Menpora Tak Ngerti Bahasa Sepak Bola
A
A
A
MALANG - Pendukung Arema Malang mendesak Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi segera mundur dari jabatannya.
Desakan disampaikan ratusan suporter fanatik Arema saat menggelar aksi di DPRD Kabupaten Malang. Koordinator aksi Aremania, Mbah Gindul, mengecam tindakan Menpora dan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) yang mencoret Arema untuk tampil pada kompetisi Qatar Nasional Bank League (QNB League) 2015 musim ini. “Menpora dan BOPI tidak mengerti bahasa sepak bola. Karena itu, kami mendesak Menpora mengundurkan diri,” ujar Mbah Gindul dalam orasinya kemarin.
Dalam orasi yang disambut yel-yel Aremania satu jiwa ini, suporter Arema meminta Dewan menyampaikan tuntutan ke Menpora dan BOPI. Aremania protes keputusan yang dianggap sebagai tindakan untuk membubarkan Arema. “Siapa pun yang melarang Arema ikut kompetisi, kami akan melawan hingga titik darah penghabisan,” kata Mbah Gindul.
Di hadapan wakil rakyat, Aremania mengancam akan terus melawan jika Menpora dan BOPI tidak menganulir keputusannya. Mereka juga tidak mengakui organisasi BOPI. Menurut mereka, BOPI organisasi liar yang tidak paham sepak bola. “Organisasi sepak bola yang sah hanya PSSI. Di Asia, hanya ada AFC, sementara organisasi dunia, hanya ada FIFA. Lain dari itu tidak sah karena itu tidak boleh intervensi sepak bola,” kata dia.
Meski tertib, aksi ini mendapat pengawalan ketat ratusan aparat dari kepolisian. Seusai berorasi, sebagian perwakilan massa Aremania berdialog dengan anggota Dewan. Pada saat yang sama, anggota DPRD langsung bersikap. Budi Kriswiyanto, yang menerima aspirasi Aremania mengirim faksimile ke Menpora perihal tuntutan Aremania. ”Kami akan sampaikan aspirasi Aremania ke Menpora,” katanya.
Ratusan suporter Arema Cronus juga mendatangi Gedung DPRD Kota Malang. Aksi para suporter berjuluk Aremania ini sangat meriah. Selain diisi orasi, mereka juga menyanyikan lagu-lagu yang biasa dimainkan di tribune stadion, lengkap dengan bendera, tabuhan genderan, serta menyalakan flare.
Dirigen Aremania, Yuli Sumpil, menyesalkan tindakan penghentian kompetisi sepak bola tertinggi di Indonesia. Penghentian terjadi di tengah jalannya kompetisi sehingga merugikan banyak pihak. Menurut dia, sepak bola sudah menjadi hiburan rakyat. Jadi pada saat kompetisi dihentikan, rakyat kehilangan hiburan. “Kami meminta para wakil rakyat turut memperjuangkan nasib klub kebanggaan Aremania ini,” kata Yuli.
Perwakilan Aremania dari Koordinator Wilayah (Korwil) Dinoyo, Muhamad Zainudin Yusrin, mengatakan, saat ini sudah terjadi rekonsiliasi antarpengurus Yayasan Arema. Karena itu, tidak ada alasan untuk menghentikan langkah Arema Cronus di ajang kompetisi QNB League.
Anggota Komisi D DPRD Kota Malang Hadi Susanto mengatakan, pihaknya akan membawa aspirasi warga Malang Raya ke pemerintah pusat agar persoalan ini dapat segera diselesaikan. “Aremania jangan sampai terpancing emosi, harus tetap menggunakan kepala dingin agar bisa mencarikan solusi terbaik,” ujar dia.
Yosef naiobe/ Yuswantoro
Desakan disampaikan ratusan suporter fanatik Arema saat menggelar aksi di DPRD Kabupaten Malang. Koordinator aksi Aremania, Mbah Gindul, mengecam tindakan Menpora dan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) yang mencoret Arema untuk tampil pada kompetisi Qatar Nasional Bank League (QNB League) 2015 musim ini. “Menpora dan BOPI tidak mengerti bahasa sepak bola. Karena itu, kami mendesak Menpora mengundurkan diri,” ujar Mbah Gindul dalam orasinya kemarin.
Dalam orasi yang disambut yel-yel Aremania satu jiwa ini, suporter Arema meminta Dewan menyampaikan tuntutan ke Menpora dan BOPI. Aremania protes keputusan yang dianggap sebagai tindakan untuk membubarkan Arema. “Siapa pun yang melarang Arema ikut kompetisi, kami akan melawan hingga titik darah penghabisan,” kata Mbah Gindul.
Di hadapan wakil rakyat, Aremania mengancam akan terus melawan jika Menpora dan BOPI tidak menganulir keputusannya. Mereka juga tidak mengakui organisasi BOPI. Menurut mereka, BOPI organisasi liar yang tidak paham sepak bola. “Organisasi sepak bola yang sah hanya PSSI. Di Asia, hanya ada AFC, sementara organisasi dunia, hanya ada FIFA. Lain dari itu tidak sah karena itu tidak boleh intervensi sepak bola,” kata dia.
Meski tertib, aksi ini mendapat pengawalan ketat ratusan aparat dari kepolisian. Seusai berorasi, sebagian perwakilan massa Aremania berdialog dengan anggota Dewan. Pada saat yang sama, anggota DPRD langsung bersikap. Budi Kriswiyanto, yang menerima aspirasi Aremania mengirim faksimile ke Menpora perihal tuntutan Aremania. ”Kami akan sampaikan aspirasi Aremania ke Menpora,” katanya.
Ratusan suporter Arema Cronus juga mendatangi Gedung DPRD Kota Malang. Aksi para suporter berjuluk Aremania ini sangat meriah. Selain diisi orasi, mereka juga menyanyikan lagu-lagu yang biasa dimainkan di tribune stadion, lengkap dengan bendera, tabuhan genderan, serta menyalakan flare.
Dirigen Aremania, Yuli Sumpil, menyesalkan tindakan penghentian kompetisi sepak bola tertinggi di Indonesia. Penghentian terjadi di tengah jalannya kompetisi sehingga merugikan banyak pihak. Menurut dia, sepak bola sudah menjadi hiburan rakyat. Jadi pada saat kompetisi dihentikan, rakyat kehilangan hiburan. “Kami meminta para wakil rakyat turut memperjuangkan nasib klub kebanggaan Aremania ini,” kata Yuli.
Perwakilan Aremania dari Koordinator Wilayah (Korwil) Dinoyo, Muhamad Zainudin Yusrin, mengatakan, saat ini sudah terjadi rekonsiliasi antarpengurus Yayasan Arema. Karena itu, tidak ada alasan untuk menghentikan langkah Arema Cronus di ajang kompetisi QNB League.
Anggota Komisi D DPRD Kota Malang Hadi Susanto mengatakan, pihaknya akan membawa aspirasi warga Malang Raya ke pemerintah pusat agar persoalan ini dapat segera diselesaikan. “Aremania jangan sampai terpancing emosi, harus tetap menggunakan kepala dingin agar bisa mencarikan solusi terbaik,” ujar dia.
Yosef naiobe/ Yuswantoro
(ftr)