Ingin UMKM Bersaing di Pasar Ekspor, Ini Resep dari Kadin Jatim
Minggu, 02 Agustus 2020 - 11:46 WIB
SURABAYA - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur (Jatim) Adik Dwi Putranto menyebutkan, ada dua strategi yang harus dilakukan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) agar bisa bersaing di pasar ekspor.
Pertama adalah konsisten. Konsisten ini terbagi dalam empat hal. Yakni, konsisten dalam kualitas produk, konsisten dalam kuantitas produk, konsisten dalam harga dan terakhir konsisten dalam hal waktu.
"Strategi utama ini tidak hanya harus dilakukan oleh UMKM untuk memenangkan pasar ekspor tetapi juga untuk memenangkan pasar domestik," kata Adik, Minggu (2/8/2020).
UMKM, kata dia, harus konsisten dalam kualitas produksi. Ini sangat penting karena masih banyak UMKM yang kualitasnya tidak stabil.
Sementara konsisten dalam hal kuantitas juga diperlukan agar tidak mengganggu kontrak yang telah dibuat dengan pembeli luar negeri.
Karena terkadang UMKM ini sekali waktu bisa memproduksi banyak tetapi sekali waktu tidak. "Konsisten dalam harga karena terkait dengan kepercayaan dan konsisten dalam hal waktu terkait dengan jadwal pengiriman barang," imbuhnya.
Strategi kedua atau strategi pendukung. Strategi ini adalah bagaimana UMKM bisa memanfaatkan online marketing atau digital marketing serta menggunakan market place yang level internasional untuk memasarkan produk yang dijual.
"Dalam hal ini, kami telah membentuk tim untuk memberikan pelatihan kepada mereka bagaimana memanfaatkan teknologi digital dalam hal pemasaran," ujarnya.
Dia menambahkan, UMKM juga harus bisa memanfaatkan jaringan internasional yang dimiliki Indonesia di luar negeri.
Seperti konsul dagang, Diaspora dan Kadin Jatim Representatife Office. Selain itu juga ada jaringan The Indonesian Trade Promotion Centre (ITPC). (Baca juga: Bersepeda Sambil Wisata Menyusuri Indahnya Pantai di Probolinggo)
Yaitu organisasi nirlaba milik pemerintah di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Pengembangan Expor Nasional Indonesia. (Baca juga: Pengendara Sepeda Motor Ini Tak Pakai Masker, Tetap Ngeyel saat Dinasihati Petugas)
"UMKM juga harus memanfaatkan kerjasama perdagangan yang telah dilakukan oleh Indonesia. Sesuai data di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) ada banyak kerjasama yang telah ditandatangani Indonesia yang bisa dimanfaatkan untuk menekan biaya produksi. Salah satunya diantaranya ASEAN Trade in Goods Agreement (ATIGA)," tandasnya.
Lihat Juga: Kayanya Alam Nusantara di Bawah Kekuasaan Kerajaan Majapahit, Bikin Pedagang Tingkok Terpana
Pertama adalah konsisten. Konsisten ini terbagi dalam empat hal. Yakni, konsisten dalam kualitas produk, konsisten dalam kuantitas produk, konsisten dalam harga dan terakhir konsisten dalam hal waktu.
"Strategi utama ini tidak hanya harus dilakukan oleh UMKM untuk memenangkan pasar ekspor tetapi juga untuk memenangkan pasar domestik," kata Adik, Minggu (2/8/2020).
UMKM, kata dia, harus konsisten dalam kualitas produksi. Ini sangat penting karena masih banyak UMKM yang kualitasnya tidak stabil.
Sementara konsisten dalam hal kuantitas juga diperlukan agar tidak mengganggu kontrak yang telah dibuat dengan pembeli luar negeri.
Karena terkadang UMKM ini sekali waktu bisa memproduksi banyak tetapi sekali waktu tidak. "Konsisten dalam harga karena terkait dengan kepercayaan dan konsisten dalam hal waktu terkait dengan jadwal pengiriman barang," imbuhnya.
Strategi kedua atau strategi pendukung. Strategi ini adalah bagaimana UMKM bisa memanfaatkan online marketing atau digital marketing serta menggunakan market place yang level internasional untuk memasarkan produk yang dijual.
"Dalam hal ini, kami telah membentuk tim untuk memberikan pelatihan kepada mereka bagaimana memanfaatkan teknologi digital dalam hal pemasaran," ujarnya.
Dia menambahkan, UMKM juga harus bisa memanfaatkan jaringan internasional yang dimiliki Indonesia di luar negeri.
Seperti konsul dagang, Diaspora dan Kadin Jatim Representatife Office. Selain itu juga ada jaringan The Indonesian Trade Promotion Centre (ITPC). (Baca juga: Bersepeda Sambil Wisata Menyusuri Indahnya Pantai di Probolinggo)
Yaitu organisasi nirlaba milik pemerintah di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Pengembangan Expor Nasional Indonesia. (Baca juga: Pengendara Sepeda Motor Ini Tak Pakai Masker, Tetap Ngeyel saat Dinasihati Petugas)
"UMKM juga harus memanfaatkan kerjasama perdagangan yang telah dilakukan oleh Indonesia. Sesuai data di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) ada banyak kerjasama yang telah ditandatangani Indonesia yang bisa dimanfaatkan untuk menekan biaya produksi. Salah satunya diantaranya ASEAN Trade in Goods Agreement (ATIGA)," tandasnya.
Lihat Juga: Kayanya Alam Nusantara di Bawah Kekuasaan Kerajaan Majapahit, Bikin Pedagang Tingkok Terpana
(boy)
tulis komentar anda