UK Petra Abadikan Nama Korban

Selasa, 13 Januari 2015 - 13:01 WIB
UK Petra Abadikan Nama...
UK Petra Abadikan Nama Korban
A A A
Penemuan flight data recorder (FDR) yang merupakan bagian dari kotak hitam AirAsia QZ-8501, kemarin pagi, menumbuhkan harapan sebagian keluarga dan kerabat penumpang pesawat nahas itu.

Mereka ingin penumpang lain ditemukan dalam keadaan hidup kendati harapan itu sangat kecil. Suasana hati ini tertangkap dari kebaktian dan doa penguatan keluarga penumpang AirAsia QZ-8501, di Entrance Hall lantai 2, Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya, kemarin. Lembaga pendidikan tinggi di Jalan Siwalankerto 121-131 ini ikut berduka lantaran ada mahasiswa dan alumni masuk daftar penumpang pesawat jurusan Surabaya-Singapura itu.

Empat mahasiswa itu, yakni Stephanie Gunawan, mahasiswi program manajemen pemasaran angkatan 2011; Elisabeth Youvita, mahasiswi program studi teknik industri angkatan 2012; Steven Gunawan, mahasiswa program studi manajemen keuangan angkatan 2013; dan Brian Youvito, mahasiswa program otomotif angkatan 2014.

Lima orang alumni, yakni Juanita Limantara, program studi sastra Inggris angkatan 2003; Ria Ratna Sari, program kepariwisataan angkatan 2005; Bob Hartanto Wijaya, program studi arsitektur angkatan 2007; Ruth Natalia Made Puspitasari, program manajemen perhotelan angkatan 2007; dan Christanto Leoma Hutama, program manajemen pemasaran angkatan 2010. Untuk alumni atas nama Ria Ratna Sari saat itu berpergian dengan anaknya, Keyla.

Ria juga tengah hamil tiga bulan. Jenazah Juanita Limantara, Ruth Natalia, dan Brian Youvito, sudah ditemukan dan dimakamkan. Di bagian atas foto ketiganya yang dipasang di aula kampus tertulis Rest In Peace (R.I.P). Sementara yang masih dinanti kepastian keberadaannya adalah Ria Ratna, Keyla, Bob Hartanto, Christanto Leoma Hutama, Stephanie, Elisabeth, dan Stephen Gunawan. Sivitas akademika menuliskan kata Missing pada foto mereka.

“Untuk yang belum ditemukan, kami berharap dengan mukjizat bisa ditemukan dalam keadaan hidup. Dalam evakuasi banyak yang belum ditemukan. Ria Ratna dan Keyla serta yang lain belum ditemukan. Kalau meninggal dan jenazahnya tidak ditemukan, Tuhan akan menemukan jenazah dan memilikinya,” kata Magdalena Pranata, salah seorang dosen di UK Petra. Magdalena yang juga menyebut dirinya sebagai Hamba Tuhan ini kemarin sempat pula memimpin doa bagi keluarga korban.

“Jasad yang rusak akan mengalami pemuliaan oleh Tuhan,” ujarnya. Pendeta Sterward William Moulds asal Inggris menekankan ke keluarga korban untuk kembali ke hati. Bersandar pada hati Tuhan atau hati alam. “Percaya pada hati untuk dapat hadapi masa depan. Orang yang tidak mengenal Tuhan tidak akan mampu, tidak kuat menghadapi bencana seperti ini.

Allah tidak berubah, tetap sama sebelum dan sesudah kejadian. Tetap menyayangi,” kata pendeta itu. Sejumlah alumni dan mahasiswa juga berkesempatan testimoni dalam kebaktian dan doa penguatan. Ayu Nirmala Putri Budi Susetija, mahasiswi Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen Pemasaran angkatan 2011, adalah salah satunya.

“Saya pertama kali kenal dengan Ko Chris (kakak Christanto Leoma Hutama) dan Stephanie Gunawan seperti keluarga. Tidak menyangka akan memiliki keluarga seperti mereka,” kata Ayu Nirmala mengawali testimoni. Gadis berambut lurus ini bertutur, awalnya bertengkar dengan Ko Chris karena sering dijatuhi hukuman. Chris ketika itu ketua Himapastra.

“Saya merasa Ko Chris orangnya kereng (galak) dan ternyata Ko Chris menjadi inspirasi buat saya. Ketika Ko Chris mencalonkan kembali sebagai ketua Himapastra, saya ikut (Himapastra). Ko Chris menjadi mentor,” ujar Ayu. Seraya sesenggukan, Ayu terus berkisah. Sosok Stephanie juga cukup berkesan, meski awalnya sempat bermusuhan. “Rumah kami hampir berdekatan. Saya di Citraland dan Stephanie di Pakuwon,” tuturnya.

Ayu dalam kesehariannya biasa memanggil Stephanie dengan sebutan Lol. Mereka pernah terlibat pertengkaran hebat di kantin kampus. Bahkan, tak sekadar perang mulut, tapi juga jambakjambakan . Melalui kegiatan kampus, mereka disatukan dalam kamar yang sama. Sejak saat itu terbangun keakraban. Setelah peristiwa jatuhnya pesawat, Ayu merasa kehilangan orang lain yang menjadi bagian keluarganya.

Semua sivitas akademika UK Petra berkesempatan menuliskan unek-uneknya pada secarik kertas, yang kemudian ditempel di bagian bawah foto mahasiswa dan alumni. “Namamu tetap dikenang sebagai aktivis. Tuhan menyertai,” begitu tulisan yang tertempel di bagian bawah foto Christanto Leoma Hutama.

“Foto kami pasang di kampus agar bisa dikenang. Kebetulan ini masih libur semester,” kata Rektor UK Petra Prof Rolly Intan. Kampus belum berpikir mengabadikan nama-nama mahasiswanya untuk nama ruangan di lembaga pendidikan itu. Hal yang baru dilakukan adalah mengabadikan nama mereka melalui tulisan dalam buku akan dicetak dan dibagi. Buku tersebut diharapkan bisa menginspirasi mahasiswa lainnya.

Soeprayitno
Surabaya
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1011 seconds (0.1#10.140)