Harus Kuat Mental
A
A
A
MALANG - Perburuan gelar juara QNB League 2015 dipastikan bakal semakin rumit. Tim yang berharap bisa merajai liga diharuskan memiliki ketahanan ekstra demi bisa menjalani musim yang diawali dengan sejumlah persoalan, baik di level liga maupun klub.
Arema Cronus sebagai salah satu pemburu gelar merasakan tantangan musim ini sangat berat, bahkan mungkin lebih berat dibandingkan format dua wilayah pada 2014. Dibandingkan kontestan kuat lainnya, Arema bisa dibilang paling kurang beruntung. Selain persoalan kompetisi, Arema juga dihadapkan pada verifikasi Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) yang menyudutkan posisi klub.
Pantas saja klub berjuluk Singo Edan itu bakal luar biasa jika bisa melalui fase ini dengan baik dan akhirnya mendapat gelar. “Butuh ketahanan ekstra untuk melewati situasi ini, baik secara mental, fisik, dan kualitas tim. Semua aspek ikut terlibat dan kami harus kuat menghadapinya. Jujur saja posisi Arema kurang menguntungkan, tapi tetap tak boleh menyerah pada keadaan,” ucap Pelatih Arema Suharno.
Suharno menegaskan, Arema masih berambisi mendapatkan gelar liga musim ini, terlepas dari situasi yang kurang menguntungkan. Menurutnya, tidak ada alasan untuk menurunkan target walau di luar sana tim besar lainnya tak mendapatkan masalah seperti Arema. “Saya katakan kepada pemain, akan sangat luar biasa kalau Arema bisa melewati masa-masa ini dengan baik dan mendapatkan prestasi sesuai target. Semua elemen tim harus kuat dan saling menguatkan atas kondisi sekarang ini,” tuturnya.
Kendati begitu, Suharno juga tak memungkiri musim ini Arema mendapatkan banyak pesaing untuk memburu gelar. Jika sebelumnya Persipura Jayapura dan Persib Bandung yang dominan, musim ini setidaknya ada lima tim yang turut bersaing mengincar podium juara. Bos Arema Iwan Budianto juga tak mau timnya “lempar handuk” dengan kondisi sepak bola yang tak menguntungkan Arema.
Dia menyatakan, kini semua pihak di Singo Edan berupaya sebaik mungkin agar Arema bisa meneruskan kompetisi tanpa masalah. “Manajemen sedang berupaya melakukan rekonsiliasi, pemain berlatih intensif, pelatih juga bekerja keras membuat program. Jadi, semuanya sekarang sedang berupaya yang terbaik untuk Arema. Saya berharap ini menjadikan Arema jauh lebih kuat,” sebut Iwan.
Situasi ini, menurut Iwan, idealnya diterjemahkan secara positif yang akhirnya menjadi motivasi bagi pemain dan elemen tim lain. Dia meyakini kualitas aset yang dimiliki Arema selama ini, termasuk aspek Aremania , tak akan membuat Singo Edan melembek.
Sementara itu, Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin mengatakan sudah membalas surat teguran Kementerian Pemuda dan Olahraga terkait permasalahan legalitas klub Arema dan Persebaya Surabaya pada Rabu (15/4). Dia menjelaskan, PSSI sudah melayangkan surat balasan ke Kemenpora sebelum surat teguran kedua dari Kemenpora dikirimkan ke kantor PSSI.
Dalam surat tersebut, kata Djohar, PSSI meminta waktu untuk memutuskan permasalahan yang terjadi di Indonesia Super League (QNB League) setelah selesai kongres PSSI yang akan diadakan pada Sabtu (18/4) di Surabaya.
Djohar mengatakan, permasalahan tersebut akan diputuskan oleh Executive Committee (Exco) PSSI yang baru. “Karena umur kami tinggal dua hari pengurusnya, ketua umumnya, dan Exco. Kami minta diputuskan oleh Exco yang baru,” kata Djohar.
Kukuh setyawan
Arema Cronus sebagai salah satu pemburu gelar merasakan tantangan musim ini sangat berat, bahkan mungkin lebih berat dibandingkan format dua wilayah pada 2014. Dibandingkan kontestan kuat lainnya, Arema bisa dibilang paling kurang beruntung. Selain persoalan kompetisi, Arema juga dihadapkan pada verifikasi Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) yang menyudutkan posisi klub.
Pantas saja klub berjuluk Singo Edan itu bakal luar biasa jika bisa melalui fase ini dengan baik dan akhirnya mendapat gelar. “Butuh ketahanan ekstra untuk melewati situasi ini, baik secara mental, fisik, dan kualitas tim. Semua aspek ikut terlibat dan kami harus kuat menghadapinya. Jujur saja posisi Arema kurang menguntungkan, tapi tetap tak boleh menyerah pada keadaan,” ucap Pelatih Arema Suharno.
Suharno menegaskan, Arema masih berambisi mendapatkan gelar liga musim ini, terlepas dari situasi yang kurang menguntungkan. Menurutnya, tidak ada alasan untuk menurunkan target walau di luar sana tim besar lainnya tak mendapatkan masalah seperti Arema. “Saya katakan kepada pemain, akan sangat luar biasa kalau Arema bisa melewati masa-masa ini dengan baik dan mendapatkan prestasi sesuai target. Semua elemen tim harus kuat dan saling menguatkan atas kondisi sekarang ini,” tuturnya.
Kendati begitu, Suharno juga tak memungkiri musim ini Arema mendapatkan banyak pesaing untuk memburu gelar. Jika sebelumnya Persipura Jayapura dan Persib Bandung yang dominan, musim ini setidaknya ada lima tim yang turut bersaing mengincar podium juara. Bos Arema Iwan Budianto juga tak mau timnya “lempar handuk” dengan kondisi sepak bola yang tak menguntungkan Arema.
Dia menyatakan, kini semua pihak di Singo Edan berupaya sebaik mungkin agar Arema bisa meneruskan kompetisi tanpa masalah. “Manajemen sedang berupaya melakukan rekonsiliasi, pemain berlatih intensif, pelatih juga bekerja keras membuat program. Jadi, semuanya sekarang sedang berupaya yang terbaik untuk Arema. Saya berharap ini menjadikan Arema jauh lebih kuat,” sebut Iwan.
Situasi ini, menurut Iwan, idealnya diterjemahkan secara positif yang akhirnya menjadi motivasi bagi pemain dan elemen tim lain. Dia meyakini kualitas aset yang dimiliki Arema selama ini, termasuk aspek Aremania , tak akan membuat Singo Edan melembek.
Sementara itu, Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin mengatakan sudah membalas surat teguran Kementerian Pemuda dan Olahraga terkait permasalahan legalitas klub Arema dan Persebaya Surabaya pada Rabu (15/4). Dia menjelaskan, PSSI sudah melayangkan surat balasan ke Kemenpora sebelum surat teguran kedua dari Kemenpora dikirimkan ke kantor PSSI.
Dalam surat tersebut, kata Djohar, PSSI meminta waktu untuk memutuskan permasalahan yang terjadi di Indonesia Super League (QNB League) setelah selesai kongres PSSI yang akan diadakan pada Sabtu (18/4) di Surabaya.
Djohar mengatakan, permasalahan tersebut akan diputuskan oleh Executive Committee (Exco) PSSI yang baru. “Karena umur kami tinggal dua hari pengurusnya, ketua umumnya, dan Exco. Kami minta diputuskan oleh Exco yang baru,” kata Djohar.
Kukuh setyawan
(ftr)