Deklarasi KAMI Tuai Kritik dari Sejumlah Tokoh Muda di Jawa Tengah

Jum'at, 21 Agustus 2020 - 14:32 WIB
loading...
Deklarasi KAMI Tuai Kritik dari Sejumlah Tokoh Muda di Jawa Tengah
Sejumlah tokoh muda sejumlah elemen di Jateng mengkritik deklarasi KAMI. Foto IST
A A A
SEMARANG - Deklarasi yang dilakukan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (18/8/2020) menuai kontroversi. Pasalnya deklarasi KAMI bertentangan dengan penanganan virus corona atau COVID-19, karena mengundang kerumunan orang yang berpotensi memunculkan klaster baru.

Tak hanya digelar di Jakarta, deklarasi yang sama juga digelar Kota Solo, Jawa Tengah, tepatnya di Gedung Umat Islam Surakarta, Jayengan, Serengan pada Kamis (20/8/2020) yang diikuti 21 daerah di Jateng-DIY.(Baca:Deklarasi KAMI, Dendam Lama yang Belum Tuntas)

Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo tampak menghadiri deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Jawa Tengah-DI Yogyakarta. Selain mendeklarasikan pembentukan presidium KAMI, masing-masing perwakilan daerah turut berorasi menyatakan bertekad menyelamatkan Indonesia yang disebut mengalami keterpurukan.

Dalam orasinya, Gatot menegaskan bahwa dirinya adalah salah satu pendiri KAMI. Ada sejumlah tokoh nasional yang bersama dirinya menginisiasi pendeklarasian KAMI pada 18 Agustus 2020 lalu, seperti Bachtiar Chamsyah, MS Kaban, Rochmat Wahab dan Din Syamsudin. Menanggapi deklarasi KAMI tersebut Khanif selaku Ketua KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) Wilayah Jateng turut menyayangkan hal tersebut.

"Munculnya deklarasi KAMI di tengah kondisi wabah COVID-19 dinilai kurang bijaksana, seharusnya para tokoh bisa ikut membantu pemerintah dan rakyat untuk bisa berjuang menghadapi wabah COVID-19 yang menyengsarakan rakyat." ucap Khanif, Jumat (21/8/2020).

Senada dengan Khanif, Ketua Umum Badko HMI Jateng-DIY, Sahal Munir mengatakan jika tidak bisa membantu memulihkan keadaan, maka jangan memperburuk keadaan demi menyelamatkan Indonesia. "Jika KAMI didirikan hanya untuk merusak tatanan pemulihan masyarakat Indonesia yang sedang kerja bersama, lebih baik KAMI tidak dilahirkan." tandas Sahal.

Ungkapan kekecewaan yang sama terhadap aksi KAMI datang juga datang dari Koordinator Wilayah IV PP GMKI MB 2018-2020 Malfred Adi Lobo. "Seharusnya para elit memberikan teladan ketika membangun narasi dan nalar publik dalam kebebasan berekspresi bukan menonjolkan hasrat merebut kekuasaan saat deklarasi KAMI Jika hasrat ingin berkuasa yang lebih dominan apa yang dapat diharapkan rakyat dari para elit yang demikian." tukas Malfred

Begitu juga yang diungkapkan Ketua DPD IMM Jateng Badrun Nuri yang juga tidak sependapat dengan deklarasi KAMI terlebih ditengah kondisi COVID-19 ini. "Akan lebih baik jika kita terus berfokus saja pada penanganan Covid-19. termasuk mendukung upaya pemeritah dalam menaggulanginya." ucapnya.(Baca:Pemerintah Tak Perlu Khawatir Deklarasi KAMI, IPW Sebut di Era SBY Pernah Ada Gerakan Serupa)

Menyelamatkan Indonesia yang sedang dilanda corona bisa dengan berbagai langkah seperti menyediakan vaksin, mencegah perluasan dampak dengan menjaga jarak, mulai praktik pola hidup baru yang lebih sehat, hingga membantu masyarakat agar tetap berfikir tenang-positif dan berkarrya produktif. "Maka jika tidak bisa membantu memulihkan keadaan alangkah baiknya tidak memperburuk keadaan," tegasnya.
(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2019 seconds (0.1#10.140)