Swab Test Bisa Merusak Otak? Ini Kata Dokter THT RSA UGM
loading...
A
A
A
YOGYAKARTA - Swab test saat ini masih menjadi salah satu metode dalam mendeteksi keberadaan virus corona penyebab COVID-19 pada manusia.
Tes dilakukan dengan mengambil sampel lendir, dahak, atau cairan di daerah nasofaring atau pun orofaring pada pasien yang diduga terinfeksi virus corona .
Namun mendadak ramai beredar di media sosial (medsos) jika swab test COVID-19 dapat merusak otak. Ada netizen yang mengklaim tes usap hidung yang tajam telah menusuk otak dan membuatnya melakukan lobotomi.
Dokter spesialis THT Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM Anton Sony Wibowo mengatakan swab test aman dilakukan dan tidak membahayakan atau merusak otak. Sebab, tes usap tidak akan mencapai hingga penghalang darah otak.
"Tidak benar jika swab test COVID-19 bisa merusak otak karena hanya dilakukan sampai nasofaring atau dinding paling belakang hidung dan rongga mulut,” jelas Anton soal swab test, Sabtu (25/7/2020)
Selain itu lokasi penghalang darah otak relatif jauh dari lokasi anatomi tempat swab dilakukan. Penghalang darah otak juga dilindungi tulang dasar otak yang relatif kuat. (Baca: Kasus Positif Corona di DIY Tambah Terus).
Sehingga swab test tidak akan merusak penghalang darah otak, kecuali pada kondisi tertentu. "Misalnya, pecahnya dinding dasar otak akibat tumor atau trauma," katanya.
Menurut Anton swab test sampai sekarang menjadi diagnosis utama COVID-19 karena bisa mendeteksi keberadaan virus dalam tubuh.
"Sedangkan metode lain untuk skrining awal COVID-19, yaitu rapid test antibodi baru mendeteksi antibodi dalam tubuh, bukan keberadaan virus corona," pungkasnya.
Tes dilakukan dengan mengambil sampel lendir, dahak, atau cairan di daerah nasofaring atau pun orofaring pada pasien yang diduga terinfeksi virus corona .
Namun mendadak ramai beredar di media sosial (medsos) jika swab test COVID-19 dapat merusak otak. Ada netizen yang mengklaim tes usap hidung yang tajam telah menusuk otak dan membuatnya melakukan lobotomi.
Dokter spesialis THT Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM Anton Sony Wibowo mengatakan swab test aman dilakukan dan tidak membahayakan atau merusak otak. Sebab, tes usap tidak akan mencapai hingga penghalang darah otak.
"Tidak benar jika swab test COVID-19 bisa merusak otak karena hanya dilakukan sampai nasofaring atau dinding paling belakang hidung dan rongga mulut,” jelas Anton soal swab test, Sabtu (25/7/2020)
Selain itu lokasi penghalang darah otak relatif jauh dari lokasi anatomi tempat swab dilakukan. Penghalang darah otak juga dilindungi tulang dasar otak yang relatif kuat. (Baca: Kasus Positif Corona di DIY Tambah Terus).
Sehingga swab test tidak akan merusak penghalang darah otak, kecuali pada kondisi tertentu. "Misalnya, pecahnya dinding dasar otak akibat tumor atau trauma," katanya.
Menurut Anton swab test sampai sekarang menjadi diagnosis utama COVID-19 karena bisa mendeteksi keberadaan virus dalam tubuh.
"Sedangkan metode lain untuk skrining awal COVID-19, yaitu rapid test antibodi baru mendeteksi antibodi dalam tubuh, bukan keberadaan virus corona," pungkasnya.
(nag)