Awal Ramadan, Pos Indonesia Salurkan Bansos PKH dan Program Sembako di Bogor
loading...

Kantor Pos KCU Bogor menyalurkan bansos bansos Program Sembako dan PKH. Pada triwulan pertama 2025 ini, PosIND menyalurkan bantuan tunai ini dengan alokasi untuk 32.743 KPM di seluruh wilayah Bogor. Foto/Dok. SindoNews
A
A
A
BOGOR - Mengawali Ramadan 1446 hijriah, ratusan warga datangi Kantorpos Bogor. Mereka ini adalah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang menerima bansos Program Sembako dan Program Keluarga Harapan (PKH). Pada triwulan pertama 2025 ini, PosIND menyalurkan bantuan tunai ini dengan alokasi untuk 32.743 KPM di seluruh wilayah Bogor.
Executive General Manager Kantor Pos KCU Bogor Sani Ginanjar mengatakan, penyaluran bansos PKH dan Program Sembako dilakukan dengan persiapan matang. Menurutnya KCU segera melakukan persiapan setelah menerima instruksi dari kantor pusat untuk pembayaran bansos, untuk kemudian dipelajari lebih dulu berdasarkan daflar yang diterima.
"Keluarga penerima bantuan sebanyak 32.743 KPM. Kemudian karena kita melihat jumlah yang begitu besar, maka kami tentunya mengadakan persiapan-persiapan antara lain kami mencetak Danom dan surat panggilan, membentuk satuan tugas, serta berkoordinasi dengan berbagai pihak seperti Dinas Sosial dan TKSK. Semua dilakukan untuk memastikan bantuan sampai ke tangan KPM secara aman dan tepat waktu," katanya dalam siaran tertulis, Kamis (13/3/2025).
Menurut Sani, tantangan terbesar adalah mengatur antrean di kantor pos utama. Mengingat penyaluran ini bersamaan dengan pembayaran uang pensiun dan operasi pasar.
Pihaknya juga mempelajari kasus-kasus yang untuk penyaluran yang belum terbayarkan. Sani berharap ke depannya program ini semakin baik ke depannya. "Kami juga mengandalkan metode door to door untuk menjangkau KPM yang berhalangan hadir, seperti lansia atau yang sedang dirawat di rumah sakit," ujarnya.
Asri Suhati, warga Bogor Timur, salah seorang penerima manfaat mengatakan, uang tersebut akan ia gunakan untuk biaya pendidikan kedua anaknya yang masih duduk di bangku SMA dan SMP. Asri yang pernah mengambil bansos melalui komunitas yaitu di rumah ketua RW, kali ini mengambil bansosnya di Kantorpos.
Menurutnya pelayanan di Kantorpos relatif cepat dan lancar. Bantuan uang ini sangat berarti bagi Asri khususnya untuk kebutuhan sekolah anak-anaknya. "Rasanya seperti beban sedikit terangkat," ujarnya.
Sementara itu, Susanti, yang menerima Bansos PKH sebesar Rp1.325.000 untuk periode tiga bulan, berbagi cerita tentang berartinya manfaat bantuan ini baginya.
Kebutuhan sekolah anak juga jadi prioritas Susanti ketika ditanya penggunaan uang bantuan yang diperolehnya. "Uang ini sangat membantu untuk kebutuhan sekolah anak-anak dan kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Saya berharap program ini bisa terus berjalan, karena banyak keluarga seperti saya yang sangat terbantu," ungkapnya.
Sementara itu, Atik, seorang petugas PT Pos Indonesia (PosIND) atau tepatnya juru bayar door to door di KCU Bogor, menceritakan pengalamannya yang penuh tantangan. "Kami sering harus berjalan jauh, bahkan di tengah hujan, untuk memastikan bantuan sampai ke tangan KPM. Dalam sehari, biasanya kami melayani 75-80 KPM, tergantung cuaca dan kondisi lapangan," jelasnya.
Cuaca yang tidak menentu memang menjadi tantangan sendiri. Namun kebahagiaan KPM adalah sumber semangat baginya dalam menyalurkan bantuan. "Melihat mereka tersenyum karena bantuan yang kami antar, itu adalah kebahagiaan yang tidak ternilai," tambahnya.
Menurut Atik, metode door to door sangat positif. Karena selain KPM tidak perlu ke luar rumah untuk mengambil atau mendapatkan haknya, juga memungkinkan tim untuk melakukan pengecekan langsung di lapangan.
