Misteri Kitab Kacijulangan yang Berisi Ajaran dan Falsafah Spiritual
Selasa, 14 Februari 2023 - 05:03 WIB
Kitab Kacijulangan yang asli hingga saat ini belum ditemukan. Namun, kata Krisna, salinan kitab tersebut berdasarkan informasi keberadaannya sekarang ada di Perpustakaan Nasional.
“Kitab Kacijulangan sebanyak 23 halaman, kitab tersebut aslinya bukan ditulis di atas kertas. Beberapa kasepuhan ada yang menyebut terbuat dari kulit hewan dan ada juga yang mengatakan dari kulit kelopak pohon,” ungkap Krisna.
Kitab Kacijulangan ditulis dengan tulisan arab pagon dalam bahasa Jawa. Isi kitab Kacijulangan juga memaparkan ilmu hakikat jatidiri manusia. "Oleh karena itu kitab Kacijulangan biasa disebut juga dengan rangkaian purwaning jagat,” ujar Krisna.
Krisna memaparkan, pembacaan kitab Kacijulangan terakhir dibaca dalam rangkaian ritual ngabuku tahun pada 2013 oleh salah satu kasepuhan bernama Abah Adim. Baca juga: Prof Hamid Nasuki Ditetapkan Menjadi Guru Besar Bidang Ilmu Tasawuf UIN Jakarta
“Sebelumnya pada tiap tahun pada bulan Muharam pembaca kitab tersebut dibacakan oleh Agan Didi, setalah pupus diwariskan ke Abah Sajib selanjutnya oleh Kuwu Kanta,” paparnya.
Karena kitab tersebut dinilai sakral dan pembacanya harus oleh orang yang memiliki tingkat ketasawufan dan tauhidnya sudah kokoh, untuk saat ini ritual pembacaan tersebut jarang dilaksanakan.
“Pembacaan kitab Kacijulangan dari awal hingga akhir pembacaan biasanya berdurasi 2 jam 30 menit, kami pernah melakukan percobaan membaca kitab Kacijulangan pada bulan Muharam tahun 2014. Namun baru saja 15 menit pembaca kitab Kacijulangan tidak kuat menahan aura khodamnya,” jelasnya.
Kitab Kacijulangan sudah disalin ke tulisan latin oleh Prof Edi S Ekadjati. Saat ini naskah salinan tulisan latin tersebut berada di perpustakaan nasional Jalan Salemba Raya Lantai 5.
Namun salinan dalam tulisan latin tersebut tidak diperbolehkan untuk dipinjam atau di foto copy karena telah masuk pada arsip nasional dan hanya bisa dibaca di tempat itu saja.
“Kitab Kacijulangan sebanyak 23 halaman, kitab tersebut aslinya bukan ditulis di atas kertas. Beberapa kasepuhan ada yang menyebut terbuat dari kulit hewan dan ada juga yang mengatakan dari kulit kelopak pohon,” ungkap Krisna.
Kitab Kacijulangan ditulis dengan tulisan arab pagon dalam bahasa Jawa. Isi kitab Kacijulangan juga memaparkan ilmu hakikat jatidiri manusia. "Oleh karena itu kitab Kacijulangan biasa disebut juga dengan rangkaian purwaning jagat,” ujar Krisna.
Krisna memaparkan, pembacaan kitab Kacijulangan terakhir dibaca dalam rangkaian ritual ngabuku tahun pada 2013 oleh salah satu kasepuhan bernama Abah Adim. Baca juga: Prof Hamid Nasuki Ditetapkan Menjadi Guru Besar Bidang Ilmu Tasawuf UIN Jakarta
“Sebelumnya pada tiap tahun pada bulan Muharam pembaca kitab tersebut dibacakan oleh Agan Didi, setalah pupus diwariskan ke Abah Sajib selanjutnya oleh Kuwu Kanta,” paparnya.
Karena kitab tersebut dinilai sakral dan pembacanya harus oleh orang yang memiliki tingkat ketasawufan dan tauhidnya sudah kokoh, untuk saat ini ritual pembacaan tersebut jarang dilaksanakan.
“Pembacaan kitab Kacijulangan dari awal hingga akhir pembacaan biasanya berdurasi 2 jam 30 menit, kami pernah melakukan percobaan membaca kitab Kacijulangan pada bulan Muharam tahun 2014. Namun baru saja 15 menit pembaca kitab Kacijulangan tidak kuat menahan aura khodamnya,” jelasnya.
Kitab Kacijulangan sudah disalin ke tulisan latin oleh Prof Edi S Ekadjati. Saat ini naskah salinan tulisan latin tersebut berada di perpustakaan nasional Jalan Salemba Raya Lantai 5.
Namun salinan dalam tulisan latin tersebut tidak diperbolehkan untuk dipinjam atau di foto copy karena telah masuk pada arsip nasional dan hanya bisa dibaca di tempat itu saja.
tulis komentar anda