Ribuan Hotel Sempat Tutup Saat PSBB, PHRI: Okupansi Saat Weekand Tembus 50%
Rabu, 15 Juli 2020 - 16:23 WIB
BANDUNG - Tingkat okupansi hotel di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa mulai membaik, pascamulai mulai dilonggorkannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Membaiknya okupansi hotel di harapkan bisa menggerakkan beberapa sektor turunan lainnya.
Ketua Bidang Media dan Komunikasi DPP Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) AB Sadewa mengatakan, saat ini kondisi okupansi di tiap wilayah memang berbeda beda. Terutama untuk hotel di kawasan yang masih masuk zona hitam atau merah. Namun secara mayoritas, kondisi hotel di pulau Jawa mulai membaik.
(Baca juga: Satu Bulan Terdampak COVID-19, Penduduk Miskin Jabar Bertambah 540.000 Orang )
"Secara rata rata angka okupansi saat ini sekitar 30% dan akan naik saat weekand. Angkanya sudah sampai 50%. Tetapi didominasi wilayah Jawa atau yang berdekatan dengan pusat kota," kata Sadewa saat launching Tiket Flexi, Rabu (15/7/2020).
Kendati begitu, naiknya okupansi hotel lebih banyak dipakai untuk kegiatan inividu atau wisata. Sementara pemesanan hotel dari corporate atau goverment saat ini belum banyak. Apalagi untuk hotel di luar Jawa, keterbasan akses membuat okupansi mereka masih rendah.
Dia bersyukur sektor hotel mulai bangkit. Karena sebelumnya, sekitar 1.600 hotel anggota PHRI sempat tutup. Penyebanya karena okupansi sangat rendah sebesar single digit dan diberlakukannya PSBB.
"Kami harapkan kontribusi wisatawan domestik dari goverment akan mendongkrak bisnis hotel. Ya kami harapkan pada triwulan 3 atau 4 sudah bisa naik atau normal kembali," imbuh dia.
(Baca juga: Tekan Inflasi Pangan, Bank Indonesia Dorong Pemanfaatan Lahan Kosong Perkotaan )
Sementara itu, Co Founder & Chief Marketing Officer Tiket.Com Gaery Undarsa mengatakan, pihaknya optimistis sektor wisata dan hotel akan kembali menggeliat. Namun, diperlukan inovasi untuk kembali mendorong agar wisatawan domestik dan mancanegara bisa kembali melakukan aktivitas wisata.
Inovasi yang dilakukan Tiket.Com mengeluarkan produk Tiket Flexi, kata dia, diharapkan bisa membantu mendongkrak sektor pariwisata terutama perhotelan. Karena produk Flexi ini memberikan fleksibilitas bagi konsumen. Setelah memesan hotel, mereka bisa menggunakan kapan pun hingga 1 tahun lamanya.
"Target kami bagimana produk kami ini ikut membantu hotel untuk bangkit kembali, karena kemarin sempat turun drastis. Saya cukup optimistis produk kami ini akan sangat membantu. Hotel bisa memetakan berapa pengunjung yang akan menggunakan jasa mereka," jelas dia.
Saat ini, Tiket.Com telah bekerjasama dengan 400 hotel untuk produk Tiket Flexi ini. Bahkan, tidak menutup kemungkinan akan terus bertambah dalam beberapa bulan kedepan.
Ketua Bidang Media dan Komunikasi DPP Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) AB Sadewa mengatakan, saat ini kondisi okupansi di tiap wilayah memang berbeda beda. Terutama untuk hotel di kawasan yang masih masuk zona hitam atau merah. Namun secara mayoritas, kondisi hotel di pulau Jawa mulai membaik.
(Baca juga: Satu Bulan Terdampak COVID-19, Penduduk Miskin Jabar Bertambah 540.000 Orang )
"Secara rata rata angka okupansi saat ini sekitar 30% dan akan naik saat weekand. Angkanya sudah sampai 50%. Tetapi didominasi wilayah Jawa atau yang berdekatan dengan pusat kota," kata Sadewa saat launching Tiket Flexi, Rabu (15/7/2020).
Kendati begitu, naiknya okupansi hotel lebih banyak dipakai untuk kegiatan inividu atau wisata. Sementara pemesanan hotel dari corporate atau goverment saat ini belum banyak. Apalagi untuk hotel di luar Jawa, keterbasan akses membuat okupansi mereka masih rendah.
Dia bersyukur sektor hotel mulai bangkit. Karena sebelumnya, sekitar 1.600 hotel anggota PHRI sempat tutup. Penyebanya karena okupansi sangat rendah sebesar single digit dan diberlakukannya PSBB.
"Kami harapkan kontribusi wisatawan domestik dari goverment akan mendongkrak bisnis hotel. Ya kami harapkan pada triwulan 3 atau 4 sudah bisa naik atau normal kembali," imbuh dia.
(Baca juga: Tekan Inflasi Pangan, Bank Indonesia Dorong Pemanfaatan Lahan Kosong Perkotaan )
Sementara itu, Co Founder & Chief Marketing Officer Tiket.Com Gaery Undarsa mengatakan, pihaknya optimistis sektor wisata dan hotel akan kembali menggeliat. Namun, diperlukan inovasi untuk kembali mendorong agar wisatawan domestik dan mancanegara bisa kembali melakukan aktivitas wisata.
Inovasi yang dilakukan Tiket.Com mengeluarkan produk Tiket Flexi, kata dia, diharapkan bisa membantu mendongkrak sektor pariwisata terutama perhotelan. Karena produk Flexi ini memberikan fleksibilitas bagi konsumen. Setelah memesan hotel, mereka bisa menggunakan kapan pun hingga 1 tahun lamanya.
"Target kami bagimana produk kami ini ikut membantu hotel untuk bangkit kembali, karena kemarin sempat turun drastis. Saya cukup optimistis produk kami ini akan sangat membantu. Hotel bisa memetakan berapa pengunjung yang akan menggunakan jasa mereka," jelas dia.
Saat ini, Tiket.Com telah bekerjasama dengan 400 hotel untuk produk Tiket Flexi ini. Bahkan, tidak menutup kemungkinan akan terus bertambah dalam beberapa bulan kedepan.
(msd)
tulis komentar anda