Bung Karno Meracik Kemerdekaan Sejak di Peneleh

Senin, 17 Agustus 2020 - 05:00 WIB
Bung Karno meracik kemerdekaan sejak di Kampung Peneleh, Surabaya, Jawa Timur.Foto/dok
SURABAYA - Konsep kemerdekaan Indonesia sudah ditanamkan benihnya oleh Soekarno muda ketika dirinya tinggal di kamar kos gelap tanpa jendela dan pintu di Peneleh Surabaya. Dalam kegelapan dan cermin yang kusam, singa podium melatih auman pertamanya untuk menyatukan rakyat Indonesia.

Bung Karno datang ke Surabaya di usia 15 tahun dan tinggal di rumah kos milik Haji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto. Ia merupakan indung semang yang dikenal dengan pidato yang menyentuh hati untuk menggerakan massa. Peracik siasat yang jitu, serta bapak pergerakan nasional yang ulung.

Dalam buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia yang ditulis oleh Cindy Adams menjelakan, tiap malam di rumah Peneleh gang VII itu selalu datang para tokoh pergerakan nasional untuk bertemu dengan Tjokroaminoto. Bung Karno kecil tak mau melewatkan momen itu, ia duduk di lantai sambil mendengarkan berbagai percakapan bapak bangsa.





Dalam larut malam yang begitu dingin, Bung Karno masih tetap memasang mata, tanpa melewatkan sedikitpun percakapan. “Berapa banyak yang diambil Belanda dari Indonesia?” cletuk Bung Karno.

“Anak ini sangat ingin tahu,” kata Tjokroaminoto. Kemudian menambahkan,” De Vereenigde Oost Indische Compagnie atau mencuri kira-kira 1.800 juta gulden dari tanah kita setiap tahunnya untuk memberi makan Den Haag.”

(Baca juga: 2.694 ASN di Jatim Raih Tanda Kehormatan Satyalancana Karya )

Begitulah tiap malam. Dalam pekat kopi yang tersaji sampai pagi bersama dengan obrolan berbagai macam jenis tokoh yang ditemuinya di rumah Tjokroaminoto. Semuanya diserap, dibawanya masuk ke kamar gelap tanpa jendela dan pintu. Dimulainya petualangan kata yang mengelegar.

Kamarnya yang gelap selalu memunculkan pelita di hatinya. Soekarno muda sering berbicara di kamar yang sempit dengan Thomas Jefferson. “Aku merasa dekat dan bersahabat dengan dia, karena di bercerita kepada aku tentang declaration of independence yang ditulisnya di tahun 1776. Aku memperbincangkan dengan dia persoalan George Washinton. Aku mengalami lagi perjalanan Paul Revere. Aku dengan sengaja mencari-cara kesalahan dalam kehidupan Abraham Lincoln, sehingga aku dapat mempersoalkan hal ini dengan dia,” katanya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content