Warga Luruk Pengeboran Minyak TBR
A
A
A
BOJONEGORO - Warga meluruk lokasi pengeboran minyak mentah Sumur Tiung Biru (TBR) A di Desa Kalisumber, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, kemarin. Warga menuntut kepedulian pihak Pertamina Eksplorasi dan Produksi (EP) Asset 4 Field Cepu selaku pengelola sumur TBR tersebut.
Warga mendatangi lokasi sumur TBR A yang berada di tengah hutan Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Padangan itu sekitar pukul 09.00 WIB. Aksi warga ini mendapatkan pengawalan ketat petugas kepolisian. Menurut Koordinator Aksi, Lukman, warga ingin menyampaikan keluhannya mengenai keberadaan sumur TBR yang selama ini kurang memberikan manfaat.
Selain itu, warga mengeluhkan adanya bau busuk yang berasal dari aktivitas pengangkutan minyak mentah menggunakan truk tangki. “Setiap hari truk pengangkut minyak mentah hilir mudik melalui jalan desa. Akan tetapi, warga hanya mendapatkan bau busuk dan tidak mendapatkan manfaat apa-apa,” ujar Lukman.
Selain hal itu, warga juga menyampaikan tuntutan mengenai kerusakan jalan. Warga menganggap selama ini pemicu kerusakan jalan poros Kecamatan Purwosari-Kalisumber karena aktivitas kendaraan berat Pertamina. “Sepengetahuan kami, truk yang melintas tonasenya melebihi kapasitas jalan, sehingga jalan aspal mudah rusak dan bolong,” ujarnya.
Selain itu, pembakaran gas di TBR A juga hanya mencemari udara serta membuat hidup warga sekitar tidak sehat. Untuk itu, kata dia, warga meminta kepada Pertamina beserta rekanannya bersedia melakukan mediasi bersama warga. Setelah lama menunggu, akhirnya warga bertemu perwakilan PT Pertamina EP Asset 4 Cepu, Ali Hermansyah.
Pihak Pertamina akhirnya melakukan pertemuan dengan warga di Balai Desa Kalisumber. Namun, jalannya pertemuan berlangsung panas dan alot. Menurut warga, Pertamina sering membohongi warga terkait hasil pengecekan suara bising serta bau busuk dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Bojonegoro. Sebab, setiap kali melakukan pengecekan, tidak disampaikan kepada masyarakat sekitar.
Sementara itu, Camat Tambakrejo, Ngasiaji, mengatakan, untuk sementara ini diharapkan warga menunggu dulu hasil laboratorium BLH. “BLH tidak mungkin berbohong kepada kita karena mereka mempunyai alat khusus untuk mengecek kendala-kendala itu. Saya harap warga percaya itu,” ujarnya.
Perwakilan Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, Ali Hermansyah, mengatakan, hasil pengecekan dari BLH akan diketahui hasilnya selama sepekan ke depan. Menurutnya, perusahaan selalu melakukan pengecekan rutin hal yang dikeluhkan warga selama tiga bulan sekali. Terkait tanggung jawab sosial pun sudah disalurkan perusahaan secara bertahap termasuk perekrutan tenaga kerja lokal setempat. “Intinya kami sudah sesuai prosedur,” tandas Ali.
Muhammad roqib
Warga mendatangi lokasi sumur TBR A yang berada di tengah hutan Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Padangan itu sekitar pukul 09.00 WIB. Aksi warga ini mendapatkan pengawalan ketat petugas kepolisian. Menurut Koordinator Aksi, Lukman, warga ingin menyampaikan keluhannya mengenai keberadaan sumur TBR yang selama ini kurang memberikan manfaat.
Selain itu, warga mengeluhkan adanya bau busuk yang berasal dari aktivitas pengangkutan minyak mentah menggunakan truk tangki. “Setiap hari truk pengangkut minyak mentah hilir mudik melalui jalan desa. Akan tetapi, warga hanya mendapatkan bau busuk dan tidak mendapatkan manfaat apa-apa,” ujar Lukman.
Selain hal itu, warga juga menyampaikan tuntutan mengenai kerusakan jalan. Warga menganggap selama ini pemicu kerusakan jalan poros Kecamatan Purwosari-Kalisumber karena aktivitas kendaraan berat Pertamina. “Sepengetahuan kami, truk yang melintas tonasenya melebihi kapasitas jalan, sehingga jalan aspal mudah rusak dan bolong,” ujarnya.
Selain itu, pembakaran gas di TBR A juga hanya mencemari udara serta membuat hidup warga sekitar tidak sehat. Untuk itu, kata dia, warga meminta kepada Pertamina beserta rekanannya bersedia melakukan mediasi bersama warga. Setelah lama menunggu, akhirnya warga bertemu perwakilan PT Pertamina EP Asset 4 Cepu, Ali Hermansyah.
Pihak Pertamina akhirnya melakukan pertemuan dengan warga di Balai Desa Kalisumber. Namun, jalannya pertemuan berlangsung panas dan alot. Menurut warga, Pertamina sering membohongi warga terkait hasil pengecekan suara bising serta bau busuk dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Bojonegoro. Sebab, setiap kali melakukan pengecekan, tidak disampaikan kepada masyarakat sekitar.
Sementara itu, Camat Tambakrejo, Ngasiaji, mengatakan, untuk sementara ini diharapkan warga menunggu dulu hasil laboratorium BLH. “BLH tidak mungkin berbohong kepada kita karena mereka mempunyai alat khusus untuk mengecek kendala-kendala itu. Saya harap warga percaya itu,” ujarnya.
Perwakilan Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, Ali Hermansyah, mengatakan, hasil pengecekan dari BLH akan diketahui hasilnya selama sepekan ke depan. Menurutnya, perusahaan selalu melakukan pengecekan rutin hal yang dikeluhkan warga selama tiga bulan sekali. Terkait tanggung jawab sosial pun sudah disalurkan perusahaan secara bertahap termasuk perekrutan tenaga kerja lokal setempat. “Intinya kami sudah sesuai prosedur,” tandas Ali.
Muhammad roqib
(bbg)