Tolak Cinta Pria, Gadis Kendal Diteror Orderan Fiktif Selama 2 Tahun
Minggu, 26 Juli 2020 - 00:43 WIB
KENDAL - Hampir seama dua tahun, sejak 2018 hingga 2020, Titik Puji Rahayu, sorang warga Desa Jungsemi, Kecamatan Kangkung, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah mendapatkan kiriman barang yang tidak pernah dipesan.
Tak hanya itu, Titik juga diminta membayar barang yang telah diantarkan padahal tidak dipesannya tersebut. Anehnya, teror order fiktif ini terus dialamatkan kepada korban walaupun yang bersangkutan sempat pindah ke Kota Batam, Kepulauan Riau. (BACA JUGA: Swab Test Bisa Merusak Otak? Ini Kata Dokter THT RSA UGM )
Dalam video amatir yang diunggah di media sosial, tampak sebuah mobil dengan muatan buah-buahan mengantarkan pesanan warga Desa Jungsemi, Kecamatan Kangkung, Kendal, Jawa Tengah. (BACA JUGA: Anak Durhaka di Purbalingga Aniaya Ibu Kandung, Ini Penyebabnya )
Namun saat tiba di tujuan, pengirim barang ditolak karena pemilik alamat yang dituju merasa tidak pernah memesan atau meminta dikirim. (BACA JUGA: Update DIY: Positif COVID-19 Tambah 17 Orang, 1 Meninggal )
Bahkan pesanan barang dialamatkan ke rumah korban Titik pernah mencapai belasan item dalam satu hari. Teror orderan fiktif ini menurutnya sudah terjadi saat bekerja di Semarang. Kiriman telepon genggam dalam sehari bisa mencapai dua hingga tiga kali.
Karena merasa tidak pernah memesan apalagi meminta dikirim, Titik pun menolak membayar dan memilih mengembalikan orderan tersebut. Titik beberapa kali sempat ribut dengan pengantar pesanan karena banyak yang dikirim dari luar kota dan tetap meminta titik membayar barang tersebut.
Namun setelah diberi pengertian oleh orang tua korban, si pengirim barang bisa mengerti dan menyadari telah menjadi korban penipun. "Pengirim barang ada yang dari Wonosobo, Bandung. Bahkan ada yang dari Sumatera," kata Titik.
Barang-barang yang dikirim bukan hanya telepon seluler, peralatan rumah tangga, tetapi juga buah-buahan. Seperti manggis, anggur, mangga, kelapa. Jumlahnya pun mencapai 1 ton lebih setiap pengiriman.
Teror pesanan fiktif itu tak berhenti meski Titik pindah dari Desa Jungsemi dan ke Batam, Kepulauan Riau. Anehnya, saat Titik tinggal di Kota Batam, teror orderan fiktif masih dia terima.
Tak hanya itu, Titik juga diminta membayar barang yang telah diantarkan padahal tidak dipesannya tersebut. Anehnya, teror order fiktif ini terus dialamatkan kepada korban walaupun yang bersangkutan sempat pindah ke Kota Batam, Kepulauan Riau. (BACA JUGA: Swab Test Bisa Merusak Otak? Ini Kata Dokter THT RSA UGM )
Dalam video amatir yang diunggah di media sosial, tampak sebuah mobil dengan muatan buah-buahan mengantarkan pesanan warga Desa Jungsemi, Kecamatan Kangkung, Kendal, Jawa Tengah. (BACA JUGA: Anak Durhaka di Purbalingga Aniaya Ibu Kandung, Ini Penyebabnya )
Namun saat tiba di tujuan, pengirim barang ditolak karena pemilik alamat yang dituju merasa tidak pernah memesan atau meminta dikirim. (BACA JUGA: Update DIY: Positif COVID-19 Tambah 17 Orang, 1 Meninggal )
Bahkan pesanan barang dialamatkan ke rumah korban Titik pernah mencapai belasan item dalam satu hari. Teror orderan fiktif ini menurutnya sudah terjadi saat bekerja di Semarang. Kiriman telepon genggam dalam sehari bisa mencapai dua hingga tiga kali.
Karena merasa tidak pernah memesan apalagi meminta dikirim, Titik pun menolak membayar dan memilih mengembalikan orderan tersebut. Titik beberapa kali sempat ribut dengan pengantar pesanan karena banyak yang dikirim dari luar kota dan tetap meminta titik membayar barang tersebut.
Namun setelah diberi pengertian oleh orang tua korban, si pengirim barang bisa mengerti dan menyadari telah menjadi korban penipun. "Pengirim barang ada yang dari Wonosobo, Bandung. Bahkan ada yang dari Sumatera," kata Titik.
Barang-barang yang dikirim bukan hanya telepon seluler, peralatan rumah tangga, tetapi juga buah-buahan. Seperti manggis, anggur, mangga, kelapa. Jumlahnya pun mencapai 1 ton lebih setiap pengiriman.
Teror pesanan fiktif itu tak berhenti meski Titik pindah dari Desa Jungsemi dan ke Batam, Kepulauan Riau. Anehnya, saat Titik tinggal di Kota Batam, teror orderan fiktif masih dia terima.
tulis komentar anda