Loji Gandrung, Jamuan Makan Presiden Soekarno dan Gatotkaca Gandrung (2-Habis)

Sabtu, 25 Juli 2020 - 05:17 WIB
Kini Loji Gandrung digunakan sebagai rumah dinas bagi Wali Kota Solo. Loji Gandrung merupakan sebuah bangunan Indis dengan gaya neo-klasik Eropa yang masih kental. Arah hadap bangunan menghadap ke utara, ke arah Jalan Slamet Riyadi, Solo. “Selama menjadi rumah dinas orang nomor satu di Kota Solo, maka Loji Gandrung merupakan manifestasi dari simbol-simbol kekuasaan. Banyak urusan pemerintahan diselesaikan dan diputuskan di tempat itu,” sebut sejarawan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Tunjung W Sutirta.

Kompleks Loji Gandrung terdiri dari beberapa bangunan, yaitu bangunan utama yang di barat dan timurnya terdapat bangunan sayap berupa paviliun, bangunan berupa pendapa berbentuk joglo di halaman belakang tengah, dan bangunan baru di samping paviliun kiri. Keseluruhan bangunan ditutup dengan atap berupa sirap kayu bentuk segi lima.



Bagian teratas terdapat ciri khas bubungan berupa menara semu berbentuk kubah dengan ornamen kaca patri bermotif lambang Kota Surakarta, di tepian atap terdapat konsol-konsol berhias sulur. Bangunan Utama Loji Gandrung memiliki fasad porch atau berupa teras kecil yang menempel pada teras utama. Bangunan ini dapat berfungsi sebagai tempat ketika orang atau tamu kehormatan turun dari kendaraannya agar dapat menuju masuk ke rumah.

Porch tersebut berbahan plester berbentuk persegi dengan atap prisma yang di ujung atapnya terdapat bubungan. Terdapat tiang-tiang semu berbentuk tuscan yang menempel pada architrave dan frieze dengan ornament lengkung dan garis. Setelah itu naik melalui beberapa anak tangga langsung menuju teras depan. Teras ini berbentuk persegi panjang.

Tiang-tiang berbentuk corinthia terlihat mengelilingi tepi teras dengan lengkung-lengkung pada architrave dan frieze dan ornamen sulur-suluran. Lantai teras berupa tegel granit, kemungkinan bukan asli lagi. Langit-langitnya merupakan seng motif kotak yang di cat putih dan terdapat beberapa lampu neon berhias kaca.

Dindingnya terbuat dari plester yang setengahnya ditutup keramik motif warna hijau, dan dihiasi lampu-lampu dinding. Tangga di kanan teras sudah diganti menjadi tangga difabel yang terbuat dari besi dan seng. Terdapat beberapa buah pintu kupu-kupu kayu besar berbentuk lengkung yang dihiasi dengan ornamen kaca patri yang menghubungkan antara teras dengan ruangan-ruangan berikutnya. Di teras disediakan beberapa kursi sedan dan meja yang difungsikan sebagai tempat penerimaan tamu.

Masuk setelah teras, terdapat tiga ruangan yang terpisah. Ruangan tengah merupakan ruang tamu. Lantai granit, dinding keramik, dan langit-langit motif kotak seperti di teras masih ditemui di ruang ini, dengan tambahan ventilasi di di tengah langit-langit. Di dalam ruangan ditemui beberapa kursi sedan dan meja, serta lampu gantung. Pintu berupa kayu berhias kaca patri masih ditemui di ruang ini.

Ruangan di sisi kiri merupakan ruang pertemuan. Lantainya ditutup dengan karpet, dinding plester ditutup sebagian dengan keramik warna merah, dan dihiasi lampu-lampu dinding, langit-langitnya seng motif floral dan terdapat lampu gantung. Di ruang ini terdapat meja panjang pertemuan dengan beberapa kursi.

Ruang ini memiliki sisi setengah lingkaran yang memiliki tiga buah jendela dan boven kaca patri. Ruangan di sisi kanan merupakan ruang tidur yang dikenal dengan ruang Soekarno karena Presiden Soekarno pernah menggunakan ruang ini. Sama seperti ruang sisi kiri, ruangan ini juga memiliki sisi setengah lingkaran yang difungsikan sebagai kamar mandi, dengan jendela dan boven kaca patri. Dindingnya sebagian ditutup seng motif garis yang kemungkinan adalah bekas seng langit-langit, sebagian ditutup keramik warna biru, dan dihiasi lampu-lampu dinding.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content