Antisipasi Banjir, Sungai Dibersihkan
A
A
A
PASURUAN - Sedikitnya 250 anggota Banser Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Pasuruan menggelar aksi peduli lingkungan membersihkan aliran muara Sungai Welang, Kecamatan Kraton.
Di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Welang ini kerap menjadi langganan banjir pada saat musim hujan tiba. Aksi peduli lingkungan Banser Tanggap Bencana (Bagana) Kabupaten Pasuruan yang bergotong royong dengan masyarakat sekitar sebagai upaya mengantisipasi potensi bencana banjir. Mereka terjun langsung ke Sungai Welang dan anak-anak sungainya menormalkan aliran arus sungai yang dipenuhi sampah.
Selain menyebar di sepanjang aliran sungai, puluhan anggota Bagana juga menyusuri sungai dengan perahu motor. Selain memungut sampah yang berserakan di sepanjang aliran, juga mengepres gundukan tanah yang menghambat arus sungai.
“Bersih-bersih sungai ini sebagai upaya mengurangi risiko bencana banjir. Kalau arus lancar tanpa halangan, tidak akan terjadi luapan banjir,” kata M Farid Syauqi, Ketua Pengurus Cabang (PC) GP Ansor Kabupaten Pasuruan.
Menurut Farid, setiap tahun pada musim hujan di sepanjang bantaran Sungai Welang itu kerap kebanjiran. Bahkan meski di sekitar sungai tidak turun hujan, Sungai Welang tetap meluap karena air kiriman dari daerah hulu sungai yang berada di wilayah Pegunungan Bromo.
Tidak jarang luapan Sungai Welang ini tumpah hingga ke jalur pantura yang menghubungkan Surabaya-Banyuwangi. Tak pelak, jalur ekonomi utama di Jawa Timur itu pun lumpuh karena terputus oleh genangan air. Kendaraan penumpang atau barang terpaksa harus memutar melalui jalur selatan Pasuruan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan, Yudha Triwidya Sasongko, mengapresiasi atas peran aktif kelompok masyarakat yang peduli lingkungan. Menurutnya, upaya ini merupakan bentuk preventif dari masyarakat terhadap ancaman bencana yang bisa datang sewaktu-waktu.
“Kami merespons positif kegiatan Bagana. Selain mengurangi risiko bencana banjir, sekaligus melakukan proses penyadaran masyarakat untuk menjaga sungainya. Baik dengan tidak membuang sampah sembarangan maupun membersihkan aliran sungai dari sumbatan,” ujar Yudha Triwidya Ssongko.
Arie Yoenianto
Di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Welang ini kerap menjadi langganan banjir pada saat musim hujan tiba. Aksi peduli lingkungan Banser Tanggap Bencana (Bagana) Kabupaten Pasuruan yang bergotong royong dengan masyarakat sekitar sebagai upaya mengantisipasi potensi bencana banjir. Mereka terjun langsung ke Sungai Welang dan anak-anak sungainya menormalkan aliran arus sungai yang dipenuhi sampah.
Selain menyebar di sepanjang aliran sungai, puluhan anggota Bagana juga menyusuri sungai dengan perahu motor. Selain memungut sampah yang berserakan di sepanjang aliran, juga mengepres gundukan tanah yang menghambat arus sungai.
“Bersih-bersih sungai ini sebagai upaya mengurangi risiko bencana banjir. Kalau arus lancar tanpa halangan, tidak akan terjadi luapan banjir,” kata M Farid Syauqi, Ketua Pengurus Cabang (PC) GP Ansor Kabupaten Pasuruan.
Menurut Farid, setiap tahun pada musim hujan di sepanjang bantaran Sungai Welang itu kerap kebanjiran. Bahkan meski di sekitar sungai tidak turun hujan, Sungai Welang tetap meluap karena air kiriman dari daerah hulu sungai yang berada di wilayah Pegunungan Bromo.
Tidak jarang luapan Sungai Welang ini tumpah hingga ke jalur pantura yang menghubungkan Surabaya-Banyuwangi. Tak pelak, jalur ekonomi utama di Jawa Timur itu pun lumpuh karena terputus oleh genangan air. Kendaraan penumpang atau barang terpaksa harus memutar melalui jalur selatan Pasuruan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan, Yudha Triwidya Sasongko, mengapresiasi atas peran aktif kelompok masyarakat yang peduli lingkungan. Menurutnya, upaya ini merupakan bentuk preventif dari masyarakat terhadap ancaman bencana yang bisa datang sewaktu-waktu.
“Kami merespons positif kegiatan Bagana. Selain mengurangi risiko bencana banjir, sekaligus melakukan proses penyadaran masyarakat untuk menjaga sungainya. Baik dengan tidak membuang sampah sembarangan maupun membersihkan aliran sungai dari sumbatan,” ujar Yudha Triwidya Ssongko.
Arie Yoenianto
(ftr)