Viral Kabut Tebal Selimuti Perairan Selatan Gunungkidul, Ini Penjelasan BMKG
Senin, 23 Oktober 2023 - 08:22 WIB
Namun, seiring dengan peningkatan suhu dan munculnya sinar matahari maka kabut ini akan memudar. Kabut ini terjadi karena kondensasi atau titik-titik air yang berada di permukaan bumi karena kelembaban yang tinggi dan suhu yang rendah.
Hal ini bisa terjadi pada saat musim kemarau karena sinar matahari yang masuk ke bumi kemudian dipantulkan kembali energinya terlepas semua sehingga suhunya menjadi dingin sekali. Dan kalau orang Jawa Itu bilangnya bediding.
Sementara itu, Sekretaris SAR Satlinmas Wilayah 2 Surisdiyanto membenarkan jika kabut melanda kawasan pantai selatan Gunungkidul sejak pagi. Namun kabut mulai pekat datang dari arah samudera Hindia sejak pukul 14.00 WIB dan kabut semakin tebalmenjelang petang.
”Suasananya seperti pagi hari berkabut habis hujan itu,” kata Surisdiyanto kepada wartawan, Senin (23/10/2023).
Suris mengatakan, fenomena ini sebenarnya sudah sering terjadi. Dan setiap puncak musim kemarau, fenomena kabut tersebut memang selalu muncul di perairan selatan Gunungkidul.
Namun belakangan, intensitas terjadinya kabut semakin meningkat belakangan ini dan kian pekat. Kabut ini semakin pekat setiap menjelang sore hingga malam hari. Tentu hal tersebut sangat mengganggu aktivitas nelayan karena jarak pandang mereka menjadi sangat terbatas.
Seringkali nelayan kesulitan untuk menentukan arah pulang ke daratan karena memang tidak bisa melihat langsung ke daratan. Bahkan lampu Mercusuar yang terpasang sebagai petunjuk juga seringkali tidak terlihat dari lautan.
Beberapa hari lalu bahkan ada seorang nelayan yang meninggal dunia usai perahunya menabrak karang ketika kebingungan mengarahkan kapalnya saat hendak kembali ke pantai tempat mereka pergi sebelumnya.
(ams)
tulis komentar anda