Konsultasi Publik Draft Standar IFCC-EUDR Digelar di Bogor, Drajad: Kami Inisiatif Kembangkan Skema Uji Tuntas
Selasa, 19 Maret 2024 - 13:57 WIB
"Mendag mendukung penuh dan terus melobi UE agar Indonesia tidak dimasukkan dalam negara berisiko tinggi," kata Drajad.
"Jika Indonesia masuk kategori berisiko rendah, eksportir tidak perlu melakukan uji tuntas. Namun, jika berisiko tinggi, uji tuntasnya akan lebih ketat. Kita harus mengantisipasi itu," pungkasnya.
Drajad optimistis bahwa Indonesia bisa memanfaatkan situasi ini untuk merebut pasar.
"Jika kita lebih cepat siap, negara pesaing kita yang belum siap, kita malah bisa merebut pasar," pungkasnya.
Skema uji tuntas yang dibuat IFCC diharapkan dapat membantu eksportir Indonesia untuk memenuhi persyaratan UE dan meningkatkan daya saing produk mereka di pasar global.
Lihat Juga: Nestapa Warga Monggot Grobogan Puluhan Tahun Tak Punya WC, Terpaksa Buang Air Besar di Hutan
"Jika Indonesia masuk kategori berisiko rendah, eksportir tidak perlu melakukan uji tuntas. Namun, jika berisiko tinggi, uji tuntasnya akan lebih ketat. Kita harus mengantisipasi itu," pungkasnya.
Drajad optimistis bahwa Indonesia bisa memanfaatkan situasi ini untuk merebut pasar.
"Jika kita lebih cepat siap, negara pesaing kita yang belum siap, kita malah bisa merebut pasar," pungkasnya.
Skema uji tuntas yang dibuat IFCC diharapkan dapat membantu eksportir Indonesia untuk memenuhi persyaratan UE dan meningkatkan daya saing produk mereka di pasar global.
Lihat Juga: Nestapa Warga Monggot Grobogan Puluhan Tahun Tak Punya WC, Terpaksa Buang Air Besar di Hutan
(hri)
tulis komentar anda