Awas! Daging Terpapar Antraks dari Sleman Tersebar di Klaten
Kamis, 14 Maret 2024 - 13:18 WIB
SLEMAN - Pemprov DIY menggelar rapat gabungan terkait penanganan antraks di wilayahnya. Dalam rapat tersebut terungkap jika daging dari wilayah yang terpapar antraks di Dusun Kalinongko, Kalurahan Gayamharjo, Kapanewon Prambanan ternyata dibagikan sampai Klaten.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Klaten Widiyanti mengatakan daging yang sempat dibawa ke Klaten oleh anak dari pemilik ternak yag ada di kalinongko. Selain daging, ada balungan (tulang) yang dibawa anak pemilik hewan di Kalinongko.
”Memang ada balungan daging tapi balungan sudah dimasak dimakan oleh keluarga. Kemudian kami mendapat info itu, kami segera melakukan investigasi di lapangan,” kata Widiyanti dalam keterangannya, Kamis (14/3/2024).
Kemudian 12 Maret 2024 lalu, pihaknya melakukan penyisiran dan penguburan serta pemusnahan daging yang masih ada. Kebetulan dalam penyisiran masih ada di dalam lemari pendingin. Sesuai SOP, lemari pendingin hingga dagingnya kemudian dikubur.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga melakukan pengambilan sampel baik swab di kulkas, swab daging serta pengambilan sampel darah si anggota keluarga yang mengkonsumsi daging yang sudah dimasak tadi.
”Kita sambil menunggu karena untuk anggota keluarga sejak dia makan setelah dia mendapatkan tanggal 14 Februari kurang 5 hari dia sudah masak tapi tanggal perisisnya lupa. Kemudian sampai saat ini kita cek ke lokasi tidak mengalami perubahan kesehatan apapun,” tambahnya.
Pihaknya sudah memetakan lokasi-lokasi daerah yang berdekatan dengan kasus antraks di Gunungkidul dan Sleman. Kedua lokasi tersebut memang dekat dengan Klaten di mana hanya dipisah oleh sungai sehingga perlu peningkatan kewaspadaan.
Dia mengintruksikan kepada camat untuk menghimbau kepada masyarakat khususnya di daerah yang beresiko untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sungai termasuk mencari pakan ternak di daerah aliran sungai tersebut.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Hery Sulistyo Hermawan menambahkan mendapat laporan ada hewan ternak yang mati kemudian dibuang ke sungai di wilayah Klaten dan ada daging yang dibawa ke Klaten. Oleh karena itu, persebaran antraks sudah keluar daerah.
“Indikasi di lapangan gitu. Penyebaran di Klaten sebetulnya karena daging-daging hewan sakit dipurak (disembelih) kemudian dagingnya diberikan kepada anaknya (yang tinggal di Klaten). Artinya keluar itu kelihatan,” katanya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Klaten Widiyanti mengatakan daging yang sempat dibawa ke Klaten oleh anak dari pemilik ternak yag ada di kalinongko. Selain daging, ada balungan (tulang) yang dibawa anak pemilik hewan di Kalinongko.
”Memang ada balungan daging tapi balungan sudah dimasak dimakan oleh keluarga. Kemudian kami mendapat info itu, kami segera melakukan investigasi di lapangan,” kata Widiyanti dalam keterangannya, Kamis (14/3/2024).
Kemudian 12 Maret 2024 lalu, pihaknya melakukan penyisiran dan penguburan serta pemusnahan daging yang masih ada. Kebetulan dalam penyisiran masih ada di dalam lemari pendingin. Sesuai SOP, lemari pendingin hingga dagingnya kemudian dikubur.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga melakukan pengambilan sampel baik swab di kulkas, swab daging serta pengambilan sampel darah si anggota keluarga yang mengkonsumsi daging yang sudah dimasak tadi.
”Kita sambil menunggu karena untuk anggota keluarga sejak dia makan setelah dia mendapatkan tanggal 14 Februari kurang 5 hari dia sudah masak tapi tanggal perisisnya lupa. Kemudian sampai saat ini kita cek ke lokasi tidak mengalami perubahan kesehatan apapun,” tambahnya.
Pihaknya sudah memetakan lokasi-lokasi daerah yang berdekatan dengan kasus antraks di Gunungkidul dan Sleman. Kedua lokasi tersebut memang dekat dengan Klaten di mana hanya dipisah oleh sungai sehingga perlu peningkatan kewaspadaan.
Dia mengintruksikan kepada camat untuk menghimbau kepada masyarakat khususnya di daerah yang beresiko untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sungai termasuk mencari pakan ternak di daerah aliran sungai tersebut.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Hery Sulistyo Hermawan menambahkan mendapat laporan ada hewan ternak yang mati kemudian dibuang ke sungai di wilayah Klaten dan ada daging yang dibawa ke Klaten. Oleh karena itu, persebaran antraks sudah keluar daerah.
“Indikasi di lapangan gitu. Penyebaran di Klaten sebetulnya karena daging-daging hewan sakit dipurak (disembelih) kemudian dagingnya diberikan kepada anaknya (yang tinggal di Klaten). Artinya keluar itu kelihatan,” katanya.
(ams)
tulis komentar anda