Tangkal Maraknya Perundungan di Sekolah, Disdik Jabar Luncurkan Program Stoper
Rabu, 22 Februari 2023 - 08:04 WIB
BANDUNG - Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat meluncurkan program Stopper (Sistem Terintegrasi Olah Pengaduan Perundungan) untuk menangkal aksi perundungan di sekolah.
Kepala Disdik Jabar, Dedi Supandi mengatakan, Stopper merupakan program yang dibentuk Pemprov Jabar berkolaborasi dengan beberapa dinas terkait. Hadirnya Stopper tak lain untuk mencegah dan menanggulangi tindakan perundungan peserta didik, khususnya di sekolah.
"Ada empat komponen utama pada sistem anti-bullying ini yaitu konsultasi, laporan aduan, edukasi dan pendampingan," ungkap Dedi Supandi di Bandung, Selasa (21/2/2023).
Baca juga: Pemprov Jabar Klaim Angka Pengangguran Terbuka Turun
Dedi menjelaskan, Stopper adalah hasil kajian dan diskusi panjang dengan stakeholders di Jabar. Sejak Oktober 2022, kajian riset anti-bullying sudah digalakan.
Kemudian, merancang konsep program aduan bullying pada aplikasi Sigesit Juara hingga pengembangan aplikasi pengaduan sistem anti-bullying pada aplikasi tersebut. Setelah diskusi panjang, akhirnya pada Desember 2022 dilakulan soft launching program anti-bullying.
"Akhirnya tahapan persiapan, pengembangan, dan penyempurnaan berhasil dilakukan. Program anti-bullying bernama Stopper ini akan di-launching Pak Gubernur Ridwan Kamil," ujar Dedi.
Dedi pun mengimbau, jika korban mengalami perundungan atau rekannya melihat aksi perundungan, jangan berdiam diri karena korban atau rekan korban bisa melaporkannya dengan tiga cara.
Pertama, siswa bisa melaporkan aksi bullying melalui QR Qode Stopper. Setelah di-scan, maka siswa bisa melakukan telekonsultasi terkait tindakan bullying.
"Segera laporkan jika kalian melihat atau menjadi korban tindakan bullying," ucap Dedi.
Kepala Disdik Jabar, Dedi Supandi mengatakan, Stopper merupakan program yang dibentuk Pemprov Jabar berkolaborasi dengan beberapa dinas terkait. Hadirnya Stopper tak lain untuk mencegah dan menanggulangi tindakan perundungan peserta didik, khususnya di sekolah.
"Ada empat komponen utama pada sistem anti-bullying ini yaitu konsultasi, laporan aduan, edukasi dan pendampingan," ungkap Dedi Supandi di Bandung, Selasa (21/2/2023).
Baca juga: Pemprov Jabar Klaim Angka Pengangguran Terbuka Turun
Dedi menjelaskan, Stopper adalah hasil kajian dan diskusi panjang dengan stakeholders di Jabar. Sejak Oktober 2022, kajian riset anti-bullying sudah digalakan.
Kemudian, merancang konsep program aduan bullying pada aplikasi Sigesit Juara hingga pengembangan aplikasi pengaduan sistem anti-bullying pada aplikasi tersebut. Setelah diskusi panjang, akhirnya pada Desember 2022 dilakulan soft launching program anti-bullying.
"Akhirnya tahapan persiapan, pengembangan, dan penyempurnaan berhasil dilakukan. Program anti-bullying bernama Stopper ini akan di-launching Pak Gubernur Ridwan Kamil," ujar Dedi.
Dedi pun mengimbau, jika korban mengalami perundungan atau rekannya melihat aksi perundungan, jangan berdiam diri karena korban atau rekan korban bisa melaporkannya dengan tiga cara.
Pertama, siswa bisa melaporkan aksi bullying melalui QR Qode Stopper. Setelah di-scan, maka siswa bisa melakukan telekonsultasi terkait tindakan bullying.
"Segera laporkan jika kalian melihat atau menjadi korban tindakan bullying," ucap Dedi.
tulis komentar anda