Pesta Miras Oplosan, Oknum TNI Tewas Dianiaya Rekannya
A
A
A
JEMBRANA - Serka Rikimin anggota Yonif Mekanis 741/SBW, Jembrana, Bali, tewas dikeroyok teman-temannya. Saat pengeroyokan, baik korban dan pelaku dalam kondisi mabuk.
Peristiwa pengeroyokan terjadi , Minggu 12 April 2015. Mereka yang diduga sebagai pelaku adalah Sertu Ma, Serka Ap, Sertu Im, dan Serda Sw yang kesemuanya anggota Yonif Mekanis 741/SBW, Jembrana.
Awalnya, Serka Ap bersama Sertu Im minum di Cafe Rat di Jalan Ngurah Rai, Kabupaten Jembrana.
Sekira pukul 15.30 Wita mereka mampir ke swalayan untuk membeli Mansion House, Pupply Orange, dan Bir Bintang untuk dibawa ke rumah susun (Rusun) nomor 35.
Sekira pukul 17.30 Wita, keduanya bertemu Sertu Mp, dan ketiganya sepakat ke Gilimanuk. Namun, Serka Ap mengajak korban yang saat itu sedang duduk-duduk di teras Rusun untuk ikut ke Gilimanuk.
Mereka pergi menggunakan mobil sedan Honda City bernomor polisi DK 413 BA yang dikemudikan oleh Serda Sw pemilik mobil tersebut.
Dalam perjalanan menuju Gilimanuk, mereka melanjutkan pesta miras oplosan di dalam mobil hingga korban mabuk dan berteriak-teriak serta meronta minta keluar mobil.
Mengetahui korban mabuk, Serka Ap minta sopir untuk mengarahkan mobil ke arah jalan menuju Singaraja guna mencari tempat sepi.
Mobil mereka hentikan sekira 100 meter dari pertigaan Cekik, Gilimanuk. Mereka mencari tempat sepi dengan maksud menenangkan korban.
Namun, saat mobil berhenti, korban yang dalam kondisi mabuk, keluar dari mobil terus berteriak histeris dan meronta, hingga akhirnya korban dipaksa masuk kembali ke dalam mobil diajak pulang menuju asrama.
Dalam perjalan pulang itulah, korban yang terus berteriak histeris dan meronta sambil mengeluarkan kata-kata kasar, dianiaya oleh teman-temannya hingga wajahnya nyonyor dan dadanya memar serta mengeluarkan darah.
Sesampai di Mako Yonif Mekanis 741/SBW, mereka menurunkan korban dan meminta bantuan kepada anggota yang ada di Rusun untuk membantu mengangkat korban.
Korban sempat diberikan upaya pengobatan P3K oleh Dansikes Yonif Mekanis 741/SBW.
Namun sekira pukul 20.30 Wita, karena dievakuasi ke RSUD Negara karena lukanya di wajah cukup parah. Sesampainya di rumah sakit, korban kembali dirujuk ke RSUP Sanglah sekitar pukul 23.17 Wita.
Setelah beberapa jam mendapat perawatan di RSUP Sanglah, pada Senin 13 April 2015 sekira pukul 19.21 Wita, korban meninggal dunia.
Kapendam IX/Udayana Kolonel Czi Abdijon Sinaga membenarkan meninggalnya salah satu anggotanya karena tindak penganiyaan.
"Empat anggota yang diduga pelaku sudah kami amankan, saat ini mereka masih dalam pemeriksaan," singkat Abdijon lewat sambungan telepon.
Peristiwa pengeroyokan terjadi , Minggu 12 April 2015. Mereka yang diduga sebagai pelaku adalah Sertu Ma, Serka Ap, Sertu Im, dan Serda Sw yang kesemuanya anggota Yonif Mekanis 741/SBW, Jembrana.
Awalnya, Serka Ap bersama Sertu Im minum di Cafe Rat di Jalan Ngurah Rai, Kabupaten Jembrana.
Sekira pukul 15.30 Wita mereka mampir ke swalayan untuk membeli Mansion House, Pupply Orange, dan Bir Bintang untuk dibawa ke rumah susun (Rusun) nomor 35.
Sekira pukul 17.30 Wita, keduanya bertemu Sertu Mp, dan ketiganya sepakat ke Gilimanuk. Namun, Serka Ap mengajak korban yang saat itu sedang duduk-duduk di teras Rusun untuk ikut ke Gilimanuk.
Mereka pergi menggunakan mobil sedan Honda City bernomor polisi DK 413 BA yang dikemudikan oleh Serda Sw pemilik mobil tersebut.
Dalam perjalanan menuju Gilimanuk, mereka melanjutkan pesta miras oplosan di dalam mobil hingga korban mabuk dan berteriak-teriak serta meronta minta keluar mobil.
Mengetahui korban mabuk, Serka Ap minta sopir untuk mengarahkan mobil ke arah jalan menuju Singaraja guna mencari tempat sepi.
Mobil mereka hentikan sekira 100 meter dari pertigaan Cekik, Gilimanuk. Mereka mencari tempat sepi dengan maksud menenangkan korban.
Namun, saat mobil berhenti, korban yang dalam kondisi mabuk, keluar dari mobil terus berteriak histeris dan meronta, hingga akhirnya korban dipaksa masuk kembali ke dalam mobil diajak pulang menuju asrama.
Dalam perjalan pulang itulah, korban yang terus berteriak histeris dan meronta sambil mengeluarkan kata-kata kasar, dianiaya oleh teman-temannya hingga wajahnya nyonyor dan dadanya memar serta mengeluarkan darah.
Sesampai di Mako Yonif Mekanis 741/SBW, mereka menurunkan korban dan meminta bantuan kepada anggota yang ada di Rusun untuk membantu mengangkat korban.
Korban sempat diberikan upaya pengobatan P3K oleh Dansikes Yonif Mekanis 741/SBW.
Namun sekira pukul 20.30 Wita, karena dievakuasi ke RSUD Negara karena lukanya di wajah cukup parah. Sesampainya di rumah sakit, korban kembali dirujuk ke RSUP Sanglah sekitar pukul 23.17 Wita.
Setelah beberapa jam mendapat perawatan di RSUP Sanglah, pada Senin 13 April 2015 sekira pukul 19.21 Wita, korban meninggal dunia.
Kapendam IX/Udayana Kolonel Czi Abdijon Sinaga membenarkan meninggalnya salah satu anggotanya karena tindak penganiyaan.
"Empat anggota yang diduga pelaku sudah kami amankan, saat ini mereka masih dalam pemeriksaan," singkat Abdijon lewat sambungan telepon.
(nag)