Mengharukan! Anak Pengemudi Ojek Online di Bandar Lampung Lolos jadi Bintara Polri
Jum'at, 21 Juli 2023 - 18:17 WIB
Pria kelahiran Bengkulu tersebut, pernah berkeluh kesah dengan teman nongkrongnya yang merupakan anggota Polresta Bandarlampung. "Saya manggilnya abang, dia (abang) ngomong, masa sih nggak minat jadi polisi, coba dulu ajak (Rizqi) ke sini," kata Safrizal menirukan ucapan anggota kepolisian itu.
Setelah bertemu, anggota itu bertanya kepada Rizqi, apakah mau bekerja sebagai sekuriti jika memang dia tidak berminat daftar ke kepolisian. "Dia (Rizqi) bilang mau jadi sekuriti. Dia nggak mau jadi polisi, ribet sama nggak punya uang," tutur Safrizal.
Selain itu, kondisi fisik Rizqi saat itu juga sedang tidak sehat. Mudah lelah, kurang kuat latihan fisik dan bahkan tidak bisa berenang. Dengan "jebakan" bekerja sebagai sekuriti itu, Rizqi lalu menjalani pelatihan mandiri, semua dibiayai oleh anggota itu.
Sementara Rizqi mengatakan, dia baru kali pertama mengikuti seleksi penerimaan bintara Polri. Menurut Rizqi, semangatnya sempat naik turun saat mengikuti seleksi. Pasalnya, dalam 13 kali tahapan semua dia jalani sendiri tanpa didampingi orangtuanya.
Namun motivasinya mengangkat derajat dan kehidupan keluarga, menjadi penyemangat bagi Rizqi untuk tetap mengikuti seleksi. "Nggak pernah kepikiran jadi polisi sih. Cuma emang karena kondisi keluarga begini, saya ingin membantu orang tua," ungkapnya.
Rizqi merupakan satu di antara 508 orang calon siswa yang lulus untuk bersekolah di Sekolah Kepolisian Negara (SPN) Polda Lampung, pada gelombang kedua tahun 2023 ini. Tak ada garis keturunan polisi, kedua orang tua Rizqi hanya orang biasa.
Tidak ada keluarganya yang berprofesi sebagai polisi. Ayahnya hanya pengemudi ojek online, dan ibunya Rosidah membuka warung pecel di rumah kontrakan mereka di Jalan M Bangsawan, RT 5 LK1, Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu.
Setelah bertemu, anggota itu bertanya kepada Rizqi, apakah mau bekerja sebagai sekuriti jika memang dia tidak berminat daftar ke kepolisian. "Dia (Rizqi) bilang mau jadi sekuriti. Dia nggak mau jadi polisi, ribet sama nggak punya uang," tutur Safrizal.
Selain itu, kondisi fisik Rizqi saat itu juga sedang tidak sehat. Mudah lelah, kurang kuat latihan fisik dan bahkan tidak bisa berenang. Dengan "jebakan" bekerja sebagai sekuriti itu, Rizqi lalu menjalani pelatihan mandiri, semua dibiayai oleh anggota itu.
Sementara Rizqi mengatakan, dia baru kali pertama mengikuti seleksi penerimaan bintara Polri. Menurut Rizqi, semangatnya sempat naik turun saat mengikuti seleksi. Pasalnya, dalam 13 kali tahapan semua dia jalani sendiri tanpa didampingi orangtuanya.
Namun motivasinya mengangkat derajat dan kehidupan keluarga, menjadi penyemangat bagi Rizqi untuk tetap mengikuti seleksi. "Nggak pernah kepikiran jadi polisi sih. Cuma emang karena kondisi keluarga begini, saya ingin membantu orang tua," ungkapnya.
Rizqi merupakan satu di antara 508 orang calon siswa yang lulus untuk bersekolah di Sekolah Kepolisian Negara (SPN) Polda Lampung, pada gelombang kedua tahun 2023 ini. Tak ada garis keturunan polisi, kedua orang tua Rizqi hanya orang biasa.
Tidak ada keluarganya yang berprofesi sebagai polisi. Ayahnya hanya pengemudi ojek online, dan ibunya Rosidah membuka warung pecel di rumah kontrakan mereka di Jalan M Bangsawan, RT 5 LK1, Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu.
(eyt)
tulis komentar anda