Kisah Jenderal Yoga Sugomo, Sedulur Sinorowedi yang Berani Minta Presiden Soeharto Tak Nyalon di Pilpres 1988

Selasa, 05 September 2023 - 13:23 WIB
Jenderal Yoga Sugomo (kiri) dan Ali Moertopo (kanan). Foto/Repro/Istimewa
Suhu politik Indonesia berubah dinamis menjelang pemilihan umum, yakni terutama mendekati pemilihan presiden (Pilpres). Pro dan kontra pun terus bermunculan.

Yoga Sugomo merupakan salah satu jenderal militer yang berharap Presiden Soeharto tidak lagi mencalonkan diri sebagai Presiden Indonesia pada pemilihan umum 1988.

Jenderal Yoga dan Soeharto memiliki hubungan yang dekat. Hubungan keduanya bukan sekedar bawahan dengan atasan, teman sejawat, melainkan sahabat sejati dan bahkan saudara (sedulur sinorowedi). Hubungan itu sama antara Soeharto dengan Ali Moertopo.



“Sedulur sinorowedi kata orang Jawa,” demikian dikutip dari buku Jenderal Yoga Loyalis di Balik Layar (2018). Presiden Soeharto telah melewati periode kekuasaan 1983-1988 dengan baik.



Bahkan Yoga menilai 1983-1988 merupakan puncak keemasan kekuasaan Presiden Soeharto. “Sesudah itu dikhawatirkan akan melemah”.

Sebagai pimpinan badan koordinasi intelijen negara (Bakin), Jenderal Yoga memiliki sejumlah alasan mendasar kenapa Soeharto waktunya lengser. Sudah waktunya Soeharto meletakkan kekuasaan dengan baik-baik.



Pada tahun 1988, Soeharto sudah berusia 67 tahun dan telah berkuasa selama 22 tahun. Jika kembali berkuasa, Jenderal Yoga khawatir Soeharto akan jenuh dan lelah.Di sisi lain sumber dan jaringan informasi Soeharto menurut Yoga juga semakin menyempit.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More