Kader PKK Berlatih Bikin Sabun Herbal
A
A
A
BATU - Memanfaatkan waktu luang dengan menciptakan produk bernilai ekonomi, sungguh menyenangkan. Apalagi bahan bakunya berasal dari tanaman di pekarangan rumah, ditambah beberapa macam bumbu dapur.
Seperti yang dilakukan 25 ibu-ibu PKK dari RT 3/ RW 4 Kelurahan Sisir Kota Batu. Kemarin siang, mereka berkumpul di gedung Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Jalan Abdul Gani Atas No 2, Kota Batu, untuk belajar membuat sabun herbal. Tidak muncul kesan capek apalagi lesu.
Dibimbing tutor dari Balai Besar Penelitian Pertanian (BBPP) Malang, ibu-ibu rumah tangga yang berusia di atas 40 tahun, dan seorang pria itu memerhatikan setiap ucapan dan gerak tangan yang disampaikan instruktur pembuat sabun herbal. ”Kami senang dengan kegiatan semacam ini. Kami ingin mengembangkan di rumah kami. Minimal sabunnya untuk keluarga.
Setelah itu, ingin saya pasarkan ke pemilik usaha salon dan spa, termasuk ke vila dan hotel,” kata Ruskim Nuryadin, salah satu peserta latihan. Menurut Ruskim, peluang usaha mengembangkan sabun herbal masih tinggi. Sebab, masyarakat mulai tertarik memakai kosmetik, dan sabun yang mengonsumsi makanan bersifat alami demi menjaga kesehatan tubuhnya.
Untuk saat ini, dirinya sudah mengembangkan sabun susu di rumahnya. Produk sabun susu itu dijual ke hotel dan vila di Pupau, Bali. ”Kami ingin mengembangkan produksi sabun herbal ini. Sebab, cara membuatnya mudah dan bahan bakunya mudah didapatkan di pekarangan rumah,” kata dia.
Trainer BBPP Malang, Sapti Mukti Rahajeng, mengatakan, manfaat sabun herbal tanpa menimbulkan detergen atau busa. Sebab, sifat busa tidak bisa diurai bakteri di tanah. Bahan untuk membuat sabun berasal dari bahan alami sehingga menyehatkan tubuh, dan ramah lingkungan. Bahan sabun herbal antara lain dari minyak kelapa, minyak sawit, dan minyak daun sereh.
Bisa juga dibuat dari sari lemon dan stroberi serta bubuk kopi. ”Modal awalnya kira-kira Rp300.000 sampai Rp500.000. Setelah dicetak tebalnya 2,5 cm, bisa menjadi 62 batang sabun herbal. Harga per batangnya Rp20.000-25.000. Jadi, keuntungannya dua kali lipat dari modal,” ungkap Ajeng, panggilan akrabnya.
Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Batu, Syamsul Bakrie, mengatakan, latihan kerja di gedung PLUT akan terus dilakukan sepanjang tahun ini. Tentunya dengan tema yang berbeda-beda pula. Beberapa waktu lalu, masyarakat diajari membuat mi, membuat yogurt, membuat aneka olahan keripik, dan jenis keterampilan lainnya.
”Tahun ini kami agendakan ada 31 kegiatan latihan keterampilan kerja. Setiap kelompok terdiri dari 25 orang. Yang jelas, proses latihan tidak dipungut biaya dan pemerintah siap membantu memasarkan produk, sekaligus menerima konsultasi pemasaran dan manajemen bisnis supaya usaha masyarakat berkembang,” ujar Syamsul.
Maman adi saputro
Seperti yang dilakukan 25 ibu-ibu PKK dari RT 3/ RW 4 Kelurahan Sisir Kota Batu. Kemarin siang, mereka berkumpul di gedung Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Jalan Abdul Gani Atas No 2, Kota Batu, untuk belajar membuat sabun herbal. Tidak muncul kesan capek apalagi lesu.
Dibimbing tutor dari Balai Besar Penelitian Pertanian (BBPP) Malang, ibu-ibu rumah tangga yang berusia di atas 40 tahun, dan seorang pria itu memerhatikan setiap ucapan dan gerak tangan yang disampaikan instruktur pembuat sabun herbal. ”Kami senang dengan kegiatan semacam ini. Kami ingin mengembangkan di rumah kami. Minimal sabunnya untuk keluarga.
Setelah itu, ingin saya pasarkan ke pemilik usaha salon dan spa, termasuk ke vila dan hotel,” kata Ruskim Nuryadin, salah satu peserta latihan. Menurut Ruskim, peluang usaha mengembangkan sabun herbal masih tinggi. Sebab, masyarakat mulai tertarik memakai kosmetik, dan sabun yang mengonsumsi makanan bersifat alami demi menjaga kesehatan tubuhnya.
Untuk saat ini, dirinya sudah mengembangkan sabun susu di rumahnya. Produk sabun susu itu dijual ke hotel dan vila di Pupau, Bali. ”Kami ingin mengembangkan produksi sabun herbal ini. Sebab, cara membuatnya mudah dan bahan bakunya mudah didapatkan di pekarangan rumah,” kata dia.
Trainer BBPP Malang, Sapti Mukti Rahajeng, mengatakan, manfaat sabun herbal tanpa menimbulkan detergen atau busa. Sebab, sifat busa tidak bisa diurai bakteri di tanah. Bahan untuk membuat sabun berasal dari bahan alami sehingga menyehatkan tubuh, dan ramah lingkungan. Bahan sabun herbal antara lain dari minyak kelapa, minyak sawit, dan minyak daun sereh.
Bisa juga dibuat dari sari lemon dan stroberi serta bubuk kopi. ”Modal awalnya kira-kira Rp300.000 sampai Rp500.000. Setelah dicetak tebalnya 2,5 cm, bisa menjadi 62 batang sabun herbal. Harga per batangnya Rp20.000-25.000. Jadi, keuntungannya dua kali lipat dari modal,” ungkap Ajeng, panggilan akrabnya.
Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Batu, Syamsul Bakrie, mengatakan, latihan kerja di gedung PLUT akan terus dilakukan sepanjang tahun ini. Tentunya dengan tema yang berbeda-beda pula. Beberapa waktu lalu, masyarakat diajari membuat mi, membuat yogurt, membuat aneka olahan keripik, dan jenis keterampilan lainnya.
”Tahun ini kami agendakan ada 31 kegiatan latihan keterampilan kerja. Setiap kelompok terdiri dari 25 orang. Yang jelas, proses latihan tidak dipungut biaya dan pemerintah siap membantu memasarkan produk, sekaligus menerima konsultasi pemasaran dan manajemen bisnis supaya usaha masyarakat berkembang,” ujar Syamsul.
Maman adi saputro
(bbg)