu yang produktif dan positif bagi bangsa ke depan. Termasuk juga secepat mungkin memberikan kontribusi penyelesaian terkait pandemi COVID-19, mulai dari virus, penyebaran, dan dampaknya. Sehingga kritik dari KAMI dianggap sesuatu yang perlu untuk bangsa ke depan. (BACA JUGA: Warga Sukoharjo Gempar, 4 Mayat Bersimbah Darah Ditemukan di Rumah )
“Tetapi saya juga tidak menutup adanya sesuatu hal yang ada intrik di dalam KAMI. Kalau intrik itu tendensius. Intrik memunculkan isu isu sensasional destruktif," ujar dia. (BACA JUGA: Dua Bayi Tewas Mengenaskan Diusut Polres Rembang )
Menurut Aria Bima, isu-isu yang dibangun KAMI justru tidak memberikan sesuatu pencerahan di masyarakat. Isu-isu yang memunculkan kecurigaan satu sama lain di masyarakat.
“Saya melihat ada dua. Saya tidak bisa mengatakan KAMI itu hanya intrik destruktif dan cenderung melakukan gerakan-gerakan tendensius terhadap Pemerintahan Jokowi. Karena banyak para begawan yang saya anggap memiliki integritas moral dan integritas intelektual,” tutur Aria Bima.
Namun dari berbagai statemen KAMI, ungkap Aria, dirinya mempertanyakan siapa yang tidak sepakat dengan Pancasila 18 Agustus, siapa yang mau mengubah Pancasila.
“Kalau ada yang memperjuangkan mengganti Pancasila di jalur formal, seperti di DPR, sebutkan saja. HIP (RUU Haluan Ideologi Pancasila), datang saja ke DPR, buka saja risalahnya. Buka saja resume rapatnya. Partai mana yang nggak ikut bicara. Tri Sila, Eka Sila, apa PDI Perjuangan yang ngomong?. Datang saja,” ungkap Aria.
Termasuk juga tudingan ada unsur ideologi komunis di dalam DPR yang bertentangan dengan Pancasila. Anggota Fraksi PDIP di DPR ini meminta agar tidak membuat isu yang destruktif,” tandas dia.
Aria Bima melihat ada beberapa statement KAMI tidak solutif. Sebab tuntutan KAMI telah dikerjakan oleh Pemerintahan Presiden Jokowi. Bahkan ada tuntutan yang dianggap abstrak, imajinatif, sensasional, dan tidak terjangkau.
Meski demikian, pihaknya tetap mengganggap KAMI positif terlebih dulu. Aria Bima akan melihat seperti apa ke depannya. "Indonesia saat ini butuh kebersamaan, gotong royong. Terlepas ada kekurangan dari pemerintah yang perlu dikritisi, pihaknya mempersilakan KAMI untuk mengkritisi. Tetapi jangan bikin kisruh, ini yang penting. Kalau mau kritik monggo, tapi kalau mau bikin intrik, ya nanti dulu,” pungkas Aria Bima.
“Di situ (KAMI) banyak orang orang yang saya anggap sebagai begawan-begawan, seperti Prof Edi Swasono, Mutia Hatta. Itu adalah person-person yang kami akui integritas intelektual dan integritas moralnya,” kata Aria Bima seusai acara sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Kota Solo, Jumat (21/8/2020) malam. (BACA JUGA: Sepeda Motor Berhenti saat Lampu Merah Malah Ditabrak Mobil, 1 Tewas )
Sehingga harapannya, KAMI menjadi sesuatu yang produktif dan positif bagi bangsa ke depan. Termasuk juga secepat mungkin memberikan kontribusi penyelesaian terkait pandemi COVID-19, mulai dari virus, penyebaran, dan dampaknya. Sehingga kritik dari KAMI dianggap sesuatu yang perlu untuk bangsa ke depan. (BACA JUGA: Warga Sukoharjo Gempar, 4 Mayat Bersimbah Darah Ditemukan di Rumah )
“Tetapi saya juga tidak menutup adanya sesuatu hal yang ada intrik di dalam KAMI. Kalau intrik itu tendensius. Intrik memunculkan isu isu sensasional destruktif," ujar dia. (BACA JUGA: Dua Bayi Tewas Mengenaskan Diusut Polres Rembang )
Menurut Aria Bima, isu-isu yang dibangun KAMI justru tidak memberikan sesuatu pencerahan di masyarakat. Isu-isu yang memunculkan kecurigaan satu sama lain di masyarakat.
“Saya melihat ada dua. Saya tidak bisa mengatakan KAMI itu hanya intrik destruktif dan cenderung melakukan gerakan-gerakan tendensius terhadap Pemerintahan Jokowi. Karena banyak para begawan yang saya anggap memiliki integritas moral dan integritas intelektual,” tutur Aria Bima.
Namun dari berbagai statemen KAMI, ungkap Aria, dirinya mempertanyakan siapa yang tidak sepakat dengan Pancasila 18 Agustus, siapa yang mau mengubah Pancasila.
“Kalau ada yang memperjuangkan mengganti Pancasila di jalur formal, seperti di DPR, sebutkan saja. HIP (RUU Haluan Ideologi Pancasila), datang saja ke DPR, buka saja risalahnya. Buka saja resume rapatnya. Partai mana yang nggak ikut bicara. Tri Sila, Eka Sila, apa PDI Perjuangan yang ngomong?. Datang saja,” ungkap Aria.
Termasuk juga tudingan ada unsur ideologi komunis di dalam DPR yang bertentangan dengan Pancasila. Anggota Fraksi PDIP di DPR ini meminta agar tidak membuat isu yang destruktif,” tandas dia.
Aria Bima melihat ada beberapa statement KAMI tidak solutif. Sebab tuntutan KAMI telah dikerjakan oleh Pemerintahan Presiden Jokowi. Bahkan ada tuntutan yang dianggap abstrak, imajinatif, sensasional, dan tidak terjangkau.
Meski demikian, pihaknya tetap mengganggap KAMI positif terlebih dulu. Aria Bima akan melihat seperti apa ke depannya. "Indonesia saat ini butuh kebersamaan, gotong royong. Terlepas ada kekurangan dari pemerintah yang perlu dikritisi, pihaknya mempersilakan KAMI untuk mengkritisi. Tetapi jangan bikin kisruh, ini yang penting. Kalau mau kritik monggo, tapi kalau mau bikin intrik, ya nanti dulu,” pungkas Aria Bima.
(awd)
tulis komentar anda