Cerita Pilu Ayah ABK asal Majalengka tentang Anaknya Jadi Korban Tenggelamnya KM Lu Peng Yuan Yu
Rabu, 24 Mei 2023 - 13:17 WIB
MAJALENGKA - Suasana duka menyelimuti keluarga Anto, warga Desa Bongas Kulon, Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Majalengka. Salah satu anaknya, Muhammad Rivaldi menjadi korban kapal motor (KM) Lu Peng Yuan Yu 028 yang tenggelam di Samudera Hindia, 16 Mei lalu.
Rivaldi, pemuda berusia 20 tahun itu diketahui mulai bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) di kapal tersebut sekitar 5 bulan. Dia memulai bekerja sebagai ABK dengan mendaftar melalui PT yang ada di Cirebon.
"Anak saya mulai kerja pertengahan Desember 2022 melalui PT di Cirebon. Waktu awal keberangkatan, saya nganterin ke PT. Bahkan saya nitipin anak saya," kata Anto kepada wartawan.
Respons pihak perusahaan sendiri terbilang cukup bagus. Mereka berjanji akan memberi kabar ketika terjadi sesuatu pada kapal mereka. "Mereka (pihak PT) meminta saya nggak usah khawatir karena PT-nya resmi dan kalau ada apa-apa pasti dikabari. Kalau bekerjanya di China, karena memang jadi ABK di Kapal China," jelas Anto.
Janji perusahaan yang akan memberi kabar ketika terjadi sesuatu, bukan isapan jempol. Anto mengaku dirinya dihubungi pihak perusahaan, saat kapal tempat anaknya bekerja mengalami kecelakaan, tenggelam.
"Info awalnya langsung dari PT, saya dipanggil langsung waktu hari Jumat (19/5/2023). PT mengatakan bahwa atas nama Muhamad Rivaldi menjadi salah satu korban kapal tenggelam . Di situ disertai juga nama kapal dan nomor registrasinya, tapi saya lupa nomornya," kata dia.
"Di situ saya kaget. Waktu dapat kabar dari PT, saya minta (PT) untuk bertanggung jawab agar segera menemukan anak saya dengan keadaan apapun," lanjut dia.
Sebagai seorang ayah, Anto sangat berharap anaknya bisa ditemukan, tidak peduli dalam kondisi seperti apapun. Bagi Anto, kedatangan Rivaldi, meskipun sudah wafat, menjadi harapan terbesarnya, setelah peristiwa nahas itu terjadi.
Oleh karena itu, ketika akhirnya nanti ditemukan, dia berharap anak bungsunya itu bisa segera dipulangkan. "Ya pasti saya minta segera dipulangkan dengan keadaan apapun. Supaya keluarga juga tahu kondisi terakhirnya. Apalagi Rival merupakan anak laki-laki satu-satunya. Rival ini anak ketiga dari tiga bersaudara," jelas dia.
Sebelum kejadian, Anto mengaku sempat berkomunikasi dengan Rivaldi pada awal Mei lalu. Dari komunikasi itu, Rivaldi rencananya akan pulang hari ini, tanggal 24 Mei."Terakhir komunikasi itu kalau tidak salah tanggal 3 Mei 2023, dia saat itu sedang mendarat di Afrika," kata Anto.
"Waktu itu kami saling nanya kabar. Dia mengabarkan akan pulang tanggal 24 Mei 2023, tapi keburu ada kabar terjadi peristiwa ini. Ya pokoknya saya minta tolong kepada pemerintah supaya anak saya segera ditemukan dalam keadaan apapun. Ya kembali lagi, kalau umur mah nggak ada yang tahu, tapi saya ingin anak saya segera ditemukan," tambah dia dengan penuh harap.
Rivaldi, pemuda berusia 20 tahun itu diketahui mulai bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) di kapal tersebut sekitar 5 bulan. Dia memulai bekerja sebagai ABK dengan mendaftar melalui PT yang ada di Cirebon.
Baca Juga
"Anak saya mulai kerja pertengahan Desember 2022 melalui PT di Cirebon. Waktu awal keberangkatan, saya nganterin ke PT. Bahkan saya nitipin anak saya," kata Anto kepada wartawan.
Respons pihak perusahaan sendiri terbilang cukup bagus. Mereka berjanji akan memberi kabar ketika terjadi sesuatu pada kapal mereka. "Mereka (pihak PT) meminta saya nggak usah khawatir karena PT-nya resmi dan kalau ada apa-apa pasti dikabari. Kalau bekerjanya di China, karena memang jadi ABK di Kapal China," jelas Anto.
Janji perusahaan yang akan memberi kabar ketika terjadi sesuatu, bukan isapan jempol. Anto mengaku dirinya dihubungi pihak perusahaan, saat kapal tempat anaknya bekerja mengalami kecelakaan, tenggelam.
"Info awalnya langsung dari PT, saya dipanggil langsung waktu hari Jumat (19/5/2023). PT mengatakan bahwa atas nama Muhamad Rivaldi menjadi salah satu korban kapal tenggelam . Di situ disertai juga nama kapal dan nomor registrasinya, tapi saya lupa nomornya," kata dia.
"Di situ saya kaget. Waktu dapat kabar dari PT, saya minta (PT) untuk bertanggung jawab agar segera menemukan anak saya dengan keadaan apapun," lanjut dia.
Baca Juga
Sebagai seorang ayah, Anto sangat berharap anaknya bisa ditemukan, tidak peduli dalam kondisi seperti apapun. Bagi Anto, kedatangan Rivaldi, meskipun sudah wafat, menjadi harapan terbesarnya, setelah peristiwa nahas itu terjadi.
Oleh karena itu, ketika akhirnya nanti ditemukan, dia berharap anak bungsunya itu bisa segera dipulangkan. "Ya pasti saya minta segera dipulangkan dengan keadaan apapun. Supaya keluarga juga tahu kondisi terakhirnya. Apalagi Rival merupakan anak laki-laki satu-satunya. Rival ini anak ketiga dari tiga bersaudara," jelas dia.
Sebelum kejadian, Anto mengaku sempat berkomunikasi dengan Rivaldi pada awal Mei lalu. Dari komunikasi itu, Rivaldi rencananya akan pulang hari ini, tanggal 24 Mei."Terakhir komunikasi itu kalau tidak salah tanggal 3 Mei 2023, dia saat itu sedang mendarat di Afrika," kata Anto.
"Waktu itu kami saling nanya kabar. Dia mengabarkan akan pulang tanggal 24 Mei 2023, tapi keburu ada kabar terjadi peristiwa ini. Ya pokoknya saya minta tolong kepada pemerintah supaya anak saya segera ditemukan dalam keadaan apapun. Ya kembali lagi, kalau umur mah nggak ada yang tahu, tapi saya ingin anak saya segera ditemukan," tambah dia dengan penuh harap.
(don)
tulis komentar anda