Swasembada Pangan Ditarget 2 Tahun

Minggu, 01 Februari 2015 - 11:13 WIB
Swasembada Pangan Ditarget 2 Tahun
Swasembada Pangan Ditarget 2 Tahun
A A A
NGAWI - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan swasembada pangan pada dua hingga tiga tahun ke depan. Karena itu, berbagai langkah harus dilakukan di antaranya membangun infrastruktur pendukung pertanian.

”Kita tidak mau lagi impor beras, gula, kedelai dan sebagainya. Tidak akan lagi. Makanya, produksi harus dinaikkan. Dan dalam waktu dua sampai tiga tahun ke depan kita harus swasembada pangan,” kata Jokowi di depan ribuan petani dalam kunjungan kerjanya di lapangan Desa Keras Wetan, Kecamatan Geneng, Ngawi, Sabtu (31/1) kemarin.

Ada sejumlah hal yang harus dioptimalkan untuk meningkatkan hasil pertanian, di antaranya pembangunan waduk, perbaikan dam, jaringan irigasi, pemberian peralatan pertanian, pupuk hingga benih unggul. Salah satu yang disorotinya adalah soal irigasi yang sebagian besar dalam kondisi rusak.

”Data dari Kementerian Pertanian menyebutkan, sebanyak 55% jaringan irigasi rusak. Jika jaringan irigasinya rusak, bagaimana bisa meningkatkan hasil pertanian? Maka itu, pemerintah berusaha dengan sungguhsungguh untuk melakukan perbaikan irigasi hingga langkah lain,” kata Jokowi.

Dia juga menyoal distribusi pupuk dan benih yang selalu bermasalah saat dibutuhkan petani. Hal itu terjadi karena selama ini pengadaannya melalui lelang. Karena itu, model lelang telah diganti dengan penunjukan langsung. Namun ia menegaskan akan benar-benar mengawasi distribusinya.

”Dulu harus ada lelang makanya lama. Sekarang sudah tidak ada lagi (lelang). Tapi untuk distributor jangan main-main dengan pupuk dan benih untuk saat ini. Saya serius awasi melototi, kalau ada yang main-main bisa dilaporkan ke polisi itu,” ujar Jokowi disambut tepuk tangan riuh ribuan petani. Untuk mewujudkan swasembada pangan, pemerintah juga memberikan bantuan alat pertanian seperti traktor, pompa air, pupuk, benih dan perbaikan irigasi.

Kemarin, sebanyak 852 traktor tangan dan 377 pompa diserahkan kepada petanise-JawaTimur. Selainitu, tahun ini pemerintah berencana memperbaiki irigasi seluas 1,5 juta hektare, memberikan bantuan benih jagung seluas 98.000 hektare (ha) dan kedelai 70.000 ha. ”Untuk swasembada, Gubernur Jatim menyatakan siap menyumbang 2 juta ton produksi pangan,” ujarnya.

Jokowi juga meminta semua pihak, mulai dari kementerian sampai petani harus bisa bekerja sama mewujudkan (swasembada pangan) harus dicapai dalam waktu 2-3 tahun. ”Melalui pemberian bantuan itu, produktivitas harus naik, jangan sampai turun. Mari diawasi dan dilaksanakan bersama. Bagaimana, sanggup?” kata Jokowi yang langsung disambut dengan jawaban sanggup oleh para petani.

Dengan adanya peningkatan produktivitas pangan, Indonesia diharapkan menjadi tempat produksi pangan dan negara lain harus bergantung pada Indonesia. Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman membantah adanya anggapan kelangkaan pupuk bersubsidi di sejumlah daerah akhir-akhir ini yang ditengarai akibat pengurangan yang dilakukan pemerintah pusat.

Pemerintah justru tetap mempertahankan kuota pupuk bersubsidi guna memenuhi kebutuhan pertanian dan peningkatan produksi pertanian. ”Itu tidak benar. Pemerintah pusat tidak pernah mengurangi pupuk bersubsidi untuk pertanian di tahun ini. Jika ada pihak tertentu beranggapan subsidi dikurangi, sekali lagi tidak benar,” ujarnya serius.

