PJ Sekda Positif COVID-19, Ini Langkah Pemkab Rembang
Minggu, 26 Juli 2020 - 12:53 WIB
“Sepanjang nggak ada keluhan, bisa di rumah. Sekarang masanya lebih pendek, 10 hari. Kalau nggak ada masalah, ya selesai," pungkas dia.
Pasca PJ Sekda positif COVID-19, sebanyak 36 orang menjalani tes swab, karena sempat bertemu dengan PJ Sekda, termasuk dalam kegiatan rapat. Mereka di luar keluarga PJ Sekda, hampir semua adalah pegawai di jajaran Pemkab Rembang.
Humas Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Pemkab Rembang, Arif Dwi Sulistya, mengatakan, pada hari Senin besok akan menyusul 2 orang pegawai dites swab, sehingga totalnya mencapai 38 orang.
“Senin besok ada 2 orang pegawai Inspektorat menyusul dites swab, karena riwayat pernah kontak dengan pak PJ Sekda," kata Arif.
Sementara itu, Hartadi, seorang warga di Rembang mengapresiasi keterbukaan pihak Pemkab Rembang dalam penanganan COVID-19 di lingkungan Setda Rembang. Dengan cara seperti itu justru akan mempercepat langkah-langkah antisipasi, guna memutus mata rantai penyebaran.
“Beda kalau ditutupi apalagi dirahasiakan, yang pernah kontak erat jadi nggak tahu. Lagipula siapa pun bisa terkena COVID-19 kok, mau rakyat mau pejabat. Dengan keterbukaan yang disampaikan pihak Pemkab, sekaligus menjadi sarana edukasi buat masyarakat,“ pungkas dia.
Pasca PJ Sekda positif COVID-19, sebanyak 36 orang menjalani tes swab, karena sempat bertemu dengan PJ Sekda, termasuk dalam kegiatan rapat. Mereka di luar keluarga PJ Sekda, hampir semua adalah pegawai di jajaran Pemkab Rembang.
Humas Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Pemkab Rembang, Arif Dwi Sulistya, mengatakan, pada hari Senin besok akan menyusul 2 orang pegawai dites swab, sehingga totalnya mencapai 38 orang.
“Senin besok ada 2 orang pegawai Inspektorat menyusul dites swab, karena riwayat pernah kontak dengan pak PJ Sekda," kata Arif.
Sementara itu, Hartadi, seorang warga di Rembang mengapresiasi keterbukaan pihak Pemkab Rembang dalam penanganan COVID-19 di lingkungan Setda Rembang. Dengan cara seperti itu justru akan mempercepat langkah-langkah antisipasi, guna memutus mata rantai penyebaran.
“Beda kalau ditutupi apalagi dirahasiakan, yang pernah kontak erat jadi nggak tahu. Lagipula siapa pun bisa terkena COVID-19 kok, mau rakyat mau pejabat. Dengan keterbukaan yang disampaikan pihak Pemkab, sekaligus menjadi sarana edukasi buat masyarakat,“ pungkas dia.
(nth)
tulis komentar anda