Asal Usul Tradisi Janur Kuning dan Karomah Raja Cirebon
Selasa, 11 April 2023 - 10:59 WIB
Akan tetapi, Raden Angga Wacana yang sudah memiliki isteri tidak mau mengambil hadiah sayembara. Dia pulang ke Pangandaran.
Raja Cirebon pun tetap berusaha menyerahkan hadiah dengan mengirim prajurit untuk menyusul Raden Angga Wacana.
Saat bertemu dengan Raden Angga Wacana, para prajurit menyampaikan pesan Raja Cirebon bahwa putri raja harus dinikahi. Karena tidak terjadi kesepakatan, maka terjadilah pertempuran hebat.
Hampir semua prajurit Raja Cirebon akhirnya kalah dan mematung jadi batu sesuai posisinya masing-masing.
Tetapi ada seorang prajurit Cirebon yang tak bisa dikalahkan, yakni Sembah Langkung yang merupakan kakak laki-laki putri Raja Cirebon.
Sembah Langkung dengan negosiasi akhirnya mampu meyakinkan Raden Angga Wacana untuk menikahi adiknya. Sedangkan Raden Angga Wacana meminta syarat dalam pernikahan tersebut ada riasan janur kuning.
Usai Sembah Langkung menikahkan adiknya dengan Raden Angga Wacana, peralatan yang dibawa oleh prajurit Kerajaan Cirebon disimpan di sebuah tempat yang selanjutnya berubah menjadi batu.
Selanjutnya riasan janur kuning jadi tradisi masyarakat Cirebon setiap menggelar hajatan terutama pernikahan.
Raja Cirebon pun tetap berusaha menyerahkan hadiah dengan mengirim prajurit untuk menyusul Raden Angga Wacana.
Saat bertemu dengan Raden Angga Wacana, para prajurit menyampaikan pesan Raja Cirebon bahwa putri raja harus dinikahi. Karena tidak terjadi kesepakatan, maka terjadilah pertempuran hebat.
Hampir semua prajurit Raja Cirebon akhirnya kalah dan mematung jadi batu sesuai posisinya masing-masing.
Tetapi ada seorang prajurit Cirebon yang tak bisa dikalahkan, yakni Sembah Langkung yang merupakan kakak laki-laki putri Raja Cirebon.
Sembah Langkung dengan negosiasi akhirnya mampu meyakinkan Raden Angga Wacana untuk menikahi adiknya. Sedangkan Raden Angga Wacana meminta syarat dalam pernikahan tersebut ada riasan janur kuning.
Usai Sembah Langkung menikahkan adiknya dengan Raden Angga Wacana, peralatan yang dibawa oleh prajurit Kerajaan Cirebon disimpan di sebuah tempat yang selanjutnya berubah menjadi batu.
Selanjutnya riasan janur kuning jadi tradisi masyarakat Cirebon setiap menggelar hajatan terutama pernikahan.
(shf)
tulis komentar anda