Kebutuhan pupuk untuk tiap provinsi telah dicukupi dan diatur pimpinan daerah setempat dari gubernur hingga bupati/ wali kota. Daerah setempatlah yang paling tahu menyangkut segala hal kebutuhan pupuk. ”Untuk tahun ini saja pemerintah memberikan pupuk bersubsidi sebanyak 9,5 juta ton,” ungkap Amran Sulaiman.

Anggapan kelangkaan pupuk bersubsidi terjadi ditengarai adanya ketidaklancaran distribusi. Stok di pabrik mencukupi hingga beberapa bulan ke depan. Guna memantau distribusi pupuk itu, Kementrian Pertanian menerjunkan satu orang petugas dan pabrik pupuk melakukan hal sama.

”Hal itu dilakukan untuk mengetahui hambatan distribusi,” tandas Amran Sulaiman. Pada kunjungan kemarin, Jokowi sempat meninjau proses revitalisasi Dam Budengan di Desa Legundi, Karangjati, Kabupaten Ngawi. Proses revitalisasi dam yang sudah tidak berfungsi itu dilakukan secara gotong-royong oleh warga dan TNI setempat. Keberadaan Dam Budengan diperlukan warga sekitar, utamanya petani.

Dalam proses revitalisasi tersebut, warga dan TNI melakukan pengerukan dam sedalam 2 meter, panjang 157 meter, dan lebar 10 meter. Selain itu, pembangunan talut sepanjang 157 meter dan tinggi 7 meter. Total pengerukan lumpur dan tanah yang dilakukan sejak dua pekan lalu tersebut mencapai sekitar 7.000 meter kubik.

Dam Budengan dibangun untuk mengairi areal pertanian di 15 desa di sekitarnya. Bupati Ngawi Budi Sulistyono menyatakan, pihaknya menyambut baik bantuan alat pertanian dan perbaikan irigasi di wilayah setempat. Selama ini pihaknya memang kesulitan dengan anggaran untuk perbaikan sejumlah infrastruktur irigasi di daerah itu. ”Perbaikan sebanyak 16 dam dan waduk tersebut oleh pemerintah pusat akan bisa menambah pengairan untuk 13.000 hektare lahan pertanian di Kabupaten Ngawi,” ungkapnya.

Jokowi Amplopi Petani

Di tengah dialog antara Jokowi dan ribuan petani kemarin, sempat terlihat pemandangan yang tidak biasa. Katiyem, 70, seorang nenek warga setempat yang terjepit kerumunan warga, langsung dipersilakan oleh Presiden Joko Widodo untuk duduk di sampingnya, sebuah kursi kayu yang disediakan untuk Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana.

Jokowi yang sedang melakukan dialog tampak beberapa kali menanggapi pembicaraan Katiyem. Entah apa yang diutarakan ibu tua tersebut, tapi raut wajahnya tampak berbinar. Mungkin dia merasa beruntung karena tidak hanya bisa melihat dari dekat, dia bahkan bisa duduk di sebelah seorang Presiden RI dan langsung bercakap-cakap.

Sambil mendengarkan warga yang mengungkapkan berbagai persoalan, tampak Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana saling bertatap mata seolah memberi isyarat. Tak lama, sebuah amplop yang dilipat menjadi hanya seenggan, yang bisa jadi berisi sejumlah uang, segera berpindah tangan dari Presiden Jokowi ke tangan Katiyem. Katiyem baru beranjak dari sebelah Presiden Jokowi setelah acara selesai dan sang Presiden melanjutkan perjalanan.

Selain di lapangan Desa Keras Wetan, Presiden Joko Widodo juga meninjau pengerukan dan perbaikan bendung Budengan di Desa Legundi, Kecamatan Karangajati, Ngawi.

Dili eyato/ant
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9569 seconds (0.1#10.140)
pixels