Biografi Sultan Hasanuddin, Pahlawan Nasional Berjuluk Ayam Jantan dari Timur
Rabu, 30 Agustus 2023 - 09:57 WIB
Pada 24 November 1966, terjadi pergerakan besar-besaran yang dilakukan pasukan VOC di bawah pimpinan Laksamana Cornelis Janszoon Speelman. Armada laut VOC datang dari pelabuhan Batavia menuju ke Sombaopu (ibukota Gowa).
Sekitar 19 Desember 1666, VOC telah sampai di depan Sombaopu. Mereka mulai memberikan intimidasi dengan menyerukan tuntutan agar Gowa membayar kerugian yang berhubungan dengan tewasnya orang-orang Belanda.
Tak gentar oleh gertakan yang diberikan, VOC memulai serangan dan terjadilah tembak-menembak dan duel meriam antara kapal armada dengan benteng pertahanan kerajaan Gowa.
Terdesak oleh VOC yang dibantu Kerajaan Bone, Sultan Hasanuddin dipaksa menandatangani Perjanjian Bongaya pada 18 November 1667. Meski posisinya sudah semakin terdesak, namun api semangat juang Sultan Hasanuddin beserta para pasukannya belum padam.
Meski tak bisa mengusir bangsa Barat, Sultan Hasanuddin masih terus berjuang dan menolak bekerja sama dengan Belanda. Kegigihan tersebut bertahan sampai dia wafat pada 12 Juni 1670 di kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Melihat jasa dan perjuangannya yang sangat besar, pemerintah Indonesia menetapkan Sultan Hasanuddin menjadi pahlawan nasional. Ketentuan ini tertuang dalam Surat Keputusan Presiden RI No. 087/TK/1973.
Tak hanya itu, nama Sultan Hasanuddin juga turut diabadikan menjadi nama universitas negeri (Universitas Hasanuddin), kemudian nama bandar udara di Makassar, Bandara Sultan Hasanuddin, dan lain sebagainya.
Demikian ulasan mengenai biografi Sultan Hasanuddin, pahlawan nasional Indonesia bergelar julukan Ayam Jantan dari Timur.
Lihat Juga: Kebiasaan Pahlawan Nasional Bung Tomo, Tokoh Pertempuran 10 November Surabaya yang Jarang Diketahui
Sekitar 19 Desember 1666, VOC telah sampai di depan Sombaopu. Mereka mulai memberikan intimidasi dengan menyerukan tuntutan agar Gowa membayar kerugian yang berhubungan dengan tewasnya orang-orang Belanda.
Tak gentar oleh gertakan yang diberikan, VOC memulai serangan dan terjadilah tembak-menembak dan duel meriam antara kapal armada dengan benteng pertahanan kerajaan Gowa.
Terdesak oleh VOC yang dibantu Kerajaan Bone, Sultan Hasanuddin dipaksa menandatangani Perjanjian Bongaya pada 18 November 1667. Meski posisinya sudah semakin terdesak, namun api semangat juang Sultan Hasanuddin beserta para pasukannya belum padam.
Meski tak bisa mengusir bangsa Barat, Sultan Hasanuddin masih terus berjuang dan menolak bekerja sama dengan Belanda. Kegigihan tersebut bertahan sampai dia wafat pada 12 Juni 1670 di kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Diangkat Jadi Pahlawan Nasional
Melihat jasa dan perjuangannya yang sangat besar, pemerintah Indonesia menetapkan Sultan Hasanuddin menjadi pahlawan nasional. Ketentuan ini tertuang dalam Surat Keputusan Presiden RI No. 087/TK/1973.
Tak hanya itu, nama Sultan Hasanuddin juga turut diabadikan menjadi nama universitas negeri (Universitas Hasanuddin), kemudian nama bandar udara di Makassar, Bandara Sultan Hasanuddin, dan lain sebagainya.
Demikian ulasan mengenai biografi Sultan Hasanuddin, pahlawan nasional Indonesia bergelar julukan Ayam Jantan dari Timur.
Lihat Juga: Kebiasaan Pahlawan Nasional Bung Tomo, Tokoh Pertempuran 10 November Surabaya yang Jarang Diketahui
(okt)
tulis komentar anda