Jika Iran Beli S-400 Rusia, Maka Israel akan Siagakan Jet Siluman F-35
Rabu, 19 Agustus 2020 - 08:01 WIB
TEL AVIV - Pakar pertahanan Amerika Serikat (AS) menyebut Israel akan menyiagakan jet tempur siluman F-35 jika Iran benar-benar membeli sistem pertahanan rudal canggih S-400 milik Rusia. Baca : Tembakan Rudal Balistik dari Bawah Tanah, Diklaim Iran yang Pertama di Dunia
Sebelumnya, Dewan Keamanan (DK) PBB telah menolak rancangan resolusi AS untuk memperpanjang embargo senjata tanpa batas waktu terhadap Iran . Penolakan DK PBB pada pekan lalu telah membuat AS merasa malu. Rusia dan China sangat menentang perpanjangan embargo senjata 13 tahun yang akan berakhir pada 18 Oktober 2020 di bawah kesepakatan nuklir 2015 yang ditandatangani antara Iran dan enam kekuatan dunia (AS, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China).
“Kegagalan Dewan Keamanan untuk bertindak tegas dalam mempertahankan perdamaian dan keamanan internasional tidak bisa dimaafkan,” kata Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo
Namun, Duta Besar AS untuk PBB Kelly Craft memperingatkan Washington akan memulai "snapback". "Dalam beberapa hari mendatang, Amerika Serikat akan menindaklanjuti janji itu untuk tidak berhenti memperpanjang embargo senjata," katanya.
Menurut laporan Pentagon 2019 yang berjudul "Military Power Report Statement", pada bagian "Military Power" yang juga mencakup Rusia dan China, diduga bahwa setelah embargo senjata Iran berakhir pada tahun 2020, hal itu akan memberikan kesempatan bagi Teheran untuk memperoleh beberapa kemampuan canggih yang telah berada di luar jangkauannya selama beberapa dekade.
Laporan itu melanjutkan bahwa Iran telah memperoleh sistem pertahanan udara SA-20C Rusia, yang memberi Iran kemampuan pertamanya untuk mempertahankan diri dari senjata Angkatan Udara modern.
“ Iran juga memperkuat sistem pertahanan udara terintegrasi melalui produksi dalam negeri serta akuisisi asing. Iran sedang menurunkan rudal surface-to-air dan sistem radar yang lebih mampu dikembangkan di dalam negeri," bunyi laporan Pentagon.
Iran , lanjut laporan Pentagon, juga diduga berusaha mendapatkan perangkat keras pertahanan Rusia, termasuk sistem pertahanan udara S-400, sistem pertahanan pantai K-300P Bastion, jet tempur Su-30, pesawat latih Yak-130, dan tank tempur utama T-90.
Direktur senior Center on Military and Political Power di Foundation for Defense of Democracies, Bradley Bowman, mengatakan Iran pada 2019 berusaha membeli S-400, sistem rudal surafce-to-air mobile Rusia yang berkemampuan tinggi.
Sebelumnya, Dewan Keamanan (DK) PBB telah menolak rancangan resolusi AS untuk memperpanjang embargo senjata tanpa batas waktu terhadap Iran . Penolakan DK PBB pada pekan lalu telah membuat AS merasa malu. Rusia dan China sangat menentang perpanjangan embargo senjata 13 tahun yang akan berakhir pada 18 Oktober 2020 di bawah kesepakatan nuklir 2015 yang ditandatangani antara Iran dan enam kekuatan dunia (AS, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China).
“Kegagalan Dewan Keamanan untuk bertindak tegas dalam mempertahankan perdamaian dan keamanan internasional tidak bisa dimaafkan,” kata Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo
Namun, Duta Besar AS untuk PBB Kelly Craft memperingatkan Washington akan memulai "snapback". "Dalam beberapa hari mendatang, Amerika Serikat akan menindaklanjuti janji itu untuk tidak berhenti memperpanjang embargo senjata," katanya.
Menurut laporan Pentagon 2019 yang berjudul "Military Power Report Statement", pada bagian "Military Power" yang juga mencakup Rusia dan China, diduga bahwa setelah embargo senjata Iran berakhir pada tahun 2020, hal itu akan memberikan kesempatan bagi Teheran untuk memperoleh beberapa kemampuan canggih yang telah berada di luar jangkauannya selama beberapa dekade.
Laporan itu melanjutkan bahwa Iran telah memperoleh sistem pertahanan udara SA-20C Rusia, yang memberi Iran kemampuan pertamanya untuk mempertahankan diri dari senjata Angkatan Udara modern.
“ Iran juga memperkuat sistem pertahanan udara terintegrasi melalui produksi dalam negeri serta akuisisi asing. Iran sedang menurunkan rudal surface-to-air dan sistem radar yang lebih mampu dikembangkan di dalam negeri," bunyi laporan Pentagon.
Iran , lanjut laporan Pentagon, juga diduga berusaha mendapatkan perangkat keras pertahanan Rusia, termasuk sistem pertahanan udara S-400, sistem pertahanan pantai K-300P Bastion, jet tempur Su-30, pesawat latih Yak-130, dan tank tempur utama T-90.
Direktur senior Center on Military and Political Power di Foundation for Defense of Democracies, Bradley Bowman, mengatakan Iran pada 2019 berusaha membeli S-400, sistem rudal surafce-to-air mobile Rusia yang berkemampuan tinggi.
tulis komentar anda