BMKG: Musim Hujan di DIY Awal November, Puncaknya Februari!
loading...
A
A
A
YOGYAKARTA - Kepala Stasiun Klimatologi DIY, Reni Kraningtyas mengatakan awal musim hujan di DIY diperkirakan terjadi November mendatang. Hal ini berdasarkan pantauan BMKG pada tingkat curah hujan bulanan di DIY.
”Curah hujan Oktober terlihat masih kecil, sehingga belum menunjukkan awal musim hujan. Kemudian November sekitar 200 milimeter per bulan, jadi November ini masuk dasarian awal musim penghujan,” kata Reni, Kamis (19/10/2023).
”Karena kalau awal musim penghujan itu tiga dasarian berturut-turut curah hujannya diatas 150 milimeter per bulan,” tambahnya.
Meski begitu, awal musim hujan di DIY tidak terjadi secara bersamaan. Umumnya, pada dasarian pertama, hujan di DIY lebih dulu terjadi di Kulonprogo bagian utara. Kemudian akan menyebar ke wilayah Gunungkidul, Bantul dan Sleman wilayah utara di dasarian dua dan ketiga.
Reni mengatakan curah hujan ini diperkirakan berskala kecil. Hal ini disebabkan dampak gelombang El Nino yang tergolong kecil di wDIY, serta suhu permukaan laut di pantai Timur Afrika yang cenderung tidak sampai ke wilayah Indonesia.
”Kita hanya mengandalkan penguapan dari perairan kita, sehingga pada saat ini, pada periode El Nino yang IOD-nya positif mengakibatkan curah hujan yang lebih sedikit dari biasanya,” ucapnya.
Selain itu, kata dia, kondisi tersebut juga berimbas pada mundurnya waktu terjadinya awal musim hujan. Sementara Reni mengatakan puncak musim hujan di wilayah DIY diperkirakan akan terjadi pada Februari 2024.
”Tetapi, karena awal musim hujannya mundur, sehingga musim hujan juga diperkirakan akan lebih pendek. Tapi umumnya 16 sampai 18 dasarian, atau sekitar 6 bulan,” terangnya.
”Curah hujan Oktober terlihat masih kecil, sehingga belum menunjukkan awal musim hujan. Kemudian November sekitar 200 milimeter per bulan, jadi November ini masuk dasarian awal musim penghujan,” kata Reni, Kamis (19/10/2023).
”Karena kalau awal musim penghujan itu tiga dasarian berturut-turut curah hujannya diatas 150 milimeter per bulan,” tambahnya.
Meski begitu, awal musim hujan di DIY tidak terjadi secara bersamaan. Umumnya, pada dasarian pertama, hujan di DIY lebih dulu terjadi di Kulonprogo bagian utara. Kemudian akan menyebar ke wilayah Gunungkidul, Bantul dan Sleman wilayah utara di dasarian dua dan ketiga.
Reni mengatakan curah hujan ini diperkirakan berskala kecil. Hal ini disebabkan dampak gelombang El Nino yang tergolong kecil di wDIY, serta suhu permukaan laut di pantai Timur Afrika yang cenderung tidak sampai ke wilayah Indonesia.
”Kita hanya mengandalkan penguapan dari perairan kita, sehingga pada saat ini, pada periode El Nino yang IOD-nya positif mengakibatkan curah hujan yang lebih sedikit dari biasanya,” ucapnya.
Selain itu, kata dia, kondisi tersebut juga berimbas pada mundurnya waktu terjadinya awal musim hujan. Sementara Reni mengatakan puncak musim hujan di wilayah DIY diperkirakan akan terjadi pada Februari 2024.
”Tetapi, karena awal musim hujannya mundur, sehingga musim hujan juga diperkirakan akan lebih pendek. Tapi umumnya 16 sampai 18 dasarian, atau sekitar 6 bulan,” terangnya.