Jejak Khalifah Rajab, Ulama Tasawuf Minang Abad ke-18 dari Solok Selatan
loading...
A
A
A
SOLOK SELATAN - Pada abad ke-18 sekitar tahun 1898 lahir seorang bayi lelaki di Taratak Bukareh, Nagari Pauh Duo Nan Batigo di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat yang sekarang dikenal sebagai ulama tasawuf (sufi) bernama Khalifah Rajab.
Sekitar usia 32 tahun, Khalifah Rajab memutuskan untuk menjauhkan diri dari pengaruh kehidupan duniawi yang bersifat negatif dan memilih untuk mendekatkan diri kepada sang Khalik melalui jalan tarekat atau tasawuf.
Merasa kampung halamannya di Taratak Bukareh sudah mulai ramai, Khalifah Rajab mencari tempat yang tenang dan jauh dari keramaian untuk bisa fokus bertasawuf. Diperkirakan tahun 1930-an, Khalifah Rajab mulai hijrah dari Taratak Bukareh.
Setidaknya ada tiga tempat yang telah dikunjunginya sebelum memutuskan menetap di Batu Bajarang. Sungai Siriah di Pulakek dan Banuaran di Kapau Alam Pauh Duosudah dikunjungi Khalifah Rajab.
Tapi daerah Batu Bajarang dirasakan sebagai tempat yang cocok untuk bertasawuf. Seperti disampaikan Buya As'ari Khatib Majoalam selaku cucu dari Khalifah Rajab pada Minggu 24 Desember 2023.
”Tahun kelahiran beliau (Khalifah Rajab) diperkirakan 1898. Sayang tidak ada foto dari beliau,” kata Buya As'ari Khatib Majoalam kepada wartawan.
Jejak peninggalan Khalifah Rajab sebagai penghuni pertama di Batu Bajarang masih bisa dilihat sampai sekarang. Bekas Surau (Musala) yang menjadi Pondok Pesantren (Ponpes) Andalusia dan rumah tinggal Khalifah Rajab yang sudah direnovasi.
Berupa rumah gadang (rumah adat Minangkabau). ”Iya ini rumah beliau tapi sudah berubah bentuk dari bentuk awalnya bukan seperti itu,” katanya.
Khalifah Rajab dan Tarekat Naqsyabandiyah
Sekitar usia 32 tahun, Khalifah Rajab memutuskan untuk menjauhkan diri dari pengaruh kehidupan duniawi yang bersifat negatif dan memilih untuk mendekatkan diri kepada sang Khalik melalui jalan tarekat atau tasawuf.
Merasa kampung halamannya di Taratak Bukareh sudah mulai ramai, Khalifah Rajab mencari tempat yang tenang dan jauh dari keramaian untuk bisa fokus bertasawuf. Diperkirakan tahun 1930-an, Khalifah Rajab mulai hijrah dari Taratak Bukareh.
Setidaknya ada tiga tempat yang telah dikunjunginya sebelum memutuskan menetap di Batu Bajarang. Sungai Siriah di Pulakek dan Banuaran di Kapau Alam Pauh Duosudah dikunjungi Khalifah Rajab.
Tapi daerah Batu Bajarang dirasakan sebagai tempat yang cocok untuk bertasawuf. Seperti disampaikan Buya As'ari Khatib Majoalam selaku cucu dari Khalifah Rajab pada Minggu 24 Desember 2023.
”Tahun kelahiran beliau (Khalifah Rajab) diperkirakan 1898. Sayang tidak ada foto dari beliau,” kata Buya As'ari Khatib Majoalam kepada wartawan.
Jejak peninggalan Khalifah Rajab sebagai penghuni pertama di Batu Bajarang masih bisa dilihat sampai sekarang. Bekas Surau (Musala) yang menjadi Pondok Pesantren (Ponpes) Andalusia dan rumah tinggal Khalifah Rajab yang sudah direnovasi.
Berupa rumah gadang (rumah adat Minangkabau). ”Iya ini rumah beliau tapi sudah berubah bentuk dari bentuk awalnya bukan seperti itu,” katanya.
Khalifah Rajab dan Tarekat Naqsyabandiyah