Kisah Denmas Mendung yang Obati Soekarno Kecil dengan Metode Ganti Nama

Sabtu, 15 Juli 2023 - 09:33 WIB
Presiden pertama Indonesia, Soekarno. Foto/Istimewa
Awal mula keterkaitan Dusun Krapak, Desa Pojok Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri dengan Presiden Soekarno tak bisa lepas dari riwayat penyakit Sang Proklamator RI tersebut. Juga, dengan sosok yang dikenal sebagai Denmas Mendung.

Bung Karno kecil sakit-sakitan sejak diboyong keluarganya ke Ploso, Jombang. Dalam kondisi kritis, beruntung ada Denmas Mendung yang mengobatinya hingga sembuh.

Sejak itu, Koesno diboyong ke Ndalem Pojok, Wates, Kediri dan diganti namanya menjadi Soekarno.Raden Soekeni dan istrinya Ida Ayu begitu sedih mengetahui putranya, Koesno, yang saat itu berusia enam bulan sakit-sakitan.

Itu terjadi sejak kepindahan tugas mereka sebagai guru dari Surabaya ke Ploso Jombang, tepatnya di pegunungan Kabuh. Puncaknya, Koesno kritis. Soekeni dan Ida Ayu bukan main paniknya.





Beruntung, Soekeni ingat ada orang pintar bernama Denmas Mendung yang suka mengobati orang sakit.

Tanpa pikir panjang, Soekeni diantar tetangganya naik dokar mendatangi orang pintar di Kedungpring, Kabuh, berjarak sekitar empat kilometer dari kediaman mereka.

Tapi, Denmas Mendung bersedia mengobati Koesno dengan syarat jika sembuh yang bersangkutan akan dijadikan anak angkat. Namanya juga akan diganti karena nama Koesno terlalu berat bagi sang bayi.

Soekeni saat itu menunggu di luar. Yang membawa masuk Koesno ke orang pintar adalah tetangganya. Setelah diberi tahu permintaan orang pintar tadi, Soekeni menyetujui karena tidak ada pilihan. Yang ada dalam pikirannya bagaimana anaknya cepat sembuh.



Singkat cerita, Koesno akhirnya sembuh setelah diobati. Betapa senangnya Soekeni dan Ida Ayu melihat putra mereka sembuh.

Namun, Ida Ayu penasaran dengan orang pintar yang memakai nama samaran Denmas Mendung karena tidak mau menerima imbalan apa pun dari pasiennya.

Ida Ayu mendesak suaminya, Soekeni, agar dipertemukan dengan Denmas Mendung untuk sekadar mengucapkan terima kasih. Tapi, Soekeni terus berkelit. Sampai akhirnya Soekeni tidak bisa mengelak memenuhi permintaan istrinya.

Akhirnya, mereka berdua naik andong menuju kediaman orang pintar. Sedangkan Koesno kecil dan kakaknya Karsinah yang kemudian berganti nama Soekarmini atau di Blitar biasa dipanggil Bu Wardoyo dititipkan ke tetangga.



Tapi, rumah Denmas Mendung tertutup. Saat diketuk si empunya tak juga keluar. Penasaran, Ida Ayu mengintip di lubang kunci. Ternyata tuan rumah ada di dalam. Setengah berteriak Ida Ayu mengancam mendobrak rumah jika si empunya rumah tak keluar.

Akhirnya pintu rumah dibuka. Alangkah terkejutnya mereka berdua mengetahui bahwa yang menyamar Denmas Mendung adalah RM Soemosewojo yang tak lain adik sepupu Soekeni.

Soemosewojo adalah orang yang diutus Soekeni untuk melamar Ida Ayu di Buleleng, Bali. Mereka pun berpelukan saling melepas kangen.

Tak lama setelah pertemuan mengharukan itu, Soekeni, Ida Ayu, serta dua anaknya diajak sowan ke Ndalem Pojok di Wates, Kediri. Mereka naik kereta api hingga ke Wates dilanjutkan naik dokar ke Dusun Krapak, Desa Wates, Kediri.

Keluarga Soekeni disambut antusias RM Panji Soemosewojo yang merupakan ayah kandung RM Soemosewojo.

Dalam pertemuan itu, Eyang Panji, sapaan RM Panji Soemosewojo, menyarankan agar Soekeni menitipkan Koesno yang kelak diganti namanya menjadi Soekarno di Ndalem Pojok.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More