Marx House Madiun, Tempat Pengkaderan Para Kader Militan PKI Berujung Pemberontakan 1948
Minggu, 24 September 2023 - 04:56 WIB
Saat peristiwa Madiun 18 September 1948 meletus, Jusuf terlibat namun berhasil meloloskan diri. Pada tahun 1949 ia mewakili PKI di DPR dan selama periode waktu 1963-1966 menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia.
Di depan para tokoh, para kader muda PKI digembleng dengan keras. Kader-kader dididik selama beberapa bulan. Setelah itu dengan pengetahuan teori sekedarnya, mereka dilepas ke tengah masyarakat.
“Peserta-peserta Marx House tidak ada yang menjadi tokoh utama. Tetapi banyak di antara mereka menjadi pekerja-pekerja yang gigih dan praktis”.
Dalam catatan media Boeroeh 10 April 1947, hingga April 1947 Marx House di Madiun telah mencetak sebanyak 400 kader PKI. Terhitung hanya dalam waktu dua bulan terdapat tambahan 140 kader baru.
Sebanyak 20 orang di antaranya adalah perempuan ditambah para peserta yang berasal dari Sumatra dan Sulawesi. “Melalui Marx House, kaum komunis dapat menyuplai sebagian kebutuhan kader untuk pekerjaan-pekerjaan lapangan”.
Seiring dengan pengembangan jaringan, sejumlah para pimpinan PKI yang sebelumnya berada di luar negeri, mulai berdatangan. Mereka di antaranya Maruto Darusman, Setiadjid, dan Soeripno.
Tokoh komunis kawakan, yakni Alimin yang sudah 20 tahun menghilang dari Indonesia, juga muncul. PKI kemudian membagi peran para pimpinan dengan menyusup ke dalam organisasi PBI, SOBSI, Pesindo serta kalangan mahasiswa.
Demikian sejarah perjalanan Madiun sebagai salah satu tempat bersemainya ajaran komunisme. Puncaknya adalah meletusnya peristiwa Madiun Affair atau pemberontakan PKI Madiun 18 September 1948.
Lihat Juga: Kisah Tumenggung Pati Pembisik Sultan Amangkurat I Meredam Konflik Kesultanan Mataram dengan Banten
Di depan para tokoh, para kader muda PKI digembleng dengan keras. Kader-kader dididik selama beberapa bulan. Setelah itu dengan pengetahuan teori sekedarnya, mereka dilepas ke tengah masyarakat.
“Peserta-peserta Marx House tidak ada yang menjadi tokoh utama. Tetapi banyak di antara mereka menjadi pekerja-pekerja yang gigih dan praktis”.
Dalam catatan media Boeroeh 10 April 1947, hingga April 1947 Marx House di Madiun telah mencetak sebanyak 400 kader PKI. Terhitung hanya dalam waktu dua bulan terdapat tambahan 140 kader baru.
Sebanyak 20 orang di antaranya adalah perempuan ditambah para peserta yang berasal dari Sumatra dan Sulawesi. “Melalui Marx House, kaum komunis dapat menyuplai sebagian kebutuhan kader untuk pekerjaan-pekerjaan lapangan”.
Seiring dengan pengembangan jaringan, sejumlah para pimpinan PKI yang sebelumnya berada di luar negeri, mulai berdatangan. Mereka di antaranya Maruto Darusman, Setiadjid, dan Soeripno.
Tokoh komunis kawakan, yakni Alimin yang sudah 20 tahun menghilang dari Indonesia, juga muncul. PKI kemudian membagi peran para pimpinan dengan menyusup ke dalam organisasi PBI, SOBSI, Pesindo serta kalangan mahasiswa.
Demikian sejarah perjalanan Madiun sebagai salah satu tempat bersemainya ajaran komunisme. Puncaknya adalah meletusnya peristiwa Madiun Affair atau pemberontakan PKI Madiun 18 September 1948.
Lihat Juga: Kisah Tumenggung Pati Pembisik Sultan Amangkurat I Meredam Konflik Kesultanan Mataram dengan Banten
(shf)
tulis komentar anda