Kerajaan Jenggala, Penguasa Bandar Dagang Internasional di Muara Sungai Porong
Selasa, 07 Mei 2024 - 06:05 WIB
Kerajaan Jenggala menjadi kerajaan yang dibagi Airlangga ke dua putranya. Satu kerajaan diwariskan ke anaknya bernama Kerajaan Jenggala dan satu lagi Kadiri. Kerajaan Jenggala konon berlokasi di hilir Sungai Porong tepatnya di sekitar Sidoarjo.
Konon wilayah Kerajaan Jenggala membentang cukup luas. Lokasi Keraton Jenggala berada di sekitar Sungai Pepe. Konon ada beberapa arca yang ditemukan di sekitar Sungai Pepe. Hal itu menunjukkan lokasi Keraton Jenggala di wilayah Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo.
Tapi ada pendapat, Keraton Jenggala berlokasi di sekitar Alun-alun Sidoarjo, atau tepatnya di rumah dinas Bupati Sidoarjo. Pandangan ini berdasarkan penemuan patung katak raksasa dan arca Bathara Ismaya (Semar) yang masih ada di sana sampai tahun 1975.
Dikutip dari "13 Raja Paling Berpengaruh Sepanjang Sejarah Kerajaan di Tanah Jawa", jika diurutkan maka pusat Kerajaan Jenggala diperkirakan berada di kawasan Taman. Sementara tempat rekreasi putra-putri kerajaan berada di daerah Tropodo.
Lokasi kerajaan yang berada di hilir sungai membuat Jenggala berubah menjadi pusat strategis perdagangan. Lokasi di muara Sungai Porong dan dekat dengan Selat Madura menjadikan Jenggala berubah jadi bandar dagang.
Lokasi yang strategis itulah membuat kawasan bandar dagang Sungai Porong begitu dikenal. Bahkan konon ada dua orang saudagar asal Cina yakni Chou Yu Kua dan Chou Ku Fei, yang mencatat tentang kejayaan bandar dagang di Sungai Porong.
Menurut Chou Yu Kua, bandar dagang di Sungai Porong merupakan pelabuhan besar dengan pajak murah dan kantor - kantor dagang berjejer, dengan suasana yang sangat menyenangkan.
Kantor-kantor dagang itu mengurusi palawija, emas, gading, perak, dan kerajinan tangan yang disukai oleh orang-orang Ta- shi (Arab). Pusat perdagangan berada di Yeo-thong, atau Jedong, yang sekarang masuk Ngoro.
Tak mengherankan bila lokasi itulah menjadikan Kerajaan Jenggala ramai dikunjungi pedagang - pedagang dari Nusantara dan luar negeri. Tak ayal pendapatan kerajaan juga disuplai oleh pemasukan dari bandar dagang.
Berkembangnya Kerajaan Jenggala ini juga tak lepas dari peran sentral Mapanji Garasakan, yang berhasil mengantarkan kerajaan ke masa kejayaan.
Lihat Juga: Kisah Kyai Cokro, Pusaka Andalan Pangeran Diponegoro Melawan Kebatilan dan Kezaliman Belanda
Konon wilayah Kerajaan Jenggala membentang cukup luas. Lokasi Keraton Jenggala berada di sekitar Sungai Pepe. Konon ada beberapa arca yang ditemukan di sekitar Sungai Pepe. Hal itu menunjukkan lokasi Keraton Jenggala di wilayah Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo.
Tapi ada pendapat, Keraton Jenggala berlokasi di sekitar Alun-alun Sidoarjo, atau tepatnya di rumah dinas Bupati Sidoarjo. Pandangan ini berdasarkan penemuan patung katak raksasa dan arca Bathara Ismaya (Semar) yang masih ada di sana sampai tahun 1975.
Baca Juga
Dikutip dari "13 Raja Paling Berpengaruh Sepanjang Sejarah Kerajaan di Tanah Jawa", jika diurutkan maka pusat Kerajaan Jenggala diperkirakan berada di kawasan Taman. Sementara tempat rekreasi putra-putri kerajaan berada di daerah Tropodo.
Lokasi kerajaan yang berada di hilir sungai membuat Jenggala berubah menjadi pusat strategis perdagangan. Lokasi di muara Sungai Porong dan dekat dengan Selat Madura menjadikan Jenggala berubah jadi bandar dagang.
Lokasi yang strategis itulah membuat kawasan bandar dagang Sungai Porong begitu dikenal. Bahkan konon ada dua orang saudagar asal Cina yakni Chou Yu Kua dan Chou Ku Fei, yang mencatat tentang kejayaan bandar dagang di Sungai Porong.
Menurut Chou Yu Kua, bandar dagang di Sungai Porong merupakan pelabuhan besar dengan pajak murah dan kantor - kantor dagang berjejer, dengan suasana yang sangat menyenangkan.
Kantor-kantor dagang itu mengurusi palawija, emas, gading, perak, dan kerajinan tangan yang disukai oleh orang-orang Ta- shi (Arab). Pusat perdagangan berada di Yeo-thong, atau Jedong, yang sekarang masuk Ngoro.
Tak mengherankan bila lokasi itulah menjadikan Kerajaan Jenggala ramai dikunjungi pedagang - pedagang dari Nusantara dan luar negeri. Tak ayal pendapatan kerajaan juga disuplai oleh pemasukan dari bandar dagang.
Berkembangnya Kerajaan Jenggala ini juga tak lepas dari peran sentral Mapanji Garasakan, yang berhasil mengantarkan kerajaan ke masa kejayaan.
Lihat Juga: Kisah Kyai Cokro, Pusaka Andalan Pangeran Diponegoro Melawan Kebatilan dan Kezaliman Belanda
(ams)
tulis komentar anda