"Kami bisa memastikan penerima masih tinggal di alamat yang tercatat atau tidak, sehingga bantuan tidak salah sasaran. Kalau untuk kita, kita bisa ngecek, ini orang memang benar-benar ada di tempat atau tidak, gitu kan. Karena kan banyak penemuan-penemuan tuh di wilayah pas door to door itu. Apa orang yang udah masih di situ, apa udah pindah, apa udah meninggal, atau belum, gitu loh," jelasnya.
Executive General Manager Kantor Pos KCU Bogor Sani Ginanjar mengatakan, penyaluran bansos PKH dan Program Sembako dilakukan dengan persiapan matang. Menurutnya KCU segera melakukan persiapan setelah menerima instruksi dari kantor pusat untuk pembayaran bansos, untuk kemudian dipelajari lebih dulu berdasarkan daflar yang diterima.
"Keluarga penerima bantuan sebanyak 32.743 KPM. Kemudian karena kita melihat jumlah yang begitu besar, maka kami tentunya mengadakan persiapan-persiapan antara lain kami mencetak Danom dan surat panggilan, membentuk satuan tugas, serta berkoordinasi dengan berbagai pihak seperti Dinas Sosial dan TKSK. Semua dilakukan untuk memastikan bantuan sampai ke tangan KPM secara aman dan tepat waktu," katanya dalam siaran tertulis, Kamis (13/3/2025).
Menurut Sani, tantangan terbesar adalah mengatur antrean di kantor pos utama. Mengingat penyaluran ini bersamaan dengan pembayaran uang pensiun dan operasi pasar.
Pihaknya juga mempelajari kasus-kasus yang untuk penyaluran yang belum terbayarkan. Sani berharap ke depannya program ini semakin baik ke depannya. "Kami juga mengandalkan metode door to door untuk menjangkau KPM yang berhalangan hadir, seperti lansia atau yang sedang dirawat di rumah sakit," ujarnya.
Asri Suhati, warga Bogor Timur, salah seorang penerima manfaat mengatakan, uang tersebut akan ia gunakan untuk biaya pendidikan kedua anaknya yang masih duduk di bangku SMA dan SMP. Asri yang pernah mengambil bansos melalui komunitas yaitu di rumah ketua RW, kali ini mengambil bansosnya di Kantorpos.
Menurutnya pelayanan di Kantorpos relatif cepat dan lancar. Bantuan uang ini sangat berarti bagi Asri khususnya untuk kebutuhan sekolah anak-anaknya. "Rasanya seperti beban sedikit terangkat," ujarnya.
Sementara itu, Susanti, yang menerima Bansos PKH sebesar Rp1.325.000 untuk periode tiga bulan, berbagi cerita tentang berartinya manfaat bantuan ini baginya.
Kebutuhan sekolah anak juga jadi prioritas Susanti ketika ditanya penggunaan uang bantuan yang diperolehnya. "Uang ini sangat membantu untuk kebutuhan sekolah anak-anak dan kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Saya berharap program ini bisa terus berjalan, karena banyak keluarga seperti saya yang sangat terbantu," ungkapnya.
Sementara itu, Atik, seorang petugas PT Pos Indonesia (PosIND) atau tepatnya juru bayar door to door di KCU Bogor, menceritakan pengalamannya yang penuh tantangan. "Kami sering harus berjalan jauh, bahkan di tengah hujan, untuk memastikan bantuan sampai ke tangan KPM. Dalam sehari, biasanya kami melayani 75-80 KPM, tergantung cuaca dan kondisi lapangan," jelasnya.
Cuaca yang tidak menentu memang menjadi tantangan sendiri. Namun kebahagiaan KPM adalah sumber semangat baginya dalam menyalurkan bantuan. "Melihat mereka tersenyum karena bantuan yang kami antar, itu adalah kebahagiaan yang tidak ternilai," tambahnya.
Menurut Atik, metode door to door sangat positif. Karena selain KPM tidak perlu ke luar rumah untuk mengambil atau mendapatkan haknya, juga memungkinkan tim untuk melakukan pengecekan langsung di lapangan.
"Kami bisa memastikan penerima masih tinggal di alamat yang tercatat atau tidak, sehingga bantuan tidak salah sasaran. Kalau untuk kita, kita bisa ngecek, ini orang memang benar-benar ada di tempat atau tidak, gitu kan. Karena kan banyak penemuan-penemuan tuh di wilayah pas door to door itu. Apa orang yang udah masih di situ, apa udah pindah, apa udah meninggal, atau belum, gitu loh," jelasnya.
Lihat Juga :
(poe)