2 Pekerja Terluka Akibat Ledakan Pabrik Smelter Nikel di Kaltim, Begini Faktanya
Minggu, 19 Mei 2024 - 11:29 WIB
KUTAI KARTANEGARA - Ledakan terjadi di area pembuangan slag nikel pabrik smelter milik PT Kalimantan Ferro Industry (KFI) di Desa Pendingin, Sangasanga, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Kamis (16/5). Ledakan mengakibatkan dua pekerja mengalami luka-luka.
Kejadian kebakaran kali kedua yang menimpa pabrik smelter nikel ini diketahui dari video yang beredar di media sosial sejak Jumat 17 Mei 2024. Ledakan pertama memicu keretakan rumah warga. Sebab, jarak pagar pabrik ke area permukiman warga hanya sejauh 21 meter.
Berdasarkan informasi yang dihimpun SINDOnews, kebakaran ini hanya berlangsung sebentar, hanya dalam hitungan menit saja. Dengan cepat, si jago merah pun sudah dapat dipadamkan. Dikabarkan api melalap kawasan tungku pabrik nikel yang sedang beroperasi.
Dengan adanya insiden tersebut, para pekerja yang masih di lokasi langsung mengambil tindakan cepat memadamkan area letupan. Dalam kurun waktu beberapa menit, api berhasil dijinakkan. Satu orang mengalami luka dan lainnya terkena debu akibat letupan.
Kemudian keduanya sudah dilarikan ke Puskesmas Sangasanga untuk penanganan lebih lanjut. Tidak ada kerusakan pada sistem produksi di dalam pabrik smelter yang berada di Kecamatan Sangasang tersebut.
Owner Representative PT KFI M. Ardhi Soemargo, insiden ini terjadi sekitar pukul 18.40 WITA dan berlangsung selama beberapa menit. “Letupan keras terjadi yang disebabkan oleh kemacetan pada aliran pendingin slag,” kata Ardhi kepada wartawan, Jumat (17/5/2024).
Percikan api yang berasal dari kolam slag nikel melambung ke udara, namun para pekerja yang berada di lokasi segera melakukan tindakan pendinginan dengan alat pemadaman. Dua Pekerja Terluka dalam Insiden
Dua pekerja yang berada dekat lokasi kejadian terkena dampak langsung dari letupan. Satu pekerja mengalami luka, sementara yang lain terkena debu. Keduanya telah menerima perawatan di Puskesmas Sanga-Sanga, dan kondisi mereka dilaporkan stabil.
“Pabrik smelter nikel kini telah kembali beroperasi normal tanpa adanya kerusakan pada sistem produksi. Tim internal kami masih melakukan investigasi untuk menentukan penyebab pasti dari insiden tersebut,” kata Ardhi.
Kejadian kebakaran kali kedua yang menimpa pabrik smelter nikel ini diketahui dari video yang beredar di media sosial sejak Jumat 17 Mei 2024. Ledakan pertama memicu keretakan rumah warga. Sebab, jarak pagar pabrik ke area permukiman warga hanya sejauh 21 meter.
Berdasarkan informasi yang dihimpun SINDOnews, kebakaran ini hanya berlangsung sebentar, hanya dalam hitungan menit saja. Dengan cepat, si jago merah pun sudah dapat dipadamkan. Dikabarkan api melalap kawasan tungku pabrik nikel yang sedang beroperasi.
Dengan adanya insiden tersebut, para pekerja yang masih di lokasi langsung mengambil tindakan cepat memadamkan area letupan. Dalam kurun waktu beberapa menit, api berhasil dijinakkan. Satu orang mengalami luka dan lainnya terkena debu akibat letupan.
Kemudian keduanya sudah dilarikan ke Puskesmas Sangasanga untuk penanganan lebih lanjut. Tidak ada kerusakan pada sistem produksi di dalam pabrik smelter yang berada di Kecamatan Sangasang tersebut.
Owner Representative PT KFI M. Ardhi Soemargo, insiden ini terjadi sekitar pukul 18.40 WITA dan berlangsung selama beberapa menit. “Letupan keras terjadi yang disebabkan oleh kemacetan pada aliran pendingin slag,” kata Ardhi kepada wartawan, Jumat (17/5/2024).
Percikan api yang berasal dari kolam slag nikel melambung ke udara, namun para pekerja yang berada di lokasi segera melakukan tindakan pendinginan dengan alat pemadaman. Dua Pekerja Terluka dalam Insiden
Dua pekerja yang berada dekat lokasi kejadian terkena dampak langsung dari letupan. Satu pekerja mengalami luka, sementara yang lain terkena debu. Keduanya telah menerima perawatan di Puskesmas Sanga-Sanga, dan kondisi mereka dilaporkan stabil.
“Pabrik smelter nikel kini telah kembali beroperasi normal tanpa adanya kerusakan pada sistem produksi. Tim internal kami masih melakukan investigasi untuk menentukan penyebab pasti dari insiden tersebut,” kata Ardhi.
(ams)
tulis komentar anda