Ciptakan FI Neon Pengganti Lampu Petromaks Nelayan

Kamis, 12 Februari 2015 - 09:55 WIB
Ciptakan FI Neon Pengganti...
Ciptakan FI Neon Pengganti Lampu Petromaks Nelayan
A A A
SURABAYA - Nelayan kerap dihadapkan pada besarnya pengeluaran saat melaut. Selain solar untuk mesin perahu atau kapal, mereka dituntut membeli minyak tanah untuk bahan bakar lampu petromaks.

Apalagi harga minyak tanah sekarang cukup mahal, itu pun cara mendapatkannya sulit. Fakta itulah yang melatarbelakangi Cindy Eleonora Gani, mahasiswi Desain Manajemen Produk, Fakultas Industri Kreatif, Universitas Surabaya (Ubaya) membuat terobosan atau inovasi pengganti lampu petromaks yakni FI Neon. FI Neon merupakan lampu multifungsi, portable, ramah lingkungan yang dibuat khusus untuk nelayan.

Lampu ini dirancang untuk menggantikan fungsi lampu petromaks yang bergantung pada minyak tanah. ”Petromaks masih digunakan sebagian besar nelayan tradisional Indonesia. Saya sempat survei ke nelayan di Kenjeran dan Probolinggo. Mereka mengeluh mahalnya harga minyak tanah. Sekali layar Rp21.000 dikeluarkan untuk 1,5 liter minyak tanah. Padahal pendapatan mereka sekali layar antara Rp30.000–Rp50.000,” kata Cindy saat ditemui di kampusnya kemarin.

Menurut gadis kelahiran Surabaya, 23 Juli 1993 ini lampu ini bisa menyala dari energi listrik hasil charger seperti halnya baterai ponsel, disetrum aki atau dipasok energi listrik yang dihasilkan pulli mesin kapal yang ditempeli dinamo sepeda angin. Hasil energi listrik, 12 volt.

Kelebihan FI Neon karya bungsu dari dua bersaudara ini bisa dimasukkan ke dalam air laut, tanpa khawatir korsleting. Lampu bisa diulur tali, masuk mengikuti kedalaman, tempat ikan berada. Di dalam laut mampu ini mampu mengundang ikan datang, mendekati jaring. Nama FI Neon berasal dari fishingNeon atau lampu nelayan untuk memancing ikan di laut.

”Ide awalnya dari pengembangan tugas mata kuliah. Sebelumnya saya pernah membuat lampu dari energi angin yang dihasilkan saat nelayan berlayar. Karena daya yang dihasilkan terlalu rendah maka saya memoles produk menjadi lebih bermanfaat dengan mengutamakan sisi fungsional dan ramah lingkungan,” katanya.

Awal membuat lampu tersebut, Cindy mulai survei mencari permasalahan di lapangan. Tak tanggung-tanggung, dia menyambangi nelayan di sekitar Kenjeran Surabaya, Lamongan, dan Probolinggo. Temuan yang didapat di lapangan cukup membuahkan hasil. Salah satunya informasi dari Ahmad Shudur selaku Kepala Seksi Pelayaran Jasa Pengembangan Teknologi Penangkapan Ikan Probolinggo.

Ahmad Shudur menuturkan, selama ini nelayan tradisional menggunakan lampu minyak tanah untuk menarik perhatian ikan di malam hari. Setelah ikan mendekat ke cahaya, barulah nelayan mengangkat jaring. Jika ada cahaya yang bisa masuk ke dalam laut maka semakin banyak ikan yang muncul dan makin banyak nelayan menjaring ikan. Cindy lalu mendesain disesuaikan kebutuhan nelayan dan karakteristik air laut.

Akhirnya FI Neon mampu menjawab kebutuhan nelayan. FI Neon dilengkapi dua lampu LED putih dan biru, 12 volt, 10 baterai NimH, rechargeable, penggulung tali dengan dilengkapi tali sepanjang 10 meter. Lampu FI Neon dapat menyala dari energi yang dihasilkan dari putaran motor perahu. Energi yang dihasilkan disimpan dalam aki dan dengan sistem charging plug in–plug out.

Lampu seberat 700 gram rancangan putri pasangan Sutikno Gani dan Ratna Yunita mampu menyala sekitar 5 jam jika baterai penuh.Cara kerja FI Neon sangat mudah. Saat berangkat nelayan mengisi aki dari putaran motor perahu. Dari aki, energi dialihkan ke charger lampu. Di saat yang sama, FI Neon ditaruh di atas charger. Saat nelayan berhenti di titik penangkapan dan memasang jaring, lampu tetap menyala dan mengisi baterai.

Ketika siap akan digunakan, lampu dipasang tali mengait dan mulai dimasukkan ke dalam laut dengan posisi terbalik. Lampu terus diturunkan sampai kedalaman yang diinginkan atau maksimal 4 meter. Begitu ikan mendekat, FI Neon mulai diangkat naik ke perahu menggunakan penggulung tali bersamaan dengan penarikan jaring.

”Perlu desain khusus supaya lampu ini bisa masuk ke dalam laut. Saya buat lampu ini kedap air dan menggunakan pemberat dari air. Walau terbuat dari akrilik, plastik, dan aluminium, lampu FI Neon ini tahan di dalam air hingga baterai mulai habis,” ujar Cindy bangga. FI Neon ini dikerjakan enam bulan dengan biaya kurang lebih Rp3 juta. Jika diproduksi massal, satu set FI Neon dibanderol Rp1 juta rupiah. “Produk FI Neon cocok diterapkan di nelayan kecil dan sedang.

Ide inovatif dialihkannya substansi BBM dengan listrik serta konsep underwater lampuntuk phototaksis atraktor ikan memberikan solusi positif bagi nelayan. Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia,” ungkap Kumara Sadana Putra, pembimbing tugas akhir Cindy.

Soeprayitno
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7381 seconds (0.1#10.140)