Kisah Inspiratif, Buruh Pabrik Telaten Kembangkan Usaha Telur Puyuh yang Berbuah Cuan

Minggu, 21 Mei 2023 - 20:48 WIB
Usaha sampingan yang digeluti Riska Prianti (30) warga Kampung Tangkil, RT 03/07, Kelurahan Cigugur Tengah, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, mulai berbuah manis dengan banyaknya pesanan yang datang. Foto/MPI/Adi Haryanto
CIMAHI - Perjuangan penuh inspirasi diperlihtkan oleh Riska Prianti (30) warga Kampung Tangkil, RT 03/07, Kelurahan Cigugur Tengah, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi. Di sela kesibukannya sebagai buruh pabrik di salah satu perusahaan di Kabupaten Bandung Barat (KBB), sehari-hari dia mengembangkan usaha telur burung puyuh.

Melalui usaha sampingannya tersebut, Riska bisa mendapatkan penghasilan tambahan dengan omzet kotor antara Rp9-10 juta per bulan. Bahkan kini usahanya terus berkembang dari asalnya hanya membudidayakan burung puyuh sekitar 300 ekor, sekarang populasinya sudah mencapai 1.000 ekor.

"Saya tertarik mengembangkan usaha budidaya telur puyuh ini karena mudah dan tidak menyita waktu. Jadi pekerjaan di pabrik juga tidak terganggu," ucapnya, Sabtu (20/5/2023).



Usahanya itu diawali saat terjadi pandemi COVID-19 tahun 2021 yang berdampak kepada produksi di pabrik tempatnya bekerja. Pesanan produk dari konsumen yang berkurang drastis berdampak terhadap para pekerja. Alhasil banyak pekerja termasuk dirinya yang ketakutan terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Baca juga: Perajin Makanan di Bandung Mengeluh, Harga Garam Tembus Rp300 Ribu/Karung

Kemudian dirinya tidak sengaja melihat budidaya telur puyuh di Youtube dan media sosial hingga akhirnya tertarik untuk mempelajarinya secara autodidak. Melihat peluang yang cukup menggiurkan, dia lantas nekat pergi ke Yogyakarta untuk main ke peternakan dan melihat langsung tata cara budidaya burung puyuh.

Waktu itu, Riska mencoba dengan membeli sekitar 300 ekor anakan burung puyuh beserta peralatan lainnya seperti kandang, pakan dan vitamin. Untuk kandangnya dia memanfaatkan gudang kosong bekas ternak burung peliharaan ayahnya seluas 3x10 meter di lantai dua rumahnya.

"Saya ngeluarin modal Rp5 juta untuk peralatan dan bibit anak burung puyuh. Tapi ternyata dari 300 ekor bibit yang saya beli, sebanyak 200 ekor di antaranya mati," tuturnya.

Meski begitu, dirinya tidak patah semangat dan tetap melanjutkan udahanya. Namun kendala lain juga harus dihadapi, dirinya kebingungan membuang kotoran burung puyuh. Akhirnya dia mendapatkan solusi, karena kotoran burung puyuh ada yang membutuhkan untuk dimanfaatkan jadi pupuk di Kampung Cabai.

Sekarang dengan 1.000 burung puyuh yang dimilikinya setiap bulannya bisa menghasilkan telur sekitar 300 kilogram. Telur-telur itu ia kirim ke pelanggan yang masih berada di wilayah Kota Cimahi. Setiap harinya dia bisa panen sekitar 9-10 kg dan bisa mendapatkan penghasilan bersih sekitar Rp4 juta per bulan.

"Ke depan saya belum kepikiran gimana-gimana, sekarang jalanin saja keduanya, usaha sambil kerja. Kalau buat ngembangin usaha ada rencana karena sekarang sudah ada permintaan 50 kg telur puyuh setiap harinya, tapi belum bisa saya penuhi," tuturnya
(msd)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content