Anggaran Pelatihan Kerja Capai Rp6 Miliar
A
A
A
BOJONEGORO - Program pelatihan kerja dan wirausaha bagi 12.000 peserta di Kabupaten Bojonegoro dianggarkan sebesar Rp6 miliar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBD) 2015.
Pelatihan yang akan dimulai pada 15 Januari 2015 di Kecamatan Gayam ini bertujuan mengantisipasi membeludaknya pengangguran baru setelah proyek minyak dan gas bumi (migas) Banyu Urip Blok Cepu selesai pada Februari 2015. Sedikitnya ada 6.000 pekerja proyek migas Banyu Urip Blok Cepu yang akan diberhentikan.
Menurut Kepala Disnakertransos Kabupaten Bojonegoro, Adie Witjaksono, anggaran senilai Rp6 miliar itu akan dipakai untuk membiayai kegiatan pelatihan kerja dan wirausaha di semua wilayah kecamatan di Bojonegoro. Pelatihan kerja dan wirausaha yang diberikan cukup beragam mulai dari tukang cukur rambut, tata rias, perbengkelan, pertukangan, hingga pelatihan membuat bakso dan mie ayam.
Sedikitnya ada 21 jenis pelatihan kerja yang akan diberikan. Menurut Adie, peserta pelatihan meliputi tenaga produktif berusia 17 tahun ke atas dan berasal dari semua desa dan kecamatan di Bojonegoro. Kemudian, pelatihan kerja akan diadakan di kantor kecamatan atau balai desa sesuai dengan kesepakatan antara peserta pelatihan dan pemateri pelatihan. “Namun kali ini peserta pelatihan hanya dibekali ilmu dan keterampilan. Mengenai alat dan permodalan tidak diberikan. Sebab, anggarannya tidak mencukupi,” ujarnya.
Menurut mantan camat Margomulyo itu, pelatihan kali ini merupakan puncak tertinggi dari tahun-tahun sebelumnya karena biasanya Disnakertransos hanya mengadakan pelatihan bagi 100 orang per tahun. Sedangkan tahun ini bisa mencapai 12.000 orang. Ia menambahkan, program ini akan dilaksanakan selama setahun mulai pertengahan Januari sampai akhir Desember 2015. ”Peminatnya cukup banyak karena saat ini saja sudah lebih dari 2.000 peserta mendaftar ke Disnakertransos,” tuturnya.
Sementara itu menurut Kepala Bidang Pengembangan Penempatan Kerja dan Trasmigrasi Disnakertransos Bojonegoro, Joko Santoso mengatakan, pelatihan tersebut akan dilaksanakan selama enam hingga dua belas hari atau menyesuaikan jenis pelatihan yang diikuti peserta. ”Tempat yang akan dijadikan pelatihan yakni dari desa peserta yang banyak pengikutnya,” ujar Joko.
Sementara itu Amalia Qoriah, 25, warga Desa/Kecamatan Purwosari, mengaku tertarik mengikuti kegiatan pelatihan kerja tersebut. Ia ingin mengikuti pelatihan tata rias. “Kalau kursus tata rias biayanya cukup mahal. Mumpung ada pelatihan gratis ya saya ikut,” ujarnya.
Muhammad Roqib
Pelatihan yang akan dimulai pada 15 Januari 2015 di Kecamatan Gayam ini bertujuan mengantisipasi membeludaknya pengangguran baru setelah proyek minyak dan gas bumi (migas) Banyu Urip Blok Cepu selesai pada Februari 2015. Sedikitnya ada 6.000 pekerja proyek migas Banyu Urip Blok Cepu yang akan diberhentikan.
Menurut Kepala Disnakertransos Kabupaten Bojonegoro, Adie Witjaksono, anggaran senilai Rp6 miliar itu akan dipakai untuk membiayai kegiatan pelatihan kerja dan wirausaha di semua wilayah kecamatan di Bojonegoro. Pelatihan kerja dan wirausaha yang diberikan cukup beragam mulai dari tukang cukur rambut, tata rias, perbengkelan, pertukangan, hingga pelatihan membuat bakso dan mie ayam.
Sedikitnya ada 21 jenis pelatihan kerja yang akan diberikan. Menurut Adie, peserta pelatihan meliputi tenaga produktif berusia 17 tahun ke atas dan berasal dari semua desa dan kecamatan di Bojonegoro. Kemudian, pelatihan kerja akan diadakan di kantor kecamatan atau balai desa sesuai dengan kesepakatan antara peserta pelatihan dan pemateri pelatihan. “Namun kali ini peserta pelatihan hanya dibekali ilmu dan keterampilan. Mengenai alat dan permodalan tidak diberikan. Sebab, anggarannya tidak mencukupi,” ujarnya.
Menurut mantan camat Margomulyo itu, pelatihan kali ini merupakan puncak tertinggi dari tahun-tahun sebelumnya karena biasanya Disnakertransos hanya mengadakan pelatihan bagi 100 orang per tahun. Sedangkan tahun ini bisa mencapai 12.000 orang. Ia menambahkan, program ini akan dilaksanakan selama setahun mulai pertengahan Januari sampai akhir Desember 2015. ”Peminatnya cukup banyak karena saat ini saja sudah lebih dari 2.000 peserta mendaftar ke Disnakertransos,” tuturnya.
Sementara itu menurut Kepala Bidang Pengembangan Penempatan Kerja dan Trasmigrasi Disnakertransos Bojonegoro, Joko Santoso mengatakan, pelatihan tersebut akan dilaksanakan selama enam hingga dua belas hari atau menyesuaikan jenis pelatihan yang diikuti peserta. ”Tempat yang akan dijadikan pelatihan yakni dari desa peserta yang banyak pengikutnya,” ujar Joko.
Sementara itu Amalia Qoriah, 25, warga Desa/Kecamatan Purwosari, mengaku tertarik mengikuti kegiatan pelatihan kerja tersebut. Ia ingin mengikuti pelatihan tata rias. “Kalau kursus tata rias biayanya cukup mahal. Mumpung ada pelatihan gratis ya saya ikut,” ujarnya.
Muhammad Roqib
(ftr)