Harga Sayuran Berangsur Turun
A
A
A
BOJONEGORO - Harga sayur-sayuran di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Bojonegoro berangsur turun sejak memasuki musim hujan.
Kondisi ini dipengaruhi panen sayuran di sejumlah daerah penghasil, seperti di Magetan, Nganjuk, Kediri, dan Bojonegoro. Menurut pedagang sayuran di Pasar Tobo Purwosari, Sriati, 56, harga sayuran mulai turun sejak awal Januari. Pasokan sayuran yang sebelumnya terbatas kini juga melimpah di pasaran. “Petani sayuran di daerah Magetan, Kediri, Nganjuk, dan Bojonegoro, mulai panen. Melimpahnya pasokan sayuran ini membuat harga sayuran berangsur turun,” ujarnya.
Ia menyebutkan, harga kubis yang semula Rp6.000 per kilogram (kg) kini turun menjadi Rp4.000 per kg, harga buncis semula Rp6.000 per kg turun menjadi Rp3.000 per kg, harga wortel semula Rp10.000 per kg turun menjadi Rp9.000 per kg, dan harga kentang semula Rp11.000 per kg turun menjadi Rp10.000 per kg.
Sementara harga cabai merah besar semula Rp45.000 per kg kini juga berangsur turun menjadi Rp35.000 per kg, harga cabai keriting semula Rp30.000 per kg turun menjadi Rp26.000 per kg dan harga cabai hijau semula Rp70.000 per kg turun menjadi Rp60.000 per kg.
Untuk komoditas bahan pokok lainnya seperti beras cenderung stagnan, yakni harga beras kualitas sedang kisaran Rp8.500 per kg. Begitu pula harga daging sapi juga stabil di kisaran Rp85.000 per kg. Bahan pokok yang harganya naik, yakni telur dari semula Rp18.000 per kg kini naik menjadi Rp22.000 per kg, telur puyuh semula Rp23.000 per kg naik menjadi Rp24.000 per kg.
Begitu juga harga minyak goreng curah naik dari sebelumnya Rp10.000 per kg naik menjadi Rp11.000 per kg. Pedagang sayuran di Pasar Padangan, Sriati, 53, mengatakan (kok, nama narasumbernya sama dengan yng diatas), saat musim hujan komoditas sayuransepertikubis, kentang, dan wortel mudah membusuk apabila terkena air hujan. “Sayuran harus cepat laku. Kalau tidak akan cepat membusuk saat musim hujan seperti ini,” ujarnya.
Menurut Dadud, 60, petani di daerah bantaran Sungai Bengawan Solo, saat musim hujan seperti sekarang ia memilih menanam kacang tanah dan kacang hijau. “Tegalan di daerah bantaran Bengawan Solo ditanami kacang hijau dan kacang tanah,” ujarnya.
Petani lainnya di Desa Ngraho dan Beged, Kecamatan Gayam, mulai menanam padi di lahan persawahan di daerah bantaran Sungai Bengawan Solo. Sementara petani lainnya di Desa Cengungklung dan Katur, Kecamatan Kalitidu, tampak mulai memanen padi.
Muhammad Roqib
Kondisi ini dipengaruhi panen sayuran di sejumlah daerah penghasil, seperti di Magetan, Nganjuk, Kediri, dan Bojonegoro. Menurut pedagang sayuran di Pasar Tobo Purwosari, Sriati, 56, harga sayuran mulai turun sejak awal Januari. Pasokan sayuran yang sebelumnya terbatas kini juga melimpah di pasaran. “Petani sayuran di daerah Magetan, Kediri, Nganjuk, dan Bojonegoro, mulai panen. Melimpahnya pasokan sayuran ini membuat harga sayuran berangsur turun,” ujarnya.
Ia menyebutkan, harga kubis yang semula Rp6.000 per kilogram (kg) kini turun menjadi Rp4.000 per kg, harga buncis semula Rp6.000 per kg turun menjadi Rp3.000 per kg, harga wortel semula Rp10.000 per kg turun menjadi Rp9.000 per kg, dan harga kentang semula Rp11.000 per kg turun menjadi Rp10.000 per kg.
Sementara harga cabai merah besar semula Rp45.000 per kg kini juga berangsur turun menjadi Rp35.000 per kg, harga cabai keriting semula Rp30.000 per kg turun menjadi Rp26.000 per kg dan harga cabai hijau semula Rp70.000 per kg turun menjadi Rp60.000 per kg.
Untuk komoditas bahan pokok lainnya seperti beras cenderung stagnan, yakni harga beras kualitas sedang kisaran Rp8.500 per kg. Begitu pula harga daging sapi juga stabil di kisaran Rp85.000 per kg. Bahan pokok yang harganya naik, yakni telur dari semula Rp18.000 per kg kini naik menjadi Rp22.000 per kg, telur puyuh semula Rp23.000 per kg naik menjadi Rp24.000 per kg.
Begitu juga harga minyak goreng curah naik dari sebelumnya Rp10.000 per kg naik menjadi Rp11.000 per kg. Pedagang sayuran di Pasar Padangan, Sriati, 53, mengatakan (kok, nama narasumbernya sama dengan yng diatas), saat musim hujan komoditas sayuransepertikubis, kentang, dan wortel mudah membusuk apabila terkena air hujan. “Sayuran harus cepat laku. Kalau tidak akan cepat membusuk saat musim hujan seperti ini,” ujarnya.
Menurut Dadud, 60, petani di daerah bantaran Sungai Bengawan Solo, saat musim hujan seperti sekarang ia memilih menanam kacang tanah dan kacang hijau. “Tegalan di daerah bantaran Bengawan Solo ditanami kacang hijau dan kacang tanah,” ujarnya.
Petani lainnya di Desa Ngraho dan Beged, Kecamatan Gayam, mulai menanam padi di lahan persawahan di daerah bantaran Sungai Bengawan Solo. Sementara petani lainnya di Desa Cengungklung dan Katur, Kecamatan Kalitidu, tampak mulai memanen padi.
Muhammad Roqib
(ftr)