Pemprov Sulsel Libatkan 1.000 Tokoh Agama untuk Edukasi Bahaya COVID-19
Senin, 27 Juli 2020 - 10:11 WIB
MAKASSAR - Gubernur Sulsel , Nurdin Abdullah, meminta kepada tokoh lintas agama untuk memberi edukasi kepada masyarakat tentang bahaya COVID-19 . Hal tersebut disampaikan orang nomor satu di Sulsel itu saat membuka acara Orientasi Tokoh Lintas Agama Edukasi COVID-19 di Swiss Belhotel, Jalan Ujungpandang, Kota Makassar, Senin (27/7/2020).
Orientasi Tokoh Lintas Agama ini akan berlangsung selama 10 hari dengan target melibatkan 1.000 pemuka agama. Tiap angkatan terdiri atas 50 orang. Mereka ini diharapkan nanti akan menjadi perpanjangan tangan pemerintah dalam mengedukasi warga tentang bahaya virus corona.
"Sebanyak 50 orang pagi dan 50 orang sore. Sehari target 100 orang," jelas Kepala Dinas Kesehatan dr Ichsan Mustakim.
Gubernur Nurdin pada kesempatan itu menjelaskan penanganan COVID-19 yang dilakukan Pemprov Sulsel selalu memperhatikan kearifan lokal. "Kita menempatkan di hotel orang-orang yang positif (COVID-19) tanpa gejala dan orang yang terkontak dengan pasien COVID-19. Hanya yang ada gejala sakit yang masuk rumah sakit," jelas dia.
Disampaikan mantan Bupati Bantaeng dua periode ini, penempatan orang di hotel sangat manusiawi. "Kita tidak mau tempat orang di tenda-tenda dan stadion," ucapnya.
Menurut dia, penempatan orang-orang positif tanpa gejala ini juga bisa menghidupkan usaha perhotelan dan katering. "Mestinya ini hotel ditutup selama covid. Karyawan dirumahkan. Tetapi karna kita pakai, karyawan terselamatkan," jelasnya.
Adapun tujuan orientasi tokoh lintas agama yang akan berlangsung selama 10 hari itu, lanjut Gubernur Nurdin untuk menyamakan pemahaman tentang COVID-19. Ia meminta kepada tokoh lintas agama agar bersama-sama pemerintah memberi pemahaman kepada masyarakat tentang bahaya virus covid 19.
"Ini bahaya sekali. Bagi yang sudah merasakan positif, tidak akan mau lagi. Akan sadar. Bagi yang belim rasakan, anggap enteng. Ini perlu keterlibatan para tokoh agama," ujar dia,
Pertemuan dengan tokoh lintas agama itu sendiri digelar dengan standar protokol kesehatan secara ketat. "Hanya satu caranya lindungi diri masing-masing. Gunakan masker, tangan harus selalu bersih, hindari berkerumunan," pungkasnya.
Orientasi Tokoh Lintas Agama ini akan berlangsung selama 10 hari dengan target melibatkan 1.000 pemuka agama. Tiap angkatan terdiri atas 50 orang. Mereka ini diharapkan nanti akan menjadi perpanjangan tangan pemerintah dalam mengedukasi warga tentang bahaya virus corona.
"Sebanyak 50 orang pagi dan 50 orang sore. Sehari target 100 orang," jelas Kepala Dinas Kesehatan dr Ichsan Mustakim.
Gubernur Nurdin pada kesempatan itu menjelaskan penanganan COVID-19 yang dilakukan Pemprov Sulsel selalu memperhatikan kearifan lokal. "Kita menempatkan di hotel orang-orang yang positif (COVID-19) tanpa gejala dan orang yang terkontak dengan pasien COVID-19. Hanya yang ada gejala sakit yang masuk rumah sakit," jelas dia.
Disampaikan mantan Bupati Bantaeng dua periode ini, penempatan orang di hotel sangat manusiawi. "Kita tidak mau tempat orang di tenda-tenda dan stadion," ucapnya.
Menurut dia, penempatan orang-orang positif tanpa gejala ini juga bisa menghidupkan usaha perhotelan dan katering. "Mestinya ini hotel ditutup selama covid. Karyawan dirumahkan. Tetapi karna kita pakai, karyawan terselamatkan," jelasnya.
Adapun tujuan orientasi tokoh lintas agama yang akan berlangsung selama 10 hari itu, lanjut Gubernur Nurdin untuk menyamakan pemahaman tentang COVID-19. Ia meminta kepada tokoh lintas agama agar bersama-sama pemerintah memberi pemahaman kepada masyarakat tentang bahaya virus covid 19.
"Ini bahaya sekali. Bagi yang sudah merasakan positif, tidak akan mau lagi. Akan sadar. Bagi yang belim rasakan, anggap enteng. Ini perlu keterlibatan para tokoh agama," ujar dia,
Pertemuan dengan tokoh lintas agama itu sendiri digelar dengan standar protokol kesehatan secara ketat. "Hanya satu caranya lindungi diri masing-masing. Gunakan masker, tangan harus selalu bersih, hindari berkerumunan," pungkasnya.
(tri)
tulis komentar anda